Bab 17

39.2K 1.6K 22
                                    

Mendapatkan restu dari orang tuanya dan orang tua Aileen bukan sesuatu yang sulit. Setelah malam itu, Gio memutuskan menemui orang tua Aileen secara pribadi, mengenalkan dirinya karena memang sebelumnya ia belum pernah sekalipun bertemu dengan calon mertuanya itu. Gio kemudian akhirnya menjelaskan kondisi Aileen saat ini pada orang tuanya sendiri, mengungkapkan keinginan menikah secepatnya, dan meskipun harus mendengar sedikit amarah ibunya yang tak menyangka Gio dan Aileen akan seceroboh ini pada akhirnya restu itu diberikan karena pada dasarnya ibu Gio tak pernah keberatan dengan hubungan mereka berdua, tapi memang saat Gio mengatakan kondisi yang ada, ibunya sempat syok tapi semuanya berjalan dengan lancar. Bahkan saat Gio datang bersama orang tuanya menemui orang tua Aileen semua juga lebih mudah hingga hari pernikahan itu berlangsung

"Kapan tamu-tamu ini akan pulang?" Bisik Gio tepat ditelinga Aileen saat mereka tak sedang menghadapi tamu-tamu undangan yang sangat banyak itu, dan yang sebenarnya tak banyak yang Gio dan Aileen kenal, hanya sebagian yang Gio kenal, misalnya sahabatnya dan beberapa klien serta pegawai perusahaan lainnya adalah teman orang tuanya yang sama sekali tak ia kenal. Aileen pun begitu, hanya teman-temannya, rekan sesama pengacara, dan beberapa kliennya. Sebenarnya mereka berdua menginginkan pernikahan tertutup dengan tak mengundang banyak orang luar. Tapi orang tua mereka yang merupakan pengusaha yang memiliki banyak rekan kerja dan sahabat tentu saja ingin membuat pernikahan anak mereka menjadi berkesan dengan mengundang banyak orang.

Aileen menahan tawanya. Lalu mendekatkan wajahnya pada telinga Gio.

"Sabar saja. Mungkin sekitar satu jam lagi" balas Aileen.

"Itu terlalu lama, tanganku dan kakiku sudah pegal sekali. Ini kita menikah atau menjadi pajangan disini" gerutu Gio. Ini sudah satu jam lebih mereka duduk berdiri sambil mengamati orang-orang didepan mereka yang terlihat bahagia. Tadinya saat pemberkatan di Gereja, Gio begitu gemetaran, saat mengucapkan janji pernikahan ia benar-benar gugup namun berhasil dengan lancar, suasana tadi sempat begitu haru saat Aileen terhenti saat mengucapkan janji pernikahan karena menahan tangisnya, sampai Gio tak sadar ia sempat memeluk Aileen setelah itu didepan pastur membuat beberapa orang yang datang malah tertawa pelan. Tapi haru itu berubah menjadi kebahagiaan saat resepsi dilaksanakan karena banyak orang yang datang mengucapkan selamat meski akhirnya Gio merasa kelelahan...bayangkan saja... 1000 undangan disebar oleh orang tua mereka, Gio sampai khawatir Aileen yang kelelehan, tapi wanita itu masih memasang senyum bahagia, malah Gio yang merasa begitu lelah.

Gio menghela nafas mendengar jawaban Aileen. Lalu ia memandang Aileen yang sudah sibuk mengamati tamu-tamu itu lagi. Gio tersenyum sendiri menatap Aileen dari samping begini. Wanita ini sudah menjadi istrinya sejak hampir 2 jam yang lalu.

"Ada apa?" Tanya Aileen tiba-tiba karena merasa Gio menatapnya sedari tadi.

"Tidak, bisakah kita duduk? Kaki ku pegal sekali, lagi pula kau juga tak boleh berdiri terlalu lama menggunakan sepatu hak tinggi" Gio mencoba mengingatkan, itu ucapan dokter saat mereka pertama kali memeriksakan kandungan Aileen, Gio detail sekali mengenai apa yang tak boleh Aileen lakukan atau pakai.

"Aku memakai sepatu kets" kata Aileen sembari sedikit mengangkat gaun pengantinnya hingga memperlihatkan satu kakinya yang mengenakan sepatu kets, bukan high heels, Gio hanya mampu memandang tak percaya, Aileen secuek itu memakai sepatu kets, untung gaun pengantin yang ia kenakan panjang menutupi seluruh kaki dan agak lebar karena berbentuk ball gown.

"Selamat atas pernikahanmu sayang" suara seorang laki-laki membuat Gio mengalihkan pandangannya, itu Steven...hah kenapa pria itu bisa masuk list undangan pernikahannya?dan apa itu tadi? Sayang?dan lihatlah pria itu tengah cipika cipiki dengan istrinya.

"Selamat atas pernikahan kalian" ucap Steven lagi sambil menjabat tangan Gio sambil tersenyum lebar dan langsung berlalu begitu saja, Gio sebenarnya ingin protes pada Aileen tapi melihat tamu selanjutnya sudah berbaris hendak memberikan ucapan selamat membuat Gio menunda bertanya tentang hubungan Aileen dan pria bernama Steven itu.
.
.
.
"Astaga lelah sekali" Gio langsung membaringkan tubuhnya diatas ranjang besar dikamarnya yang diatasnya ditaburi begitu banyak bunga, kamarnya juga terlihat tak seperti biasanya...ada begitu banyak bunga disana, tapi Gio tak sempat memikirkan siapa yang membuat kamarnya menjadi seperti ini, mereka berdua memang memutuskan tidak tinggal dihotel setelah menikah. Jadi mereka langsung kembali kerumah Gio setelah resepsi pernikahan itu selesai.

Hate U Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang