Extra Part

42.5K 1.9K 45
                                    

Suara pintu kamar yang terbuka membuat Gio mengalihkan pandangannya, Aileen baru saja masuk kedalam kamar mereka lalu menutupnya kembali. Gio yang dalam posisi duduk menyandar diatas sofa dikamar itu tepat didepan ranjang langsung menegakkan tubuhnya dan meraih tangan istrinya yang berjalan mendekat kearahnya, ia membawa Aileen duduk dipangkuannya.

"Apa Rafa sudah tidur?" Tanya Gio sambil menghirup aroma harum pada rambut istri cantiknya itu.

"Sudah, baru saja terlelap, tadinya ia ngotot ingin tidur dikamar Agnes, tapi Agnes sedang tak ingin diganggu karena sedang berkirim pesan dengan Arya...astaga, anak itu dewasa sebelum waktunya" Aileen terkekeh sendiri membayangkan Agnes, anak gadisnya yang begitu cantik, yang sudah mengenal cinta monyet dengan teman sekelasnya. Gio ikut tertawa mendengarnya, ia juga tahu, Agnes selalu bercerita tentang temannya yang bernama Arya.

"Dia hampir 11 tahun, biarkan saja, sebentar lagi dia sudah masuk fase remaja"

"Ya, yang penting kita mengawasinya" ujar Aileen yang menyamankan duduknya dipangkuan Gio lalu menyandarkan kepalanya dibahu suaminya.

"Apa aku berat?" Tanya Aileen tiba-tiba membuat Gio mengerutkan dahinya.

"Jawab saja yang jujur, kau bilang aku terlihat gemuk, jadi pasti aku semakin berat" lanjut Aileen lagi membuat Gio tak dapat menahan tawanya.

"Tidak. Bagiku yang paling berat adalah saat berusaha mendapatkanmu" canda Gio yang berakhir Aileen menegakan tubuhnya lalu menatap mata suaminya itu dalam.

"Aku berbicara berat yang lain" dengus Aileen sebal, Gio tersenyum lagi.

"Kenapa kau akhir-akhir ini sensitif sekali? Kau sangat suka marah-marah, persis sekali saat kau hamil Rafa" balas Gio yang membuat Aileen menegang, teringat obrolan mereka siang tadi saat berada dikantor suaminya itu.

"Jangan-jangan aku benar-benar hamil" lirih Aileen pada Gio, Gio menghentikan tawanya, lalu berdeham dan membenarkan letak tubuh Aileen pada pangkuannya.

"Apa hamil lagi jadi sesuatu yang membebanimu?" Tanya Gio pelan, takut Aileen marah kembali, istrinya benar-benar suka marah akhir-akhir ini. Mereka saling bertatapan sesaat, Aileen tak langsung menjawab sebelum akhirnya menghela nafas.

"Tentu saja tidak, hanya saja aku sudah berumur 38 tahun apa kau lupa?" Dengus Aileen.

"Memang ada apa? Wanita berumur 50 tahun pun masih ada yang bisa hamil dan melahirkan" jawab Gio meyakinkan.

"Bukan itu masalahnya, ka...kau masih berumur 33 tahun"

"Ya...lalu?"

"Gio kau sendiri tahu, aku butuh waktu 2 tahun setelah melahirkan Rafa untuk mendapatkan tubuh idealku, kini jika aku hamil dan melahirkan diumur sekarang pasti lebih sulit lagi, dan saat itu kau masih seperti pria muda karena umurmu juga masih 33tahun sedangkan aku akan menjadi layaknya wanita paruh baya dengan tubuh besar"

Mendengar ucapan Aileen membuat Gio akhirnya kembali tertawa, dan kini semakin kencang, membuat Aileen menatapnya tak mengerti, padahal Aileen sedangkan memikirkan hal yang berat tentang yang mereka bicarakan.

"Kau selalu memikirkan tentang umur kita dan badanmu. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu, jadi jangan berfikir hal yang tidak akan pernah terjadi namun selalu membuatmu ketakutan saat kau pikirkan. Lihatlah kau sekarang, meski berumur 38 tahun tapi tubuhmu layaknya wanita muda yang belum pernah melahirkan, apa yang sedang kau takutkan?" Tanya Gio yang lebih mejurus pada meyakinkan Aileen. Istrinya itu memang selalu membahas tentang perbedaan umur mereka, Aileen juga selalu ribut tentang tubuhnya, ia bersikeras untuk menjaga tubuhnya agar tidak mempermalukan Gio padahal menurut Gio, Aileen adalah istri yang begitu sempurna dan selalu dapat dibanggakan, wanita itu begitu cantik, tubuh rampingnya masih terjaga, merawat keluarga dengan baik dan ia juga sangat pintar, bagaimana Gio tak merasa hebat memiliki istri seperti Aileen.

Hate U Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang