Iskandar Muda termenung di atas sofa ruang kerjanya. Berniat untuk memastikan bahwa Astrid sudah benar-benar pergi dari kantornya, ia malah mendapati sebuah pemandangan dari sebuah kenyataan yang membuat sebagian dari dirinya merasa puas tetapi sebagian lagi merasa bersalah.
Muda menyaksikan semuanya, dari tamparan keras Maryam sampai penghinaan yang di tujukan wanita paruh baya itu pada Astrid.
Seharusnya yang membuat Astrid seperti itu adalah Muda, seharusnya Muda turun tangan langsung dalam memberikan pembalasan yang setimpal untuk wanita super tega yang semalam baru saja menghancurkan hidup seseorang.
Alena..
Bagaimana keadaannya sekarang? dari yang ia dengar tadi sepertinya keadaan Alena jauh dari kata baik-baik saja. dan apa yang seharusnya Muda lakukan sekarang? mendatangi rumahnya? Tetapi berbagai pemikiran menyerangnya.
Apakah memang Alena yang selalu menghancurkan hubungan Mushkin dengan mantan-mantannya?
Jadi, Alena adalah mantan kekasih Mushkin?
Kalau begitu, apa wanita itu masih mencintai adik iparnya?
Kepalanya pening dengan seluruh pemikiran yang menyerangnya.
"Pak?"
Muda menolehkan kepalanya, ah.. sekertarisnya disana.
"Ya?"
"Sebentar lagi ada rapat."
Muda mengangguk. Tetapi sebuah rasa penasaran menggelitik kepalanya. dia menatap sekertarisnya dengan datar, "Kamu mantan si Mushkin kan?"
Sekertarisnya mengangguk.
"Apa dulu kamu putus gara-gara wanita bernama Alena?"
Kali ini sekertarisnya diam. ia tersenyum, "Saya putus karena kami sudah tidak cocok lagi pak. Tapi untuk wanita bernama Alena, saya pernah denger sebelumnya. Dia mantan Mushkin, ya.. dia itu seperti kekasih abadinya Mushkin. kalau pun Mushkin berpacaran dengan siapapun, pada akhirnya tetap kembali padanya."
Jadi begitu ya?
Muda tersenyum miris.
"Kamu boleh pergi." Ucapnya.
Sang sekertaris mengangguk dan segera meninggalkan ruangannya sementara Muda sendiri malah semakin merasakan sakit kepala sekarang.
Alena kekasih abadi Mushkin?
Jangan bercanda! Mushkin sudah menikah dengan adik kesayangannya, dan dari yang Muda tahu.. Alena merupakan sahabat dari adiknya.
Ah, sialan. Sebuah pemikiran jahat malah muncul di kepalanya.
Alena memang baik kan? sekalipun masa lalu nya penghancur hubungan orang lain, tetapi ia bersahabat dengan Icha karena niat baiknya kan?
Astagaa.. berhentilah berprasangka buruk pada orang!
Muda melirik jam tangannya, masih jam sembilan. Ia mempunyai beberapa menit untuk Shalat Dhuha sebelum rapatnya di mulai.
Ia membutuhkan kejernihan pikirannya untuk menjalani rapat.
******
Begitu Maryam kembali ke rumahnya, Alena sudah duduk di ruang tamu dengan kedua koper besarnya.
Maryam mengerutkan keningnya, "Kamu mau kemana sayang?" tanyanya. Yang di tanya hanya tersenyum, "Alena mau ke Bali dulu mom, ada kerjaan disana."
"Bohong. Kamu kesana mau melarikan diri kan?"
Alena terdiam, ia menatap gurat kekhawatiran dalam wajah ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Short Journey (3)
RomanceOrang bilang, seseorang yang dilangkahi menikah oleh adiknya akan lama sekali mendapatkan pasangan. Bagi Iskandar Muda, semua itu tidak masalah. Ia akan menikah suatu saat nanti, satu keyakinannya. Iskandar Muda tidak pernah menyangka, ia bisa bert...