Bab 9

28K 1.5K 13
                                    

"Jadi aku harus mengantarmu kemana? Kerumahmu atau kekantormu?" Tanya Aileen pada Gio yang duduk tepat disamping kursi kemudi mobilnya namun mata Aileen tetap lurus kedepan berkonsentrasi pada jalanan yang mulai macet karena ini sudah jam pulang kerja.

"Aku ikut denganmu saja"ucap Gio santai sambil melihat kearah Aileen yang sedari tadi tak bosan ia tatap. Perempuan disampingnya ini benar-benar cantik. Matanya bulat dengan bulu mata lentiknya, tulang pipinya tirus dan dagu yang indah dan jangan lupakan dahi indah itu, ah ya Gio benar-benar tengah jatuh cinta. Biasanya ia tak peduli dengan mencermati tiap detail wajah seorang wanita karena selama ini ia memang selalu berkencan dengan wanita cantik.

"Aku sedang tak ingin bercanda ataupun berdebat, jadi katakan saja dimana aku harus mengantarmu" Aileen memandang sebal kearah Gio sebentar lalu kembali menatap kedepan.

"Kerumahku" kata Gio tiba-tiba, Aileen memandang pria itu kembali dan kini lihatlah, pria itu tersenyum kearahnya dengan wajah menyebalkan. Aileen mendengus lalu menjalankan mobilnya kearah rumah Gio, ia masih ingat jalan menuju rumah pria ini. Lagipula rumah Gio terletak dikawasan elit yang sangat terkenal, mudah sekali akses jalan menuju kesana.

Sekitar hampir satu jam perjalanan karena macet akhirnya Aileen kini sudah menghentikan mobilnya tepat dihalaman rumah Gio. Aileen tak mematikan mesin mobilnya dan itu membuat Gio menatapnya bingung setelah pria itu membuka seltbealtnya.

"Kenapa kau tak mematikan mesin mobilmu?" Tanya Gio dan membuat Aileen kini memandang kearahnya.

"Untuk apa? Kau hanya perlu keluar dari mobilku lalu aku akan pergi dari sini dan pulang kerumahku lalu...hei....apa-apaan kau" ucap Aileen kaget saat melihat Gio memutar kunci mobilnya hingga mesin mobilnya mati lalu mencabut kunci itu, Gio juga dengan cepat membuka seltbealt Aileen, lalu ia keluar lebih dulu dari mobil. Gio berlari kecil kearah pintu kemudian lalu membukanya.

"Keluar"kata Gio pelan.

"A...apa? Tidak, aku ingin pulang sekarang"tolak Aileen cepat.

"Tidak, kau akan mampir disini dulu lalu kau akan pulang nanti" Gio menarik tangan Aileen pelan tapi tetap berjaga agar wanita itu tidak jatuh. Setelah berhasil membawa Aileen keluar dari mobil, Gio segera menutup pintu mobil itu. Aileen berusaha melepaskan cekalan Gio pada pergelangan tangannya, tapi pria itu malah semakin mengeratkan cekalannya. Hingga Aileen tak sadar kini ia dan Gio sudah masuk kedalam rumah besar itu.

"Gio...siapa yang kau bawa?" Sebuah suara menginterupsi Aileen yang sedari tadi berusaha melepas tangannya dari Gio, Aileen melihat kearah tangga besar dan disana nampak seorang wanita paruh baya yang sangat cantik sedang berjalan turun sambil memandang kearah Gio dan dirinya.

"Hai ma...dia...kekasihku" ucapan Gio barusan membuat Aileen memelototkan matanya kearah pria yang lebih muda 5 tahun darinya itu tapi Gio malah membalas pandangannya dengan senyum menjengkelkan.

"Kekasih? Jangan berbohong pada mama, kau pikir mama bisa kau bohongi" ucap wanita yang tak lain adalah ibu Gio, Aileen menjadi menahan senyum mendengar ucapan beliau, terlihat sekali Gio memang tak bisa dipercaya dalam ucapannya.

"Siapa namamu nak? Apa kau dipaksa oleh Gio?" Pertanyaan itu keluar dari ibu Gio yang kini sudah berdiri berhadapan dengan Aileen, Aileen menelan ludahnya, dia sebenarnya agak gugup.

"Ah...ti...tidak..." Aileen merutuk dalam hati, dia ingin sekali bicara bahwa ya dia dipaksa oleh Gio, tapi entah kenapa hal itu malah tidak terucap olehnya.

"Jadi kau benar-benar kekasih Gio? Oh ya Tuhan, tak bisa kupercaya, kenapa wanita secantik dirimu mau berkencan dengan anak nakal itu. Biasanya dia hanya bermain-main saja dengan perempuan. Ah tapi aku senang sekali" mama Gio terlihat begitu senang dengan kesimpulan yang beliau ambil sendiri, sedangkan Aileen terdiam mendengar ucapan ibu Gio tadi.

Hate U Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang