14 - Bali dan dirimu

122K 8.7K 493
                                    


Ada yang mau demo? Hahahaha cieee kasian yang lumutan nungguin wkwk

judulnya boooo >.<

Sebelumnya aku mau berterimakasih sama kalian.. terimakasih untuk do'anya.. alhamdulillah operasi aku lancar.. dan gak sakit sama sekali haha sampai sekarang masa pemulihan aku gak ngerasa sakit. Mungkin karena aku sudah terlatih menahan rasa sakit *kejer

Aku bukan operasi cantengan, bukan juga operasi sesar karena aku masih gadis /?

Aku operasi penyembuhan luka di hati TT.TT

tangan aku masih kaku ders, otak juga ikutan kaku kek nya wkwkwk

Ngetik cepet jadi typo terus ders, kan masih kaku.

Tangan aku kaku soalnya jemarinya sudah lama kosong tak ada yang menggenggam *nangis di dada Muda

Maaf kalau ada typo, penempatan kapital, atau eyd, atau apapun yang salah ya.. udah edit pun kadang tetep aja kan ada heuheu.

Sebenernya udah ada beberapa org yang menyarankan aku bikin grup chat di line hahaha gimana yaa.. ayo ayo aja sih kalau pada mau. Tapi pasti kalian menerorku dengan kejam nanti =d tapi kalau emang mau ya ayo sih..

Silakan.. semoga kena /?

-

-

-

-

Alena tersenyum menatapi kemeja Muda yang sudah ia setrika dengan rapi. Ingatan ketika Muda membantunya menutupi noda darahnya dengan menggunakan kemeja miliknya membuat Alena terus menerus menahan senyumnya yang sesungguhnya tidak bisa ia tahan sama sekali.

Sekarang kemeja penyelamatnya sudah kembali harum, bersih, dan rapi. Alena merapikannya kembali kemudian membungkusnya dengan plastik yang ia miliki di kamarnya. gila, bahkan ia membungkus kemeja milik Muda dengan plastik agar terlihat seperti baru, benar-benar aneh.

Alena keluar dari kamarnya, kemudian mengetuk pintu kamar Muda. Tidak ada sahutan apapun di dalam sana, itu berarti mungkin Muda belum kembali dari pekerjaannya.

Ya, tiga hari ini Muda sibuk sekali, pria itu bekerja luar biasa sekali. seolah-olah menghabiskan pekerjaannya untuk dirinya sendiri. Alena hanya bertemu dengannya saat sarapan, makan siang, dan sebelum tidur. Itu pun hanya sebentar, tidak lama seperti biasanya.

Resiko memiliki kekasih yang super sibuk memang seperti ini. baiklah, Alena memakluminya.

Dengan lesu, Alena kembali lagi ke kamarnya dan duduk seraya memberenggut sedih.

Maryam sedang sibuk dengan teman-temannya, itulah kenapa Alena malah sendiri sekarang.

Tapi bicara soal Maryam, ibunya itu menyusulnya tentu saja untuk menjemputnya. Alena harus menepati janjinya, hanya menyelesaikan urusannya di Bali dalam jangka waktu satu bulan.

Itu berarti hanya satu minggu lagi. menyebalkan! Semoga saja Muda bisa pulang bersamanya nanti.

Suara ketukan di pintu kamarnya membuat Alena bangkit dari ranjang dan berjalan dengan lesu ke arah pintu.

Begitu pintu terbuka, sosok berwajah tampan tanpa ekspresi berdiri di hadapannya.

"A Muda?" Seketika wajah muramnya berubah menjadi cerah, suara riangnya juga kembali terdengar.

"Sudah makan?" Tanya Muda. Alena menggeleng, "Belum.. Aa darimana? Barusan Lena ke kamar Aa, nggak ada siapa-siapa."

"Pekerjaan saya banyak."

A Short Journey (3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang