08

1.4K 68 2
                                    

Author POV

Tak lama dari situ, Pak Haikal datang dengan mobilnya. Ralat, mobil ayahnya Emily.

"Maaf non agak telat, tadi habis nganterin si bibi dari supermarket" sambil membukakan pintu mobil untuk Emily

"Oh"

"Jadi sekarang non mau pulang atau mau ke club dulu non?" Ucap Pak Haikal sambil memasang sabuk pengaman

"Ke rumah sakit" jawab Emily dengan nada datar

"Rumah sakit non?"

"Iyaa,rumah sakit. Kenapa emang? gamau nganter?" Emosi Emily mulai naik. Ia memberi ancang-ancang akan keluar dari mobil

"Ee-ngga non"sambil menatap Emily dari kaca

"Yaudah berangkat. Tapi mily mau ke supermarket dulu sebentar, mau beli buah untuk ayah"

"Buah?tadi sudah dibeli sama bibi non sekalian sama sayur tadi"

"Ok, yaudah sekarang langsung aja ke rumah sakit "

"Siap non" Pak Haikal mulai menancapkan gas dengan kecepatan sedang
Tak butuh waktu yang lama untuk sampai di Rumah Sakit.

Jaraknya pun tidak terlalu jauh sehingga mempersempit waktu Emily dan Pak Haikal berdua-duaan. Emily langsung menuju ke kamar ayahnya tanpa terlewat seperti kejadian waktu itu.

Tanpa mengetuk pintu, Emily masuk dan langsung duduk di sisi ranjang Ayahnya.
"Hai ayah, udah baikan?"ucap Emily sambil menyimpan tasnya ke kursi tamu

"Yaa, lumayan lah. Soalnya ada kamu jadi ayah gaberasa sakit lagi" ucap Rio atau sang ayah sambil mengusap lembut puncak kepala Emily.

Btw, ayahnya Emily udah sadar dari tidurnya. Tetapi, kepalanya masih di perban dan kakinya susah untuk digerakan. Ya, dia lumpuh.

"Yee,gembel aja deh"

"Ehh,maksud mily tuh'gombal' "ucap Emily sambil tersenyum

"Tumben kamu gak ke club dulu?" Ucap sang ayah sambil memegang sebuah apel

"Yee,ayah mah kalau aku ke club dimarahin. Lah ini aku gak ke club malah ditanyain kenapa gak kesana?"

"Hehe,soalnya kamu aneh banget semenjak ayah sakit kamu jadi baik, pulang gak pernah telat, main malam nya jarang, gak pernah marah-marahin Pak Haikal sama si bibi. Ada apa sih? kok berubah?"ucap sang ayah sambil menyodorkan sepotong apel yang telah ia potong sebelumnya

"Emmm, gak apa-apa. Cuman mily takut kehilangan orang yang mily sayang untuk yang kedua kalinya. Emang kalo mily berubah ke arah yang lebih baik salah ya? " ucap mily sambil mengambil potongan apel

"Ya engga gitu juga mil. Siapa yang bakal ninggalin mily emangnya? hmm?"

"Ayah, mily takut banget kalau tiba tiba-"ucapan mily terpotong ketika ada seseorang yang membuka pintu kamar

"Pak Santo?" Ucap ayah Emily kepada orang yamg tadi membuka pintu kamar

"Iya pak Rio,ini saya.maaf tadi saya tidak mengetuk pintu terlebih dahulu" ucap Pak Santo, salah seorang rekan kerja ayahnya Emily

Jadi Pak Santo itu rekan kerja sekaligus sahabat dekat Rio sejak ia kerja di perusahaan asing.

"Haduh maaf jadi ngerepotin sampai jenguk ke sini "ucap Rio

"Alah, biasanya juga bapa yang suka ngerepotin saya. Yaa kali kali lah saya ngerepotin anda pak" ucap Pak Santo sambil tertawa riang bersamaan saat matanya melihat Emily yang sedari tadi menatapnya dalam diam

"Lho pa, anda belum ngenalin anak bapa ya?"

"Ohh iya,ini anak saya Emily."

"H-ello om"ucap Emily sambil mengulurkan tangannya

Nothing ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang