29

745 40 21
                                    

"Sorry karena gue, Dika jadi kayak gini,"ucap gadis itu dengan sedikit keraguan "Maksudnya?" Tanya Adit

"I-iiya, gue yang udah bikin dia ... kayak gini," ucap gadis itu dengan nada yang semakin pelan tetapi masih bisa terdengar "gue yang tabrak dia." ucap gadis itu sambil menundukan kepalanya seakan akan ia merasa sangat bersalah dengan apa yang telah ia lakukan.

"Anjing banget ya lu," ucap Adit sambil maju mendekati gadis itu. Keisha. "Tapi maksud gue itu bukan ke Dika, tapi sasaran sebenernya itu Emily. Maka dari itu, gue dateng ke sini untuk minta maaf dit," ucap Keisha "Tuh kan, niat awalnya aja udah busuk, apalagi kalau kita maafin dia? Mungkin aja dibalik runtutan kejadian ini, dia punya rencana lebih busuk dari ini. Terus ngapain minta maaf? gak guna, lagian dengan lu minta maaf gak akan bikin Dika balik lagi, iya kan?mending lu pergi aja deh sekarang. Muak banget liat muka lu, kayak tai. Busuk." ucap Adit sambil mendorong sebelah bahu Keisha "udah ka cukup," ucap Emily dari belakang

"Cewek kayak dia tuh gak bisa dilembutin, pantesnya tuh dikasarin," ucap Adit yang kali ini menatap Emily, Emily yang mendengar ucapan Adit hanya menggelengkan kepalanya "gue maafin lu kok," ucap Emily sambil menatap Keisha yang sedang memegang bahunya karena terasa sakit akibat dorongan tadi, tak lupa dengan tangisannya.

"Mil, ngapain lu maafin dia?" Tanya Adit

"Ka Adit, tadi lu bilang kalau dia minta maaf gak bakal balikin ka Dika ke keadaan semula kan? Terus sekarang gue tanya, kalau kita gak maafin dia apa keadaan bakal balik ke semula? Enggak kan?" Ucap Emily yang kali ini menghadap tubuh Adit "ini takdirnya ka, mungkin emang kayak gini jalan hidupnya ka Dika, tuhan udah atur semuanya. Dan kita sebagai wayangnya, cuman bisa ikutin jalan cerita yang udah tuhan buat," lalu Emily meneruskan ucapannya,

"Semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua, tapi tidak untuk kesalahan yang sama." lanjut Emily

Tapi benar juga yang dikatakan Emily, walaupun Adit membentak atau mengkasari Keisha juga tidak akan membuat Dika kembali "dan gue mau minta tolong sama kalian, tolong jangan kasih tau ini ke orang tuanya Dika," ucap Keisha sambil menghapus air matanya

"Tidak apa apa nak, kami sudah memafkan kamu. Dika sudah cerita sebelum ia wafat pada kami," tiba tiba Erick(ayah Dika) dan istrinya keluar dari pintu ruangan. Lalu Keisha pun langsung berlutut di hadapan kedua orang tua Dika "makasih om-tante," katanya

"Sudah sudah nak, kami sudah ikhlas dengan kepergian putra kami," ucap orang tua Dika "dan gue mau kasih sesuatu untuk kalian, Adit dan Emily." lalu ia mengeluarkan 2 buah surat entah surat apa. Lalu Emily dan Adit pun menerima surat tersebut dengan warna yang berbeda, untuk Emily berwarna merah muda dan Adit berwarna Biru "itu dari Dika," ucap Keisha

"Kok lu bisa dapetin surat ini dari Dika?"

Flashback on

"Ngpain lu kesini?" Ucap dika setelah bangun dari tidurnya

"Eh dika udah bangun," balas keisha polos

"Ngapain lu kesini?" Ulang dika

"Gue mau tanggung jawab lah," keisha mendekati dika dan duduk disamping ranjang dika

"Plis jangan deket-deket gue," keluh dika

"Kenapa sih lu gitu banget sama gue? Kenapa sih lu itu kaya risih banget sama gue? Lu jauhin gue layaknya cewe penggoda tinggalin gue layaknya gue itu cuma pengganggu

"Kenapa sih Dik kenapa? Gue itu udah bela-belain bikin lu tertarik sama gue dengan gue yang cari perhatian, gue yang mempercantik diri, gue yang belajar sabar, gue yang ikutin segala kemauan lu yang dulu-dulu

"Tapi apa? Apa? Gue kaya gadihargain sama sekali. Lu ga pernah lirik gue sedikitpun malah. Sampai gue--" Perkataan keisha panjang lebar yang hampir saja keceplosan

"Sampai gue apa? Hah?"

"Sampai gue bikin lo kaya gini," air mata keisha tak terbendung lagi. Dia menangis didepan orang yang paling disayang

"Maaf," ucap keisha lirih

"Bahkan kata maaf ga cukup buat bikin gue pulih kaya dulu," sahut dika yang terdengar parau

"Terus gue harus kaya gimana? Gue bener-bener kelepasan"

"Hah? Kelepasan? Orang yang sayang banget gaakan sampai ngelakuin hal fatal, apalagi nyakitin."

"Iya tapi semua udah terjadi mau gimana lagi?"

Suasana mulai memanas. Keisha yang memaksa minta maaf dan Dika yang bertahan dengan argumennya.

"Masih mau nyakitin lagi?" Tanya Dika mengancam. Keisha membalas dengan gelengan.

"It's time to change, babe. Kamu tau kesalahan apa yang kamu lakukan? Kamu mau berubah demi aku kan?"

"Apapun akan aku lakukan demi menebus kesalahan yang aku perbuat. promise me, please,"

"Nah kan kalo kaya gini kamu jadi makin cantik," gombal Dika

"Gue sayang elu dik sampai kapanpun," dan mereka berpelukan layaknya teletubies.

"Sekarang ikutin permintaan gue. Ambil pulpen sama kertas di laci," Dika melepaskan pelukannya. Karena kalo lama nanti disangka modus. Apalagi kalo Adit tau. Bisa diceramahin dari pagi sampe pagi lagi.

"Buat apa?" Keisha mulai kepo

"Tulis apa yang gue sebutin," Keisha patuh dengan perintah Dika. Ia mulai menulis apa yang Dika ucapkan.

Flashback off

"Jadi gitu asal-usul surat ini," jelas Keisha dengan cengiran lebarnya "oh iya, kata Dika jangan dibaca sekarang, nanti aja kalo kalian lagi kangen atau lagi sendirian,"

"Okay," ucap Emily dan Adit bersamaan

"Yaudah kalo gitu gue pamit ya," Keisha tak bisa menahan kesedihannya sendirian. Yap, sekarang orang yang dicintainya telah pergi. Satu hal yang tak bisa dihindari. Bahkan, Keisha tak sanggup mengantarkan Dika ke liang lahat.

Nothing ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang