-Fifteen

62 4 0
                                    

Ran bangun lebih awal kali ini. Pukul 04.00 shubuh. Dia memilih membantu Mama nya menyiapkan sarapan.

"Eh Ran udah bangun?" tanya Mama sibuk memotong bawang putih
"Aku bantuin ya Ma." ucap Ran
"Iya udah. Kamu potong dulu bawang nya ya. Mama mau sholat isya, tadi malam lupa. Nanti kalau sudah selesai potong bawang nya. Potong dadu juga daging nya ya. Absi itu panasin minyak goreng trus tumis." pesan Mama
"Oke Ma." ucap Ran

Ran mengambil pisau yang ada di sebelah nya. Di iris nya bawang itu. Dan siapa sangka. Andre juga sudah bangun. Dia berdiri di ujung tangga. Ran meringis kesakitan. Tangan nya tergores pisau.

"Duh, kenapa tangan yang ke iris sih." sebal Ran

Andre tertawa geli melihat kelakuan Ran. Andre turun ke bawah. Diambil nya kotak P3K.

"Makanya kalau pakai benda tajam itu hati-hati." ucap Andre mengambil kapas dan alkohol
"Lo? Lo ngapain?" tanya Ran
"Udah sini mana tangan lo." ucap Andre

Ran memberikan tangan nya. Andre langsung membersihkan darah segar yang sudah mengalir di jari nya. Diambil nya plester lalu di pasangkan nya ke jari telunjuk Ran.

"Udah baikan bukan?" tanya Andre
"Udah. Thanks ya." ucap Ran
"Iya gak papa. Mau gue tolongin?" tanya Andre
"Lo yakin mau bantuin?" tanya Ran
"Ya iyalah." ucap Andre
"Ya udah lo potong dadu daging nya ya. Biar gue yang iris bawang putih nya." ucap Ran

Ran merasa sedikit nyaman ketika Andre membantu nya. Ah, sudahlah paling ada mau nya ni orang, batin Ran. Akhirnya mereka membantu Mama Ran menyiapkan sarapan. Pukul 05.00 mereka mandi dan bersiap-siap. Setelah itu bergegas sarapan. Tapi, ketika sarapan..

"Permisi. Apakah ini Rumah Bapak Fadel?" tanya seorang petugas
"Iya. Ada apa Pak?" tanya Papa Ran
"Ada mobil untuk Andre dari Bapak. Dani." ucap nya
"Ooh. Baiklah turunkan dan letakkan di garasi mobil saya." ucap Papa Ran
"Tanda tangan Pak." ucap nya

Papa menandatangani berkas itu. Lalu kembali ke dalam.

"Andre? Apa kamu membeli mobil sedan yang ada di luar?" tanya Papa Ran
"Iya Om. Maafin Andre ngerepotin." ucap Andre
"Gak ngerepotin kok." ucap Papa Ran
"Emm.. Om Tante. Saya berangkat." ucap Andre

Andre langsung masuk ke mobil "baru" nya setelah kunci mobil nya di berikan oleh Papa Ran.

"Eh? Tu orang kesambet apaan? Kok baik amat." ucap Ran
"Udah Uni. Jangan kemakan rayuan manis nya ntar nyesal!" Fathur menggeleng

Dia berubah?

Pov Rania

Gak mungkin. Cowok jarang sholat. Jarang ngerjain pr. Nyontek. Ngelawan sama guru. Bolak balik di- skotik. Astaga! Siluman apakah itu. Walaupun mungkin di Inggris bolak balik diskotik itu udah biasa banget. Jadi bakalan susah ngerubah nya! Apa karena di telpon Papa nya ya? Ah gak mungkin pencerahan nya manjur amat. Cowok bandel. Suka berantem gak mungkin bisa langsung berubah gitu. Aneh kan?

"Ran! Kamu gak berangkat?" tanya Mama
"Eh iya. Aku pamit Pa, Ma." ucap Ran

Ran mengambil kunci mobil. Dan meletakkan tas nya di kursi samping. Setidaknya tu siluman gak pernah lagi gangguin hidupku sementara.Ran mulai menjalankan mobil nya.

Di dalam mobil Andre. Andre tampak sangat bahagia.

"Haha tu cewek polos amat. Dibantuin dikit doang. Langsung terpana. Dimainin? Yang ada Rizky marah. Tapi, gak apalah main-main sebentar sama cewek polos, sekalian gue pengen liat reaksi Rizky yang sangat marah pas dia liat gue bareng sama gebetan nya!!" seru Andre

This Love * Tahap PerubahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang