Big Surprise

12.5K 535 35
                                    

"Bagaimana perkembangannya, dokter?" Tanya seorang pria paruh baya kepada seorang dokter spesialis kejiwaan yang kini tengah menangani kondisi putri semata wayangnya.

"Sebenarnya kondisinya cukup stabil. Hanya saja, terkadang bila mimpi buruk itu datang, ia masih belum bisa mengontrol emosinya. Saya bahkan cukup salut dengan kejiwaan putri anda. Ia hanya mengalami depresi ringan tidak seperti kebanyakan korban perkosaan lainnya. Walau, kondisinya juga tidak bisa dibilang baik baik saja," jelas sang dokter membuat tangan pria tersebut mengepal dengan keras.

"Dengarkan aku, dokter!!! Aku minta kau jangan mengungkit ungkit masalah perkosaan itu. Aku hanya bertanya bagaimana perkembangan kondisi putriku. Jadi, lakukan saja tugasmu dan kunci mulutmu rapat rapat atau kau ingin kariermu tamat sampai disini," pria tersebut dengan emosi mencengkram kerah kemeja sang dokter dan menatapnya dengan tajam. Sementara sang dokter yang merasa kelepasan bicara, hanya bisa diam tanpa melawan.

*************************

Aura dan Richard sampai di bandara John F Kennedy setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 21 jam lamanya. Perjalanan panjang namun tak membuat mereka lelah karena sepanjang perjalanan mereka isi dengan obrolan, candaan hingga tertidur bersama.

Sesampainya di bandara, sebuah black limousine sudah menunggu mereka untuk membawa Richard dan Aura menuju kediaman Richard yang terletak di kawasan Brooklyn, Ocean Hills. Walau keluarga Richard rata rata bergelar Count dan Countness, namun kehidupan mereka tidak terlihat mencolok seperti kaum bangsawan pada umumnya. Namun tetap tidak bisa dipungkiri bahwa keluarga Dawson Sky sangat dikenal di kota New York.

Ocean Hills, 280888, Brooklyn

Sebuah kediaman yang bisa disebut sebagai semi palace dilihat dari luas bangunan yang tidak bisa dibilang biasa. Mata Aura pun sama sekali tidak berkedip saat melihat kediaman milik keluarga Richard yang sebenarnya. Rupanya selama ini, sang suami benar benar rela meninggalkan semua kemewahan yang ia miliki demi untuk mewujudkan mimpinya. Sebuah pembelajaran baik bagi Aura dimana bila kita ingin mewujudkan mimpi kita, terkadang kita harus rela melepaskan dan mengorbankan sesuatu yang berharga yang kita miliki.

"Angel, setelah menjenguk mama, kita akan berkunjung ke Manhattan, ke apartemen dan butikmu," ucapan Richard meyadarkan lamunan Aura.

"Uhm, ya, Rich. Tidak perlu terburu buru. Bukankah sudah bertahun tahun kau tak pulang kerumah," jawab Aura.

"Aku bahkan merasa rumah besar itu sebagai sangkar emas yang menyiksaku," ucap Richard lirih membuat Aura harus menghela nafas.

"Tapi, bila didalam rumah besar itu ada diriku disana, apa kau masih bisa mengatakan bahwa rumah besar itu adalah sangkar emas buatmu?" Goda Aura sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Richard. Seketika Richardpun menyunggingkan senyumnya mendengar ucapan Aura.

"Bisa jadi, sangkar emas yang berubah menjadi surga dunia, angel," bisik Richard kemudian dengan gemas mengecup bibir Aura.

"Selalu mencuri kesempatan," protes Aura cemberut.

"That's my vitamins, angel," bisik Richard kemudian dengan penuh kasih sayang, ia pun menggandeng tangan Aura menuruni black limousine yang kini telah terparkir rapi tepat didepan pintu mansion mewah milik keluarga Richard.

"Selamat datang, count and countness," sambut seorang kepala pelayan yang bernama Morris.

"Apa kabarmu, Morris. Lama tidak berjumpa denganmu, rupanya tidak banyak perubahan dalam dirimu," ucap Richard pada pelayannya yang telah setia mengabdi berpuluh puluh tahun di keluarganya ini.

"Justru anda yang banyak perubahan, tuan muda. Anda terlihat semakin tampan dan terlihat bersinar lewat ekspresi wajah anda," sahut Morris melihat perbedaan yang mencolok dari raut wajah Richard beberapa tahun yang lalu.

Married With An ActorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang