Mendadak Honeymoon

16.1K 594 49
                                    

Sepuluh hari pasca dirawat dirumah sakit, akhirnya hari ini Richard diperbolehkan pulang kerumah. Berbagai persiapan telah diatur oleh Radit dan Aura untuk kepulangan Richard kerumah.

"Dit, gak usah lebay deh! Yang ketembak di dada, ngapain kamu bawain aku kursi roda segala? Memangnya aku lumpuh apa?" Gerutu Richard saat Radit menyuruhnya duduk diatas kursi roda.

"Dasar ge er kamu! Ini juga kalau bukan Aura yang suruh, gak bakalan aku mau repot repot! Songong banget sih lu! Baru aja Aura baik sama kamu, aku yang manajer setia langsung dicuekin dan disalahin melulu!" sahut Radit dengan sewot.

"Kamu cemburu sama Aura, dit?" Tanya Richard menggoda Radit membuat Radit meringis dan bergidik ngeri.

"AKU MASIH NORMAL, RICHARD!!! Jijik banget deh denger omonganmu tadi!!" sahut Radit bertambah sewot sementara Richard langsung tertawa terbahak bahak sambil memegang dadanya yang masih kadang terasa nyeri.

"Rich! Dokter bilang kau tak boleh melakukan aktivitas yang memicu pergerakan otot otot dadamu secara berlebihan. Jadi, sudah dulu tertawanya," tiba tiba Aura masuk kedalam ruangan dan memperingatkan Richard.

"Upps!! I'm sorry angel. Si Radit nih yang memicu tawaku barusan," jawab Richard sambil menaikkan dagunya seolah menunjuk kearah Richard.

"Nah! Mulai lagi, well!! Aku kambing hitamnya, kamu penggembalanya!" Gerutu Radit kemudian dengan sewot melangkah keluar ruang perawatan Richard diiringi kekehan tawa Richard juga gelengan kepala Aura yang melihat tingkah konyol dua pria di hadapannya ini.

"Oke! Oke! Cukup bercandanya. Sekarang, ayo kita pulang," ajak Aura kemudian berniat membantu Richard naik diatas kursi roda.

"Tidak perlu, angel. Aku bahkan sudah kuat untuk berjalan sampai ke area parkir," jawab Richard menolak menggunakan kursi roda.

"Yakin?" Tanya Aura ragu.

"Yap! Sangat yakin," jawab Richard yang sebenarnya merasa senang karena dengan ia berjalan, otomatis Richard bisa terus meraskaan pegangan tangan Aura di lengannya dan posisi tubuh mereka yang begitu dekat. (Modus!! Gak Kevin, gak Richard sama aja!!😜😝)

*******************

Jason masih berdiri tegap didepan seseorang yang kini tertunduk duduk dengan posisi tubuh terikat kuat pada kursi yang didudukinya. Seluruh tubuh orang tersebut penuh lebam dan luka luka akibat ulah anak buah Jason yang menangkapnya dengan cara kekerasan karena orang tersebut memberontak.

"Apa kalian akan menyiksaku lagi seperti dulu?" Tanya orang itu yang tak lain adalah Ravi, orang yang menembak Richard.

"Aku tidak tahu, yang pasti, tuan Kevin sedang dalam perjalanan menuju kemari," jawab Jason masih berdiri persis didepan Ravi sambil melipat kedua tangannya didada.

"Bunuh saja aku sekarang! Lagipula dendamku juga sudah terbalas. Adik ipar Kevin tercinta pasti juga sudah tenang dialam sana," sahut Ravi dengan seringai liciknya.

"Kau begitu yakin kalau adik iparku itu sudah mati?" Tiba tiba suara bariton khas seorang Kevin menggema didalam ruangan kosong yang terlihat mirip seperti gudang tua tak terpakai.

"Hai Kev, akhirnya kau datang juga. Apa kau kesini ingin membunuhku? Cepatlah bunuh aku!" Ucap Ravi masih bisa tersenyum dengan liciknya.

"Aku takkan pernah mau mengotori tanganku hanya untuk membunuhmu! Bahkan kali ini, biar korbanmu saja yang akan memberi pelajaran padamu," ucap Kevin sambil melirik kearah pintu. Tak lama berselang, muncullah seseorang yang sebenarnya sudah datang bersama Kevin.

"Dia? Masih hidup?" Gumam Ravi menatap heran karena menyaksikan saat ini Richard sedang berdiri di hadapannya.

"Anda pasti heran mengapa saya bisa berada disini dan masih bernafas. Tapi sebaiknya, hilangkan keherananmu dan fokuslah pada detik detik terakhirmu di dunia ini," ucap Richard menyeringai sinis.

Married With An ActorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang