12 - Ter'Lena'

140K 9.6K 1.2K
                                    


Jadi, siapa yang berharap Aa Muda khilaf? HAHAHAHA

Atau siapa yang berharap Musicha Insiden terulang kembali? Dan kalau terulang aku langsung seret ariel buat nyanyi bareng 'Dan terjadi lagi, ena ena yang terulang kembali~' BHAHAHAHA

EH CIEEE JUDULNYA. NYANYI BENTAR..

Masih terngiang.. di telingaku, bisik cintamu

Betapa lembut dan mesranya.. aku.. terlena~

Terlenaa.. ku terlenaaa...


-

-

-

-


"Alena, apa kata kamu?"

"Ih, A Muda pasti gak denger ya? Lena bilang.. Aa tidurnya di kamar Lena aja."

Muda menatap Alena tak percaya, "Kamu serius?"

Alena mengangguk yakin, "Serius dong A.. kan katanya hotel yang lain penuh, terus kamarnya si mas Reno katanya mau di renovasi. Jadi ya udah, Aa sama Lena aja." terangnya. Berkata seolah-olah ia sedang mengajak teman perempuannya untuk menginap bersama.

Muda menatapnya dengan serius, "Saya laki-laki, Alena."

"Emang Lena bilang kalau Aa perempuan? Kan Aa memang laki-laki."

"Bukan begitu, tapi.."

Alena mengajaknya tidur di kamarnya! tolong catat. Kamar! Seumur hidupnya, Muda belum pernah berada di kamar yang sama dengan seorang wanita, adiknya sekalipun. Dan saat ini, Alena dengan polosnya mengajaknya tidur di kamarnya? apa mereka.. tidur bersama?

Oh, hentikan pikiran macam itu Iskandar!

"Kayaknya Aa cape banget, ke kamar dulu aja A.. istirahat. Yuk!"

Tanpa bisa menolak, Muda membiarkan Alena menarik lengannya dan membawanya berjalan menuju kamarnya.

Selama tiga puluh dua tahun hidupnya, Muda belum pernah segugup ini, bahkan saat mempresentasikan rancangannya pun ia masih bisa berjalan dengan tegap dan penuh percaya diri. Tetapi sekarang, ia malah membiarkan dirinya diseret oleh Alena menuju kamarnya.

Alena sendiri menyesali keputusannya yang menarik tangan Muda untuk mengikutinya. Karena begitu tangan mereka bersentuhan, jutaan aliran listrik langsung merambat ke dalam dirinya. Alena benar-benar merasa bahwa dia tengah di setrum dengan tegangan tinggi. Mengerikan sekali. ini baru tangan Muda saja, belum bagian tubuhnya yang lain.

Apa? Apa maksud dari pikirannya yang satu itu!

"Aah, sampe juga A.." akhirnya, sampai juga di kamarnya. Alena melepaskan genggamannya di tangan Muda dan membuka pintu kamarnya. pria itu terlihat ragu, kenapa?

"A.. masuk. Gak apa-apa." Ucapnya.

Mau tidak mau, Muda meneguhkan tekadnya dan melanjutkan langkahnya untuk masuk ke dalam kamar Alena.

Baiklah. bernapas.. muda, bernapas!

Mulutnya terbuka karena terkejut, melihat pemandangan dari kamar seorang Alena yang benar-benar di penuhi oleh stiker, dan gambar Minnie Mouse. Bahkan di tembok yang berada di balik kepala ranjang, terdapat stiker Minnie Mouse super besar. Ranjang nya pun berlapiskan seprai berwarna hitam dan pink. Tentu saja dengan corak polkadot. Oh, anak-anak sekali.

Kenapa Muda merasa seperti mengunjungi kamar keponakannya ya? Ya Tuhan..

"Ini, kamar kamu?" Tanyanya.

A Short Journey (3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang