Bersamamu bahagia

82 5 0
                                    

Ran tiba di rumah. Dia berjalan dan memasuki kamar. Sebelum memasuki kamar. Mama bertanya.

"Ada apa?" tanya Mama
"Tak ada apa-apa Ma." lirih Ran

Ran berbaring di ranjang nya. Lagi-lagi Rizky. Tak ada yang bisa kau lakukan. Dia sudah nyerah. Tak ada lagi celah bukan? Mengapa kamu tak mengatakan semua nya dari awal Riz? Kalau kamu mengatakan nya, pasti aku berusaha untuk mencintai orang yang mencintai setulus hati bukan? Tapi, mengapa aku terlalu bodoh, mengapa aku peka pada orang yang sudah menyia-nyiakan rasa kepedulian ku padanya? Aku masih terlalu polos dan lembek. Untuk bertahan pada pilihan itu sulit. Apalagi pilihan itu mulai menjauh? Akan sangat sulit bukan? Apa yang harus aku lakukan. Tuhan bantu aku.

***

Hening. Perasaan apakah ini? Sebentar. Ada yang mengetuk pintu.

"Ran sayang, kamu sudah tidur?" tanya Mama
"Belum Ma. Kenapa?" tanya Ran membuka pintu kamar nya
"Itu di luar ada Rizky. Samperin sana. Kayak nya dia banyak masalah. Ajak ngomong ya. Oh ya, Mama sama Papa mau pergi dulu ke rumah Tante Reni, kamu di rumah saja dengan Fathur." jelas Mama
"Oke Ma." balas Ran

Ran meraih ponsel dan sweater nya. Di luar hujan. Sangat deras. Apa harus aku bawa dua?, pikir Ran. Ah bawa saja.

"Rizky? Ada apa? Tumben mampir." ucap Ran
"Hanya ingin bertemu dengan mu." ungkap Rizky
"Apa maksud mu? Aku tak mengerti." jelas Ran mengernyitkan dahi
"Bukan, bukan apa-apa. Lupakan saja. Ran..."

Ran bingung. Mengapa raut wajah dan gaya bicara nya berubah menjadi lebih serius seperti ini? Mengapa? Ada apa? Apa kamu ada masalah? Katakanlah. Ran tak tahu harus mengatakan apa.

"Ya?"
"Ran. Aa.. Aku. Aku tak ingin kamu dekat lagi dengan Fadil. Jangan tanyakan apa sebab nya!! Mungkin kamu hanya menyepelekan nya. Tapi, aku serius Ran. Lupakan Fadil. Aku tak ingin kamu terluka seperti ini lagi. Kamu sudah cukup merasakan luka. Aku mohon Ran. Pertimbangkan. Apa yang aku katakan. Aku Hanya Tak Ingin Melihat Mu Sedih seperti ini lagi. Kamu tak perlu merasakan nya." jelas Rizky

Ran terkejut. Mengapa dia mengungkapkan semua beban nya? Apa benar dia menyayangiku? Setulus hati nya?

"Aku akan melakukan nya. Tanpa kamu suruh pun aku akan melakukan nya. Terima kasih karena sudah peduli dengan ku. Tapi, aku sama sekali tak menyukai sikap mu sekarang. Berubah lah. Aku ingin melihat mu seperti dulu lagi. Aku tak ingin kamu melihatku dengan tatapan sinis, kesal, sebal, dan lain lagi. Aku merasa bersalah. Tapi, aku tak tahu apa yang sudah aku lakukan. Aku mohon. Kembalilah seperti dulu. Aku rindu senyum ramah mu itu. Tawa hangat mu. Dan irama bicara mu? Aku juga rindu. Aku tak menyukai nada suara mu yang datar. Mengapa kamu berubah?" tanya Ran

"Itu semua karena.. Karena dirimu." jelas nya
"Apa!? Diriku? Tapi mengapa?" tanya Ran

"..."

"Uh, dingin sekali." ucap nya menggigil
"Ah maafkan aku. Ini pakailah sweaterku." ucap Ran
"Terima kasih. Hmm, apa kamu ingin menemaniku ke mall besok? Aku ingin beli sesuatu!" seru Rizky
"Sesuatu? Untuk siapa?" tanya Ran penasaran
"Uh, kepo!!" celetuk Rizky
"Pelit. Beri tahu aku, apakah itu sebuah hadiah atau kado?" tanya Ran
"Iya. Makanya temenin." seru nya
"Buat cewek ya?" tanya Ran
"Apaan sih. Aku gak punya pacar. Cuma Gebetan. Tapi dia berpaling." jelas Rizky
"Eh. Ah? Haha.. Sabar ya, mungkin dia berusaha melakukan sesuatu. Makanya jangan mundur dong. Terus semangat." tambah Ran
"Gak yakin." ungkap nya

"Harus!"
"Gak!"
"Harus!"
"Gak!"
"Harus!"

"Bawel kamu nya, oh ya, aku pulang dulu ya, sudah pukul 08.00 soalnya. Night Rania Tamara." ucap nya ramah
"Night Rizky," ucap Ran tersenyum "Bentar. Kamu ngeselin banget ya akhir-akhir ini. Ngeselin. Wekk."

Karena diluar masih hujan dan lebat. Ran mengantar Rizky sampai mobil nya.

"Bagaimana dengan sweater mu?" tanya Rizky
"Bawa saja." ucap Ran tersenyum
"Jangan menggoda ku dengan senyuman mu itu." ledek Rizky
"Wee, kepedean banget sih jadi manusia, ini senyuman bukan buat kamu, tapi buat mobil kamu tuh yang kedinginan sama basah kuyup." ejek Rizky
"Emang mobil punya perasaan?" tanya Rizky
"Udah sana pergi, ntar basah kuyup. Hati-hati. Jangan ngebut." pesan Ran
"Iya Bibi Ran yang cerewet nya plus plus deh."

Rizky menyalakan mobil nya. Lalu menginjak pedal gas. Ran kembali masuk ke rumah. Lalu mengunci rumah rapat-rapat.

Pov Rizky.

Ribet juga sih kalau ngomong sama orang yang cerewet nya plus plus. Tapi, kan dia orang yang aku sayang, dan aku cintai. Mungkin kamu benar. Sikapku berubah. Dan itupun karrna mu. Semenjak kamu temenan lagi dengan Fadil. Rasa nya seperti ada pertempuran hebat yang terjadi. Rizky cemburu. Dekat? Cemburu. Ngomong doang cemburu. Ntah apa yang harus nya aku lakukan pada hatiku ini. Hati ku ini tak sanggup melihat mereka bahagia.

"Uni?" sapa Fathur
"Ya?" tanyaku
"Tadi itu bang Rizky kan?" tanya Fathur
"Iya emang nya kenapa?" tanyaku
"Cie, uni nya udah mulai pekaan ini. Bagus deh, terus semangat uni ku tercinta!!" seru Fathur
"Apaan sih. Ngalay ya?" fitnah Ran
"Astaughfirullah uni. Uni, asalkan uni tahu, adek juga tau adab. Uni jangan asal tuduh aja dong." celetuk Fathur
"Iya deh maaf. Udah sana gih pergi tidur. Kata nya besok masuk nya pagi banget. Udah sana tidur." usir Ran
"Teganya uni pada diku. Uni mengusir ku." ucap Fathur
"Anjay, ini adekku ngapain sih? Drama? Bukan. Ngemis? Bisa jadi, ckck, peace dek." ucap Ran
"Pret." ucap Fathur
"Udah sana tidur. Pr nya udah selesai belum? Ntar pagi-pagi ngerjain pr." celetuk Ran
"Udah seap." jelas nya

Ran yang tampak nya sudah cape dengan omongan Adek nya. Berjalan menuju kamar tercinta. Ran meraih ponsel nya.

LINE.

Ran : Ping!!!
Ran : yah udah di tinggal tidur nih sama orang ngeselin sejagad raya ini.
Rizky : aduh apaan sih Ran. Nge spam deh.
Ran : ish. Gitu doang, dibilang nge spam.
Rizky : emang nge spam kok.
Ran : bodo.
Rizky : ridho? Dia teman sekelas kita.
Ran : malah gak nyambung.
Rizky : ga papa Ran.
Ran : ga papa apa nya?
Rizky : ...
Ran : terserah:')

Ran keluar dari Line. Ran pengen tahu seberapa kuat Rizky bisa bersama Ran.

Rizky : hoi ngilang.
Rizky : jaat amat sik, ngilang gitu tanpa ngasih kabar.
Rizky : beneran kabur nih orang.
Rizky : Rania Tamara?
Rizky : marah kamu?
Rizky : Rania jawab. Kamu marah?
Rizky : hei, aku menunggu.
Rizky : Ping!!!
Rizky : Ping!!!
Rizky : Ping!!!
Rizky : Ping!!!
Rizky : Ping!!!

Ran membuka aplikasi Line nya. Karena dari tadi bergetar.

Ran : lah sekarang yang spam siapa? Ran : malah gak jawab.
Ran : dendam nih orang.
Ran : oke.
Rizky : kamu marah?
Ran : nggak kok.
Rizky : beneran??
Ran : iya beneran. Kenapa sih khawatir banget?
Rizky : sebagai sahabat yang baik harus seperti itu.

Ran merasa senang malam ini. Bisa merasakan bahagia kembali. Hanya Rizky. Yang bisa membuatku bahagia. Tentu hanya dia. Aku salah. Seharus nya aku tak berpaling dari nya. Aku harus mengulang nya dari awal. Harus...




Spacing ran,
Tiwiwit

______________________________________

Maaf kalau cerita nya gaje, mungkin cerita ini butuh masukan dan kritikan. Mohon bantuan. Karena saya baru pemula. Berarti saya masih banyak kekurangan. Tapi saya masih harus tetap berusaha dan mencoba.
Vote dan comment ya guys.
Thank you:D
See you:)

This Love * Tahap PerubahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang