Losing My Love

11.7K 574 52
                                    

Aura POV

Aku masih terdiam dalam lamunanku saat rintik hujan turun menyertai perjalananku menuju ke Bandung. Kutolehkan kepalaku melihat kearah Jason yang duduk disampingku dengan sikap tegap layaknya seorang bodyguard dan juga kearah dua orang bodyguard lainnya yang salah satunya sedang duduk dibalik kemudi, kemudian satunya lagi, bersikap sama seperti sikap yang Jason lakukan. Ya! Tiga orang bodyguard berbadan besar inilah yang akan memastikan bahwa aku benar benar sampai ke Bandung. Ke perkebunan milik Kak Milli. Aku akan tinggal disana dan mengurus perkebunan itu sesuai perintah kak Kevin. Mengapa kusebut sebagai perintah? Bukannya permintaan? Karena kak Kevin sama sekali tak menggubris permohonanku. Tak menggubris keinginanku. Keinginanku untuk menghubungi Richard. Mengatakan padanya bahwa mereka telah mensabotase hubungan kami. Mereka yang entah siapa sebenarnya, telah merencanakan ini semua agar kami berpisah.

Richard.........
Dimana kau sekarang? Apakah pernikahanmu dengan Stella sudah terlaksana? Apakah kau juga memikirkanku seperti aku memikirkanmu? Aku sangat ingin menghubungimu, tapi.... aku bahkan tak bisa menemukan dimana ponselku saat aku telah bangun dari ketidaksadaranku kemarin. Keputusanku untuk memaksamu menikah dengan Stella rupanya telah dimanfaatkan oleh mereka yang tak pernah merestui kita. Perasaan tak setujumu bahkan sudah kau ungkapkan padaku. Namun aku justru mengelak hingga pada akhirnya inilah yang terjadi. Satu satunya harapanku adalah, semoga kau masih teguh akan cintamu padaku. Dan akan mencariku kemanapun hingga suatu saat kita bisa bertemu dalam keadaan yang tak serumit ini...
Maafkan aku, Rich......

Richard POV

Aura......
Aku menghembuskan nafasku dengan sangat berat. Seolah aku telah kehilangan separuhnya karena kepergian Aura. Dimana dia? Dan benarkah dia yang mengirim surat itu padaku? Aku rasa bukan dia orangnya! Dia bukanlah tipe wanita yang tidak konsekuen seperti itu. Dia wanita berprinsip, mandiri dan tegas. Hal itulah yang membuatku cinta mati padanya.

Kupandangi deretan awan yang terlihat didepan mataku dari jendela pesawat yang akan membawaku kembali ke Indonesia. Kembali pada belahan jiwaku. Kembali pada istriku dan kembali pada hidupku yang sebenarnya. Dan aku telah memutuskan takkan lagi kembali ke dunia yang penuh kepalsuan dan kepura puraan seperti yang keluargaku jalani selama ini.

Yah, palsu dan pura pura! Papa dan mama yang hanya mementingkan gelar dan kekayaan hingga harus berpura pura mengatakan pada dunia bahwa aku akan menikah dengan perempuan gila itu. Dan beruntungnya, aku hanya hampir menikah! Belum benar benar menikah! Without my angel, no wedding! No party!! Dan aku telah membuktikan ucapanku.

Flashback

"Papa, aku tegaskan kepada kalian, AKU TIDAK AKAN MENIKAH TANPA KEHADIRAN AURA!!!!"

"Richard!! Kau tak bisa seenaknya berkata seperti itu. Kau lihat, berapa banyaknya tamu yang kini tengah hadir menyaksikan pernikahan ini. Mereka semua berasal dari kalangan terpandang. Jangan buat keluarga kita menjadi malu dengan tingkahmu ini!" Ucap papa memperingatkanku.

"Aku tidak perduli tentang itu semua, pa! Yang aku mau hanyalah kehadiran Aura! Atau......,"

"Okey!! Fine!! Kita akan bawa Aura, tapi papa mohon, lakukan dulu upacaranya," jawab papa namun tidak menggoyahkan keputusanku.

"No Aura, No Wedding!!!" Sahutku tegas.

"Rich!!! C'mon!!!" Mama menimpali dengan wajah memohon.

"Okey, hadirin sekalian!! Maaf atas ketidaknyamanan ini. Sebenarnya, bukan kalian saja yang merasakan ketidaknyamanan ini, tapi justru disini... saya lebih merasa tidak nyaman. Oleh karena itu, saya hanya ingin menyampaikan pada kalian bahwa.....pernikahan ini tidak akan terjadi, tidak akan terlaksana! Karena pernikahan ini hanyalah sebuah kamuflase. Sekian dari saya. Terima kasih!!!" Teriakku dengan lantang membuat seluruh tamu undangan terperangah tidak percaya.

Married With An ActorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang