26

684 37 6
                                    

Author P.O.V

"Sayang, kamu udah siap? Papah tunggu di mobil ya nak." teriak Rio "Iya pah, tunggu,"

Emily pun keluar dari kamarnya dengan pakaian kaos putih polos, Dan jeans selutut. ia terlihat cantik sekali, rambutnya ia biarkan tergerai, lalu ia beri sedikit 'curly' pada bagian bawahnya

"Kita kesananya bareng sama keluarga pa Santo?" Tanya Emily sambil menyimpan tasnya di bagian belakang mobil "engga, kita langsung kesana aja," Lalu Emily pun mengangguk.

Mobil pun mulai melaju. Sesampainya di Bandara, ia langsung menurunkan kopernya yang dibantu oleh pa Haikal. Setelah mendapatkan kursi duduk Emily segera memasangkan earphonenya agar ia tidak merasa bosan. 2 jam sudah perjalanan, mereka pun akhirnya sampai di Tomini Bay. Emily dan Rio langsung disambut oleh mobil jemputan dari hotel. Setelah mereka check in di hotel, Mereka segera pergi menemui keluarga Santo di pantai Tomini Bay.

"Eh hallo pak," ucap pak Santo sambil melambaikan tangannya "bagaimana perjalanan yang cukup lama?" Tanya nya

"Yaa lumayan," ucap Rio sambil duduk disebelah Santo, sedangkan Emily? Ia duduk tepat di sebelah Adit. Bagaimana dengan Andhika? Ia belum terlihat sampai sekarang. Lalu Adit pun salam pada Rio, begitupun Emily ia salam pada Santo.

"Anak mu yang satunya kemana San?" Tanya Rio "tadi dia bilang mau kebelakang sebentar," ternyata orang yang sedang mereka bicarakan sedang berjalan kearah meja. Andhika pun langsung duduk di samping Emily, jika dilihat lihat Emily bagaikan seorang dewa yang diapit oleh dua dayang dayangnya

"Dari mana aja kamu? Ko lama?" Tanya Santo "dari belakang yah," jawabnya

Lalu mereka pun asik berbincang mengenai rencana perusahaan masing masing, ataupun tentang sepakbola. Lalu waktu sudah menunjukan pukul 18.00 mereka berencana untuk pergi ke hotel

"Yasudah, kelihatannya anak anak cape. Bagaimana kalau kita istirahat dulu aja di hotel?" Ajak Santo

"Yasudah, mari pak." ucap Rio sambil meneguk jus miliknya. Mereka pun beranjak dari kursi nya, tapi tidak dengan Andhika dan Emily, Andhika memberikan selembar kertas pada Emily secara diam diam. Mereka pun masuk ke mobilnya masing masing, Emily pun penasaran dengan isi kertas yang tadi diberikan oleh Andhika, akhirnya ia pun membuka kertas tersebut lalu tertulis 'cafe, 20.00' Emily pun mengerti maksud surat tersebut.

Dika P.O.V

Aduuh tadi mobil Emily sama Adit ke hotel mana ya? readers ada yang liat gak?. Cape juga ya ngintilin orang kayak gini, sekarang udah jam 19.50 enaknya ngapain ya? Ngopi kali ya? Gue pun pergi ke cafe yang terdekat dengan hotel, lalu gue turun dari mobil dan masuk ke dalam cafe

"Mba coffee latte nya 1,"

Saat gue lihat sekeliling gue, terlihat tema cafe yang serba pink, ini hari valentine? . Dipinggir panggung kecil di depan sudah banyak
bunga bertaburan, lalu lilin lilin yang memiliki aroma -mmm entahlah, yang jelas ini harum

Lalu coffe latte yg tadi gue pesen akhirnya dateng juga. Dari arah pintu, gue liat Andhika dengan tergesa gesa dengan pakaian yang rapi, dengan rambut yang ia beri sedikit jel mungkin.

Tak lama dari itu gue liat Emily, dia terlihat cantik sekali dengan dress selutut yang dia pakai, rambut yang di ikat dan diberi hiasan pada rambutnya, tapi dengan mata tertutup oleh kain hitam. Apa yang akan dia lakukan?lalu Emily diajak untuk menaiki panggung oleh Andhika masih dengan mata tertutup 'si andhika mau ngapain sih?' Lalu kain yang menutupi mata Emily dibuka oleh Andhika saat mereka berada di atas panggung cafe, dan terlihat wajah Emily yang bingung, ia melihat ke sekeliling cafe dan untungnya dia gak liat keberadaan gue

"Mil, jangan kaget dengan apa yang lagi lu liat sekarang," ucap Andhika

"Gue pernah bilang kan, kalau putus itu bukan berarti kita harus putus komunikasi ataupun silaturahmi. Dengan kejadian kemarin gue ke Singapur, gue berharap hubungan kita makin erat, tapi nyatanya engga, kita malah lost contact gitu aja. Gue gak mau kayak gitu, gue mau kita kayak dulu, sering banget kita berantem depan umum gara gara hal sepele tapi kita bisa ngatasinnya kan? Gue mau kita ulang lagi hubungan kita dari awal Mil. Lu mau kan balikan lagi sama gue?" Apaa? Andhika mantannya Emily? Dia ngajak balikan? Terus gue disini buat apa? Buat nyaksiin moment kayak gini?

Gue pun langsung berlari keluar dari cafe, entah kenapa gue bego kali ya? Ngapain gue ngikutin dia jauh jauh cuman buat liatin yang kayak gini? Terus, ngapain juga coba gue keluar dari cafe? Lu bukan siapa siapanya Emily Dikaa. Gue mengendarai mobil penuh dengan emosi, entahlah gue harus sedih, marah, ataupun kecewa, atau kesel karena ulah gue sendiri gue gatau

Author P.O.V

Tapi di sisi lain ada seseorang yang memiliki rencana jahat entah pada siapa Andhika? Adit? Emily? Atau Dika? Entahlah, lalu seseorang itu langsung menancapkan gasnya sampai kecepatan melebihi 200 km/jam

Mobil yang ada dihadapannya pun oleng tak terkendali, lalu menabrak sebuah pohon besar.
"Haha rasain lu," ucap orang itu. Mobil yang ia tabrak adalah mobil milik Dika

Sedangkan ditempat lain Emily sedang bergulat dengan pikirannya,separuh hatinya mengatakan tidak tapi separuhnya lagi mengatakan iya. Akhirnya ia memutuskan untuk ...

"Ya emang ka, lu pernah bilang itu, gue inget bangett. Tapi maaf kita bukan lost contact gitu aja ko, gue sering banget kasih pesan lewat line, whatsapp, atau surat sekalipun, tapi apa? Lu gak pernah bales satuu aja dari pesan yang gue kirim ka. Mungkin dibaca juga enggak. Kita bisa mulai hubungan dari nol lagi? Yap bisa banget, tapi dengan status yang berbeda, kita bakal jadi teman yang gak akan ada putus putusnya," ucap Emily

"Oke kalau itu mau lu, gue bakal terima keputusan lu."jawab Andhika

- - - - -

Di sisi lain Dika sedang berusaha untuk membuka matanya, sulit sekali rasanya. sudah banyak sekali selang yang menempel pada tubuh Dika, keadaannya saat ini sangat parah bahkan saat ini ia masih koma. dengan keadaan kepala dan kaki yg di balut oleh perban putih.

Sang suster pun langsung mencari data dari anak yang sedang terbaring itu yang tak lain adalah Dika, Dika tidak membawa kartu pengenal sama sekali, kartu pelajarpun ia tak membawanya, SIM/STNK mobil? Ia sama sekali tak membawa surat surat penting itu. Tapi yang pasti ia membawa handphone lalu sang suster memngubungi seseorang, yap nomor milik Adit. Karena pada username tertulis 'best friend gue' pada handphone Dika tidak tertulis 'ayah' atau 'ibu' karena dia menulisnya dengan nama -dasar anak nackal

Nothing ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang