Bab 7

28.6K 1.6K 11
                                    

Mobil itu terus melaju menembus jalanan yang basah karena hujan. Masih dalam keadaan sunyi didalamnya, baik Gio maupun Aileen seperti enggan membuka suara lebih dulu. Gio yang memang perasaannya menjadi kacau setelah mendapati wanita yang ia damba memiliki hubungan dengan musuhnya secara tidak langsung, sedangkan Aileen memang sedang tak ingin berdebat. Ia merasa hanya menghabiskan waktu berdebat dengan pria yang tengah menyetir disampingnya itu. Mereka tak saling mengenal dengan baik tapi setiap bertemu hanya akan saling bersilat lidah.

Tiba-tiba Aileen merasa asing dengan jalan yang kini ditembus Gio, saat sadar mereka sudah menjauh dari kota, Aileen mulai resah.

"Kau ingin membawaku kemana?" Tanya Aileen dengan nada lirih sambil mengamati jalanan dari kaca disampingnya, namun tak ada sahutan dari Gio membuat Aileen kini memandang kearah pria itu.

"Aku sungguh tak tahu kenapa kau tiba-tiba diam seperti ini dan seperti marah padaku meski aku merasa tak pernah melakukan kesalahan padamu. Tapi bisakah kau memutar balik arah, aku ingin pulang" lirih Aileen lagi saat pria itu tak menanggapi pertanyaannya. Perempuan itu hanya mampu menghela nafas berat, sepertinya percuma saja merengek ke pria disampingnya itu. Lagi pula Aileen seperti tak pantas saja harus merengek pada Gio.

"Aku tak tahu apa yang sebenarnya membuatmu memperlakukan aku seperti ini. Tapi bisakah kau bersikap lebih dewasa? Apa kau cemburu pada Steven? Kau cemburu melihatku bersamanya?" Kini Aileen malah mencoba memancing amarah Gio, itu sepertinya lebih baik daripada Aileen harus bersikap lemah untuk meminta Gio peduli terhadap permintaannya untuk pulang. Gio tiba-tiba membanting setir kesebelah kiri, membuat mobilnya kini sudah berada dipinggiran jalan dan dengan tiba-tiba pula ia menginjak pedal rem hingga mobil itu tiba-tiba berhenti membuat tubuh Aileen yang tak siap terhempas pelan. Aileen memegang dadanya, ia kaget tentu saja. Dengan tatapan marah, Aileen mengalihkan pandangannya pada Gio yang kini tengah memandangnya juga.

"Apa kau gila? Tiba-tiba mengambil jalur kiri saat kecepatan mobilmu diatas 50 dan tiba-tiba mengerem mendadak? Bagaimana jika tadi ada kendaraan lain yang tertabrak hah??? Kau mau dipenjara?" Teriak Aileen seperti orang frustasi, karena tadi dia sempat mendengar klakson dari mobil-mobil dibelakang mobil yang mereka berdua tumpangi. Tapi lagi-lagi Gio tak menjawab, pria itu hanya memandangnya dengan tatapan yang tak bisa dibaca.

"Huuhhff kenapa aku harus bertemu dengan orang sepertimu? Kau membuat hariku menjadi kacau. Aku meninggalkan pekerjaanku dan kini.....sekarang kita berada dimana?" Gerutuan itu berakhir dengan sebuah pertanyaan ketika Aileen menyadari tak mengenal wilayah dimana mereka berhenti sekarang.

"Kau cerewet sekali" hanya itu jawaban Gio sembari membuka seltbeltnya. Aileen kembali menatap pria itu lagi, beberapa detik ia mengamati dalam diam hingga akhirnya wanita itu tertawa.

"Kenapa tertawa seperti itu?" Kini Gio yang menatap Aileen bingung yang masih tertawa.

"Kau mudah sekali berubah mood" kata Aileen apa adanya, membuat Gio berfikir sejenak lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Bingung mau menanggapinya seperti apa.

"Aku seperti ini juga karena kau" ucap Gio cepat.

"Kenapa menyalahkanku?" Aileen tak terima karena disudutkan.

"Kenapa kau harus makan siang dengan pria itu? Bahkan ditempat yang sama dengan aku makan siang? Bagaimana aku tidak marah padamu" ucapan Gio seketika membuat Aileen menjadi salah tingkah, kenapa pria itu seakan-akan menganggap nenemukan kekasihnya yang tengah berselingkuh dengan pria lain?. Astaga pikirian seperti apa itu? Aileen langsung menggelengkan kepalanya, seperti menyadarkan dirinya sendiri.

"Itu urusanku aku mau makan siang dengan siapa" sergah Aileen dengan nada kesal, menutupi kegugupannya.

"Tapi aku tidak suka melihatmu bersama pria lain" kata Gio jujur sambil menatap mata Aileen begitu dalam. Aileen menghela nafas lagi.

Hate U Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang