Donghae

298 32 4
                                    

Rasanya seperti di novel Lima Sekawan.

Ya ya, aku ini memang angkatan tua, tapi jangan remehkan selera bacaanku sewaktu aku kecil, ya. Aku ini suka banget baca novel-novel Sherlock Holmes,  Lima Sekawan, Goosebumps, juga komik-komik detektif seperti Conan dan Kindaichi. Jadi, bisa dibilang otak cerdasku ini sering diasah lewat novel dan komik seperti itu.

Keren kan?

Kembali ke masalah aku yang merasa seperti sedang berada di novel Lima Sekawan, aku nggak bohong saat aku mengatakan bahwa aku nyaris menari hula ketika menemukan lubang besar di langit-langit kamar mandi. Seperti memenangkan lotere. 

Lebay? Ya. Aku ini memang manusia ter-lebay, kok. Yuri sendiri sering banget ngatain aku begitu, dan sebagai kakak yang baik, aku hanya bisa mengelus dada sambil menghela napas. Biarin, yang penting, aku ini ganteng.

Hehehe.

Menemukan lubang besar itu membuka banyak sekali peluang bagiku. Aku jadi mampu untuk membuat berbagai kemungkinan trik yang digunakan pelaku saat mencuri liontin milik Yoona, dan mungkin juga, menebar teror antara pengurus rumah ini.

Tapi, aku nggak langsung menyelidiki lubang di langit-langit kamar mandi itu, berhubung aku harus mencuci sepatuku yang kotor dan bau. Aku memutuskan untuk melakukannya nanti malam.

Intinya sih, biar penyelidikanku berlangsung dengan lebih khusyu, gitu.

Saat ini, aku, Yuri dan Yoona tengah berkumpul bersama asisten rumah tangga yang lain. Ada Namjoon, pemuda berbadan besar dengan garis wajah yang keras tapi sifatnya mirip seorang pelawak. Dia adalah koki di rumah ini, di temani oleh asistennya yang culun bernama Jinki. Baru kali ini aku bertemu seorang satpam dengan muka yang cantik banget. Oke, namanya Kyungsoo, dan dia cowok, tapi dia memiliki muka yang cantik dan mulus bak model. Rasanya aku nggak bisa melihat setitikpun jerawat di wajahnya. Berbanding terbalik dengan rekan sesama satpamnya, Amber, yang seorang cewek tulen tapi memiliki tampang dan perawakan yang mirip cowok. Terakhir, satu-satunya asisten rumah tangga di rumah ini yang berhasil menarik perhatianku adalah Bora, cewek berbadan seksi yang bertugas mengurus tugas cuci pakaian di rumah ini. Aku heran kenapa cewek seperti dia malah memilih untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga, padahal, dia memiliki modal yang cukup untuk menjadi seorang model. 

Kami berkumpul di konter dapur belakang karena jujur saja, menurutku ini adalah satu-satunya tempat yang rada normal di rumah ini. Nggak terasa terlalu janggal, nggak terasa terlalu luas dan dingin. 

"Seperti yang kalian semua ketahui, liontinku hilang kemarin hari. Dua orang ini , Donghae dan Yuri, adalah temanku sekaligus yang akan membantuku menemukan kembali liontin itu." kata Yoona, membuka percakapan.

"Liontin yang dicuri." sambung Yuri. "Dan pelakunya mungkin ada di antara kita."

Aku bisa melihat dengan jelas raut wajah terkejut dari ke-lima asisten rumah tangga itu. 

"Anu, soal liontin nona yang hilang, kami sudah tahu. Tapi... dicuri?" tanya Bora, dan aku berusaha keras untuk nggak mengedip kearahnya yang sesekali melirikku sedari tadi.

"Mana mungkin ada pencuri masuk kesini, nona." sambar Kyungsoo.

"Mataku pasti bisa melihat dengan jelas jika ada pencuri masuk ke rumah ini. Aku menjaga rumah ini siang dan malam, 24 jam, kadang tanpa tidur, dan nggak pernah ada satupun lalat yang berani masuk kedalam rumah ini tanpa sepengetahuanku." Amber melanjutkan perkataan Kyungsoo yang langsung disusul dengan sebuah anggukan penuh semangat dari cowok itu.

"Aku tahu, Amber, kau memang baik dalam menjaga rumah ini. Tidak ada pencuri yang masuk, hanya saja--"

"Pencurinya itu salah satu dari kita yang sekarang berkumpul di ruangan ini." sahut Yuri ketus. "Dan asal kalian semua tahu saja, dua rekan kalian yang bernama Seulgi dan Jongin saat ini tengah berada di rumah sakit gara-gara liontin itu."

The Lost Diadem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang