Rapuh.

110 5 1
                                    

"Ara? Ke rumah dulu gimana?" tanya Ran
"Ah, baiklah, mau nemenin Rizky ya?" goda Ara
"Ya gitu deh." ucap Ran

Ara memutar balik mobilnya. Setiba di rumah. Ran mendapati Mama nya tengah membaca novel.

"Assalamualaikum Ma." ucap Ran
"Waalaikumsalam. Ran? Kok baju kamu ada bercak darah?!" tanya Mama khawatir
"Ceritanya panjang Ma." keluh Ran
"Ceritakan Rania." ucap Mama
"Huh. Jadi gini. Tadi Rizky ditusuk seseorang dengan pisau. Lukanya juga dalam!!" seru Ran
"Innalillah. Terus kabar Rizky gimana dia udah baikan? Udah sadar? Atau koma?" tanya Mama khawatir
"Mama kok khawatir banget?!" tanya Ran
"Udah udah. Itu diluar siapa?" tanya Mama "COWOK?!"
"MAMA! Jangan nuduh Ran sembarangan. Itu diluar itu Ara!!" seru Ran
"Ooh, bilang kek. Kok gak diajak masuk?" tanya Mama
"Dia lagi nelfon." ucap Ran
"Terus sekarang?"

Mama berdiri dan berkacak pinggang. Tak biasa nya tampang Mama mengerikan gini, batin Ran.

"Eemm, Ran.. Ran mau nemenin Rizky di rumah sakit. Cuma untuk malam ini kok. Please Maaa!" pinta Ran
"TANPA KAMU BILANG PUN. MAMA NGIZININ KOK." terang Mama
"Bener Ma? Mama gak marah nih?" tanya Ran
"Udah buruan sana mandi sama bawa baju ganti."

Pov Rania

Ntah kenapa mama kali ini baik banget. Beneran deh, gak pernah mama bolehin aku nemenin cowok. Apalagi Rizky kan dulu nya sedikit bandel. Dikit-dikit berantem. Haha.. Jadi kepikiran Rizky pas nolongin aku di labrak sama kakak kelas. Yah waktu SMP juga sih.

Ran bergegas mandi dan mengambil tas ransel nya. Dimasukkan nya baju polkadot ke dalam tas itu dan lain-lain. Yah sekitar 25 menit. Ran langsung turun pamit dengan Mama nya dan langsung mengambil kunci mobil.

"Ra. Kamu mau pulang atau mampir lagi ke rumah sakit?" tanya Ran
"Balik saja kali ya. Ntar Mama nyariin lagi kan ribet. Ya udah aku duluan ya." ucap Ara
"Iya hati-hati ya! Sama makasih udah ngantarin!" seru Ran

Ara masuk ke dalam mobil nya. Tampak dia sedang melambaikan tangan. Ran membalas lambaian tangan itu. Langsung saja Ran masuk ke dalam mobil. Setiba nya di Rumah Sakit. Ran bergegas pergi ke kamar Rizky. Ran masuk dan mengucapkan salam. Orang tua nya Rizky dan Rizky pun merespon nya.

"Ma Pa. Aku gak papa sendiri. Kan Bi Ira juga sibuk sama pekerjaan nya. Udah gak papa. Mama sama Papa pergi aja, ntar telat loh meeting nya." ucap Rizky
"Tapi Riz..." ucap Mama Rizky
"Hm, kalau Tante sama Om ngizinin nih, aku mau kok jagain Rizky di sini. Tante sama Om kalau mau pergi meeting gak papa. Maaf Tante Om kalau aku lancang." ucap Ran
"Beneran kamu Ran!! Bener mau temenin Rizky? Gak ngerepotin kan?!" seru Mama Rizky

Pov Rizky

Mampus. Ngapain sih pakai acara temenin segala. Udah besar nih. Kenapa deg-degan gini sih. Ah sial.

"Haha iya Tante. Tante ngizinin?" tanya Ran
"Iya Tante ngizinin. Jagain putra Tante ya Ran." pesan Mama Rizky
"Iya Tante. Pasti." ucap Ran
"Ya udah. Rizky! Jangan nakal-nakal. Syukur udah ada yang nemenin." pesan Mama Rizky
"Iya Mama." ucap Rizky

Mama dan Papa Rizky pamit. Ran duduk di bangku yang ada di sebelah tempat berbaring.

"Ngapain pakai acara nemenin segala. Bisa sendiri kok." kesal Rizky
"Jadi gak mau ditemenin nih? Ya udah gak papa, aku balik ya." ucap Ran
"Eeh, bentar deh. Berubah pikiran aku nya. Ntar kalau di tinggal sendirian. Bisa-bisa aja ada yang muncul. Kan ngeri." goda Rizky
"Dasar penakut!" sindir Ran
"Biarin." ucap Rizky

Hening.

"Ran kecoak!!!" pekik Rizky
"Apaa!! Dimana!!!" teriak Ran melompat dan tak sengaja memeluk Rizky

This Love * Tahap PerubahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang