07

1.7K 74 3
                                    

Author POV

"Dok gimana keadaan ayah saya?"

"Ayahmu masih dalam keadaan belum fit ,jadi tolong bagi kelurga yang akan menjenguk di batasi, agar tidak menganggu" sambil memeriksa ayah Emily yang sedang tertidur.

"Oh iya dok," ucap Emily sambil memegang iphone yang di genggamnya

"Saya permisi dulu" kata dokter kepada Emily,Pak Haikal, dan Bi Siti lalu meninggalkan ruangan.

Sepertinya untuk malam ini, Emily akan menginap semalam untuk menamani ayahnya di rumah sakit ditemani dengan Bi Siti, sedangkan Pak Haikal membawa seragam Emily dan semua perlengkapan sekolah ke rumah sakit
Keesokan harinya Emily harus tetap sekolah. Ia tidak mau mengecewakan ayahnya, ia ingin menunjukan kalau ia itu 'bisa'.

"Yaudah bi, aku pamit dulu deh" ucap Emily sambil membawa tas yang sebelumnya berada di kursi

"Iya non"sambil menundukan kepalanya

"Yah, mily berangkat dulu ya, ayah cepet sembuh yaa, ayah pasti bisa kok ngadepin semuanya, mily yakin banget. Yaudah mily berangkat yaaa assalamuallaikum" sambil mengecup kening ayahnya, seakan-akan ayahnya mendengarkan perkataannya

"Bi, jangan lupa yaa nanti kalau ayah udah bangun suruh makan sama panggil dokter buat diperiksa lagi keadaan ayah"

"Siap non"

Saat di parkiran ia tak dapat menemukan mobil Pak Haikal, eeh maksudnya mobil ayahnya. Ia lupa kalau Pak Haikal pagi ini sedang membawa perlengkapan ayah dari tadi subuh, lalu ia memutuskan untuk menggunakan transportasi umum.

Ia pergi ke halte bus, jaraknya sekitar 1 km dari rumah sakit. Tak sengaja Dika lewat, lalu Dika memutuskan untuk berhenti tepat di halte itu

"Hey mil-ly?" Ucap Dika sambil ragu untuk memanggil namanya

"Eh, hallo ka"

"Ngapain disini?"

"Lagi ngamen ka" ucap Emily sambil menepuk nempukan tangannya seolah-olah ia adalah seorang musisi jalanan

"Ih, gua nanya bener bener"

"Ya lagian udah tau lagi di HALTE BUS, tau kali gua lagi ngapain" sambil menekankan kata 'halte bus'

"Mau bareng ga sama gua? Udah siang lhoo" ucap Dika sambil menatap jam tangannya

"Engga deh, makasih."

"Yeeh, mau gakk?"

"Gak, lu lagi modusin gua ya kaa?" Ucap Emily yang terdengar menggoda

"Yeey, ngapain gua modusin kaleng susu kaya lu" sambil menatap Emily dari atas sampai bawah

'Kalau di liat-liat, lucu juga ni bocah. Eeeh ngomong apaan sih dik!'

"Mau gak? Nanti dimarahin sama Pak Tono lhoo, kan hari ini dia yang ada di piket"

'Iya juga sih, mana gua baru kelas 10 lagi? Tapi gak apa-apa lah sekali ini aja bareng sama dia' ucap Emily di dalam hati

"Yaudah deh, dengan terpaksa gua ngikut lu, ka" dengan wajah flat dan mendekati motor Dika

"Tuuh kann mauu" sambil memberikan helm yang lain kepada Emily

'Lho ko dia bawa 2 helm sih? Apa ni cowok udah ada niatan buat jemput gua ya?' ucapnya dalam hati sambil menggeleng-gelengkan kepalanya

"Oii udah nyampe niih, masih aja lu megang-megang jaket gua" ucap Dika sambil menoleh ke arah belakang.

Sekitar 15 menit Emily menutup mata karena Dika mengendarainya dengan sangat kencang. Tak terbayang berapa kecepatan yang ia kemudikan tadi.

Nothing ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang