16 - Lovely Day

141K 8.5K 581
                                    

I wanna hold your hand

I wanna kiss your lip

I wanna fallin love with you

Must be beautiful lovely day

(Super Junior-Lovely Day)

~

Alena meneguk habis air putihnya ketika ia selesai menyantap makan malam. Muda berada di sampingnya, menemaninya makan sesuai dengan janjinya. Aaah, dasar menggemaskan memang kekasihnya itu. By the way, menyenangkan juga ya kalau ditemani makan seperti ini. meskipun Muda hanya memperhatikannya, Alena senang sekali.

"Emang Aa beneran gak laper liat Lena makan? Kata mami, Lena berbakat buat jadi presenter acara kuliner loh A. Soalnya Lena makan bikin orang lain kepengen, ngiler gitu A." Ucapnya.

Ada sebuah kerutan kecil di dahi Muda, kemudian dengan datar ia berkata, "Aa gak suka kalau kamu masuk TV seperti itu."

"Hng? Kenapa?"

Muda mengangkat bahunya, tidak mau menjawab. Ia malah mengulurkan tangannya, meraih sudut bibir Alena dan mengusapnya pelan untuk menghapus sisa-sisa bumbu saus yang tertinggal di bibir Alena.

Ya Tuhan... pria ini! Bisa tidak sih membiarkan jantung Alena beristirahat sebentar?

Wajah Alena memerah tetapi wajah Muda malah datar-datar saja, seolah ia terbiasa melakukannya.

Ah, jangan bilang Muda juga seperti ini pada Astrid dulu.

Mendadak Alena penasaran dengan gaya berpacaran Muda bersama Astrid.

"Ekhm... Aa... Lena mau tanya."

"Apa?"

"Lenaaa...kalau selesai makan, ngobrolnya di ruang tamu sayaang, jangan di meja makan." Teriakan dari ibunya yang berada di dapur membuat Alena mau tidak mau menghentikan dulu rasa penasarannya.

"Aa tunggu di ruang tamu ya, Lena cuci piring bekas makan dulu." Ucapnya. Muda mengangguk kaku, seharusnya ia menuju ruang tamu, tapi melihat Alena berlalu di hadapannya dengan membawa piring kotor, Muda jadi penasaran.

Seperti apa Alena ketika mencuci piring? Kecantikannya bertambah kah?

Ya ampun! Ia benar-benar sudah gila!

Alena membelakanginya, jadi Muda tidak bisa melihat caranya mencuci piring secara langsung. Maryam mengedipkan matanya penuh godaan ketika mendapati Muda memperhatikan Alena dan mau tidak mau, Muda mengalihkan pandangannya.

Sudah tidak nyaman, makanya ia memutuskan untuk menunggu Alena di ruang tamu saja.

Bicara soal apa yang dilakukannya sekarang, dan dimana ia berada, sebenarnya Muda masih agak sungkan berada di rumah ini, bagaimana tidak... ini pertama kalinya ia berkunjung ke rumah kekasihnya.

Memalukan sekali! butuh waktu tiga puluh dua tahun untuknya mengunjungi rumah seorang wanita dan menghabiskan waktu bersama di rumahnya.

Tidak ada yang lebih menyedihkan dari Muda sepertinya.

Untung saja di rumah ini hanya ada Maryam dan suaminya, yang tentu saja mereka mengerti dan tak membuat Muda tidak nyaman berada di rumah ini.

"Aa mau bikin minuman?" Alena berteriak di dapurnya, Muda menyahutnya, "Kopi saja."

"Nooo... udah malem. Gak boleh kopi. Matcha aja ya?"

Lagi-lagi...

Kalau mau langsung membuatkan Matcha kenapa harus bertanya mau di buatkan apa?

A Short Journey (3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang