Donghae

210 25 0
                                    

Aku sayang Yuri.

Oke, aku memang jarang banget mengatakan hal ini kepada adikku yang judes itu, tapi aku selalu menyayanginya. Sejak ibu kami meninggal dan ayah kami yang brengsek kabur, aku merasa bahwa Yuri sepenuhnya adalah tanggung jawabku dan aku harus selalu melindunginya. Dan ya, aku sangat menyayangi adikku.

Plus, adikku itu berhasil membangkitkan semangatku yang sebelumnya sudah nyaris meredup. Aku berhutang banyak padanya.

Nah, sekarang waktunya bagiku untuk memulai pertunjukkan hipotesis di depan semua orang yang ada di rumah ini. Berhubung ruang utama masih berantakan gara-gara lampu gantung jumbo yang jatuh itu, kami akhirnya berkumpul di ruang tamu. Lampu kembali menyala tepat saat ayahnya Yoona kembali dari rumah sakit bersama Namjoon dan Jinki. 

Bagus, itu artinya aku nggak perlu gelap-gelapan lebih lama lagi.

Oh, dan dengan kami maksudku semua orang yang ada di rumah ini, termasuk si nenek yang menggerutu karena sudah dibangunkan subuh-subuh. Well, sebenarnya sekarang sudah jam empat pagi sih, tapi ya, memang masih subuh.

"Sebaiknya kamu melakukan sesuatu yang berguna karena sudah membangunkanku." kata si nenek, dan rasanya aku sudah mulai terbiasa dengan gaya bicaranya yang angkuh. 

"Saya janji saya nggak akan mengecewakan anda, nyonya Im." balasku, memasang senyum penuh wibawa andalanku. Oh, you can bet on me, old lady.

Sebelum aku mulai, aku memastikan sekali lagi bahwa semuanya sudah berkumpul. Yup, nggak ada yang kurang satupun, itu berarti aku sudah bisa memulainya sekarang.

Ngomong-ngomong, kurasa kalian harus tahu cerita ini dari sudut pandang Yuri, deh. Aku nggak akan bisa menceritakannya dari sudut pandangku secara jelas--karena aku terlalu sibuk dengan hipotesisku, tentu saja--jadi kurasa Yuri bisa menceritakan semuanya dengan lebih jelas.

Hehehe.

But anyway, it's show time baby.

The Lost Diadem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang