Sosok yang dinantikan?

104 4 0
                                    

Ran kaget setengah mati. Demi apa coba Ran harus mengatakan nya? Sepupu Ran! Ngapain harus kaget ya? Dasar goblok, batin Ran.

"Ran?" sapa nya
"Ah hai Rangga. Ngapain di sini?" tanya Ran kaku
"Ah itu. Teman SD ku mengajak ku kemari." ucap Rangga
"Udah datang?" tanya Ran
"Belum. Baru juga dia mau mandi. Dia baru pindah kemarin dari Inggris. Rumah nya dekat lho sama rumah mu." ucap Rangga
"Ah bodo." ucap Ran

Rangga yang melihat tingkah sepupu nya cuek sejadi jadi nya. Eh, tunggu. Tapi Rangga penasaran dengan cewek yang di samping Ran.

Ara yang fokus dengan ponsel nya. Langsung berkutik. Karena melihat seseorang mengobrol dengan Ran. Gaj peka banget ya.

"Eh? Siapa Ran?" tanya Ara bingung
"Duh, lupa. Dia Rangga. Orang yang kamu bicarain tadi di rumah sakit." sindir Ran

"Apaa?! Rangga!!" seru Ara
"Duduk dulu Rangga." ucap Ran

Rangga duduk. Dia seperti mengenal suara itu. Tapi siapa?

"Ingat Ara kan? Gak mungkin gak ingat soalnya dia itu kan sahabat kamu juga dulu." ucap Ran
"Oh iya aku ingat. Ara yang semester 2 itu pindah ke Australi ya? Wah gimana studi nya? Lancar kan? Kayak nya udah punya cowok nih." ucap Rangga
"Lancar kok. Jangan bikin baper ah. Gak lucu. Jelas masih jones. Kabar kamu gimana baik kan?" tanya Ara
"Loh? Kok belum sih?" tanya Rangga
"Aku setia menunggu seseorang yang mungkin males kalau ketemu aku." ucap Ara
"Haha." singkat Rangga

Hening. Tak ada yang ingin memulai pembicaraan yang mulai beku ini. Apakah mereka merasa bersalah atau sebagainya karena menyesal tak mengungkapkan nya. Ran yang sudah lama tahu kalau Rangga itu suka dan naksir pada Ara sejak pandangan pertama. Eyaaa, jangan pada baper. Merasa bersalah juga karena menutup-nutupi kebenaran nya. Tapi, kan Ran juga udah janji sama Rangga. Ran tak tega melihat Ara yang merasa kalau hubungan nya hanya digantung. Dan Rangga yang ingin mengungkapkan nya merasa tak ada lagi harapan karena sudah memendam perasaan itu di dasar yang paling dalam. Tapi siapa yang tahu. Sebenarnya masih ada sedikit perasaan yang tersisa di hati kecil milik Rangga. Asal kamu tahu ya. Rangga dan Ran itu selalu berbagi. Menceritakan segala yang mereka alami pada hari itu. Dan mencarikan solusi yang tepat. Rania yang masih polos dan ambigu. Selalu di ejek dan di hina Rangga. Tapi tenang Rangga sayang sama sepupunya. Jangan salah arti ya. Sayang dalam hal sepupu dan pertalian darah. Sayang nya Rangga mah milik Ara sepenuh nya.

"Kapan kamu datang?" tanya Rangga datar
"2 hari yang lalu." ucap Ara dingin
"Jangan dingin gini dong pembicaraan nya. Gak asik." ucap Ran
"Jadi kapan rencana kamu balik?" tanya Rangga pucat
"Oi. Sadar. Dia baru nyampe di Indonesia! Malah nanya kapan balik nya. Gak suka kalau Ara disini haa? Gak suka bilang. Jangan bikin Ara sakit hati gara gara ketemu kamu Rangga. Tolong jaga bicara!" tegas Ran menatap sinis sepupunya
"Bukan gitu. Cuma ya. Gitu deh." ucap nya tanpa merasa bersalah

Ran tahu kenapa Rangga berkata seperti itu. Karena Rangga sakit hati ditinggalin sama Ara. Tapi kan gak sepenuh nya Ara yang salah. Yang salah tu kamu Rangga!!, pikir Ran ingin nonjok sepupu nya sendiri sekarang juga.

"Gak apa juga kali Ran. Jangan emosi gitu. Kasihan sepupu. Aku balik 2 bulan lagi. Dan akan kembali ke Indo 4 tahun mendatang." ucap Ara prihatin

"Tapi kan kesan nya kurang ajar. Harusnya kesan pertama tu disambut bukan di jelek-jelekin gini. Atas nama sepupuku ya Ra. Aku minta maaf. Dia emang cuek dan gak pedulian sama orang." ucap Ran
"Apa beda nya sama kamu Ran? Cuek sama semua orang!" tegas Rangga gak mau kalah di hina Ran
"Ngajak ribut?" tanya Ran

This Love * Tahap PerubahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang