Bab 8

29K 1.5K 20
                                    

"Jadi kau sudah melakukan sejauh itu dengan pria yang baru kau kenal?!" Suara Nanda yang cukup keras membuat beberapa pengunjung kafe memandang kearah mereka, Aileen dengan segera membalas tatapan-tatapan itu seakan minta maaf.

"Bisakah kau memelankan suaramu? Dan lagi kau berkata seolah-olah aku melakukan hal yang tidak-tidak dengan pria bernama Gio itu" sungut Aileen sambil mencondongkan tubuhnya. Dia benar-benar menyesal menceritakan kejadian beberapa hari yang menimpanya saat bersama dengan Gio. Aileen lupa jika Nanda selalu memberi tanggapan berlebihan.

"Tapi kau dan dia ciuman, dan dibibir bahkan pria itu hampir menandaimu. Kupastikan jika kau tak langsung sadar, pasti paginya kalian berdua terbangun dengan tubuh yang tak tertutup sehelai benangpun" ucap Nanda yang begitu blak-blakan dan tanpa berpikir panjang membuat Aileen tertohok.

"Aku bukan wanita sebodoh itu. Aku hanya terhanyut saja" bela Aileen untuk dirinya sendiri. Dia merasa pipinya memanas setelah mendengar ucapan sahabatnya itu.

"Ah ya Tuhan Aileen. Kau selalu jatuh cinta pada pria yang lebih muda darimu, dulu Davin, lalu Leo, sekarang bahkan jauh lebih muda...5 tahun jarak umurmu dengan adik Vivian itu" ucapan Nanda kali ini benar-benar langsung menusuk Aileen. Aileen melotot kepada Nanda.

"Aku tidak jatuh cinta pada dia. Jangan samakan antara Davin, Leo dan Gio....jelas Davin sangat berbeda diantara mereka bertiga"

"Ya aku tahu jika Davin tetap yang terbaik. Tapi nyatanya kau sekarang jatuh cinta pada Gio Gio itu" ucap Nanda yang kemudian meminum kopinya. Tak habis pikir dengan Aileen. Lihat saja, sahabatnya itu sekarang seperti anak belasan tahun yang bingung dengan perasaannya sendiri setelah ditembak oleh seorang pria.

Aileen hanya terdiam sembari mengaduk-aduk kopi dihadapannya. Tak mampu lagi menjawab ucapan Nanda. Mau meyakinkan perasaannya bahwa ia tak jatuh cinta pada Gio tapi pasti Nanda tidak akan percaya, apalagi dia sudah bercerita tentang mereka berciuman, bahkan Aileen ikut terbuai. Sangat tidak sesuai dengan kepribadian Aileen yang sangat menjaga dirinya. Ia sudah pernah berciuman, tapi ia lakukan dengan laki-laki yang jelas memiliki hubungan pacaran dengannya, bukan dengan laki-laki yang baru ia kenal seperti Gio.

"Jadi apa benar dia jatuh cinta padamu?maksudku sebelumnya kau bercerita bahwa laki-laki itu hanya seperti terobsesi bercinta denganmu, dia tak lebih dari pria brengsek yang suka main perempuan" kini Nanda bertanya dengan nada pelan.

"Entahlah" jawab Aileen lirih, masih terus mengaduk kopinya. Nanda hanya menghela nafas melihat kelakuan Aileen.

"Aku harus segera pulang Ai, Jarren dan papanya sebentar lagi sampai rumah. Kuharap kau bisa bersikap lebih bijak pada pria bernama Gio itu" Nanda memasukan ponsel ditasnya lalu mengambil kunci mobilnya dan beranjak meninggalkan Aileen yang sepertinya masih betah duduk dikafe ini, bahkan Aileen hanya menganggukan kepalanya saat Nanda berpamitan.

Aileen menghela nafas berat. Sejak pulang dari Villa Gio, ia tak bisa hidup dengan tenang, bayangan ia berciuman dengan Gio selalu muncul dipikirannya.

Aileen memutuskan untuk beranjak juga dari kafe itu. Pria bernama Gio benar-benar sudah membuat pikiran Aileen menjadi kacau.

*'*'*'*'*'*'*'*'*'*'*'*'*'*'*'*

Giovani Kamajaya, seorang CEO muda di perusahaan property besar, berasal dari keluarga yang sangat kaya, selain bekerja hidupnya dihabiskan untuk bersenang-senang bersama sahabatnya atau mencari kesenangan sendiri dengan bercinta dengan wanita-wanita yang memujanya, kini duduk sendirian diatas sofa panjang dan didepannya orang mulai bersenang-senang. Pandangannya tak fokus, akhir-akhir ini dia senang sekali menghabiskan waktu sendirian di club.

"Jangan memasang muka bodohmu seperti itu" sebuah suara menghentakan tubuh Gio membuat pria itu mendapatkan kesadarannya lalu memandang kearah pemilik suara. Perempuan cantik yang sangat ia kenal dan kini memilih dudu k disebelah kanan Gio.

Hate U Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang