22

752 50 3
                                    

Matahari mulai tenggelam dan hari mulai malam, Club rame juga hari ini. Gue baru sampai di club dan tak lama carol pun datang

"Hey milk," Carrol manggil gue

"Eh carrot pakabar?" Sahut gue

"Udah lama lu gak kesini, kemana aja lu? Udah tobat?"

"Kan UTS, emangnya lu gak UTS?" Tanya gue dan sekarang posisi duduk gue mengarah pada Carrol karena sebelumnya posisi gue mengarah pada bartender

"Ngapain ngikut UTS? Lagian kalau cewek mah percuma pinter juga, ujung ujungnya juga nanti ke dapur lagi," Dasar si Carrol, dari dulu ia memang seperti itu. Ia pun meneguk bir dihadapannya "lu gak minum Mil?"

"Gaada mood," Kata gue sambil melirik ke sekeliling, gak disangka gue melihat seseorang yang gue kenal, tapi entahlah itu memang benar dia atau bukan. Tapi kalau dilihat dari postur tubuhnya, gaya rambutnya yang sedikit ia beri sentuhan jambul, terlihat memang mirip dengan Dika.

"Liatin siapa sih?" Carrol membangunkan gue dari lamunan

"Gak," Ucap gue tanpa melihat sedikitpun wajah Carrol

Tapi, Dika ngapain kesini? Dia juga suka main kayak gue? Tapi gue liat dia terlihat dengan mata yang agak sembab, lalu ia dikelilingi oleh para dayang dayang cantik nan seksi. Gue coba bawa dia keluar kali ya? Kasian juga

"Lu liatin cowok yang lagi sama dayang dayang itu?" Ucap Carrol, tapi sekarang tatapan gue udah beralih untuk natap Carrol, "dia baik ko, kalau gaksalah dia tuh pernah nganterin gue pulang disaat gue lagi mabuk berat, tapi gue agak aneh sama keadaan dia yang sekarang, kayaknya dia lagi stress deh,"

"Lho ko aneh banget, lu lagi mabuk tapi lu tau orang nganterin lu pulang?" Tanya gue sambil memandang Dika dari kejauhan

"Gue nanya ke bartender pas besoknya."

"Ooh,"

- - - - - -

Dika POV

Cape juga ya hari ini. Tambah cape lagi gue harus nyelesain tugas matematika peminatan yang super duper susah bgt, mana gurunya bawel lagi mulutnya. Belum lagi tadi gue liat si Adit ngobrol di rooftop berdua sama Emily

Dan perasaan gue dari tadi bawaannya gaenak banget, bukan karena para dayang dayang dipinggir gue yang sedang berusaha untuk mengajak gue main, bukan karena itu.

"Khem" Siapa tuh?

"Eh, elu Mil ada apa?" Tanya gue lalu mengambil posisi berdiri dan menjauhkan para dayang dayang ini dari tubuh gue

"Ngapain disini ka?"

"Emm, lagi main aja kan udah selsai UTS kan? Terus lu ngapain disini? Cewek tuh gak baik kalau suka main malem gini," Ucap gue dengan sedikit nada lebih keras karena tertutup oleh suara musik yang sangat keras

"Ada perlu sama temen,"

"Yaudah gue anter pulang ya, ini udah mau jam 11. Lu harus pulang." Gue pun narik lengan Emily dan menjauh dari tempat itu

-----

"Lu setiap hari kesini?" Tanya gue untuk memecah keheningan selama perjalanan

"Enggak juga," Jawabnya

"Ooh, okk."

"Mata lu kenapa ka? Ko sembab gitu abis mewek ya?" Ucap gadis itu sambil terkekeh dan menunjuk kelopak mata gue

"Enggak, gue tadi ditampar sama nenek nenek gara gara gue nyenggol dia jadi gue ditampar deh, karena gue mahluk hidup yang memiliki perasaan jadi gue mewek" Ucap gue bohong

Nothing ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang