The Truth About Him

60 5 0
                                    

Paginya Keisha terbangun dengan wajah sembab dan mata yang bengkak serta kepala yang sedikit pusing. Dia tidak pernah terbangun dengan keadaan semenyedihkan ini sebelumnya. Ia bangkit dengan malas dari atas tempat tidur dan langsung menuju cermin. Ia menatap bayangan wajahnya di cermin, mata yang bengkak dan wajah yang sembab sukses membuatnya merutuki penampilannya sekarang yang sangat memprihatinkan.

"Ya allah, wajahku ga enak banget diliat!" Batin Keisha sambil menatap dirinya sendiri di cermin yang ada di hadapannya.
"Harusnya gue ga selebay ini tadi malem, kenapa ampe sesensitif ini sih, padahal kan gue udah tau kalo si Devan emang begitu adanya! Bodoh banget lagian! Nangis ampe segini parahnya, harusnya gue ga usah masukin omongan Devan ke hati, toh mulut dia kayaknya emang di setting buat ngomong pedes dan nyakitin gitu. Dan gue dengan bodohnya biarin perasaan gue ikut larut. Ngga. Ngga. Ngga!! Hal ini ga boleh terjadi!! Mungkin semalem mood gue lagi ga bagus jadi gue ga bisa ngontrol emosi gue sendiri, lagian gue ga secengeng ini kok jadi cewe! Yang langsung mewek cuman karena omongan gitu doang. Ga! Gue ga boleh kalah gitu aja! Orang belum berjuang! Toh sakit hati dan cimta itu kan sepaket, yah gue harus siap sakit hati kalo udah kejebak sama yang namanya cinta!! Semangat Key!! Lo ga boleh nyerah gitu ajaa!! Devan lo ga bisa nyuruh gue berenti gitu aja! Enak ajaa!! Ga bakal gue nyerah!!" Batin Keisha lagi sambil tersenyum lagi kearah bayangannya di Cermin, ia kembali bersemangat walaupun semalam habis menangis terisak. Tapi bukan Keisha namanya yang akan terus terpuruk dan melupakan begitu saja misinya walaupun telah di acuhkan oleh Devan.

Ia pun langsung pergi ke kamar mandi untuk bersiap berangkat ke kampusnya, tak lupa sebelum berangkat ia mengompres kedua matanya yang bengkak dengan air hangat. setidaknya matanya tidak sebengkak kemarin malam, bisa curiga sahabat-sahabatnya dengan kondisi wajahnya ketika ia bertemu dengan mereka nanti.

Keisha tiba di kampus seperti biasanya dengan bersemangat sambil bersenandung ceria seakan tidak terjadi apa apa dengan dirinya. Ia langsung menuju kelas dan langsung duduk di bangku kosong di sebelah Cindy dan Dea.

Dea yang menyadari Keisha langsung meliriknya dan siap mencerca Keisha dengan pertanyaan-pertanyaan yang sejak kemarin ingin ia tanyakan ke Keisha.
"Key, gimana kemaren? Lo dapet nomer telponnya Devan dan udah lo hubungin dia belom?!" Tanya Dea dengan sangat antusias.

Keysha melirik sekilas kearah Dea dan Cindy bergantian. Ia ingin memberi tau Dea apa yang terjadi dengannya semalam tapi tidak ingin Cindy mendengar pembicaraannya nanti dengan Dea.

Untungnya saat Keisha melirik kearah Cindy, Cindy sepertinya sibuk dengan handphonenya dan earphone yang terpasang di kedua telinganya, setelah memastikan keadaan aman, Keisha lalu menceritakan semua kejadian ke Dea, tidak ada satupun yang ia tutupi, ia menceritakan bagaimana ucapan Devan yang sangat menyakitkan kepadanya waktu di telpon dan bagaimana ketusnya Devan saat berbicara dengannya. Ia mencurahkan semua perasaannya kepada Dea dan ia merasa sedikit lega  telah mencurahkan perasaannya ke Dea, setidaknya ia tidak memendamnya sendiri, dan perlahan bisa sedikit melupakannya sehingga ia tidak merasa terbebankan lagi dengan sakit yang menggrogoti hatinya.

Dea tampak sangat serius mendengar cerita Keisha sedari tadi, ia memperhatikan Keisha dengan tatapan yang sendu dan mulut yang sedikit terbuka tidak percaya sahabat yang baik, cantik, dan periang di perlakukan seperti itu oleh Devan.

Ia tau bagaimana perasaan Keisha saat ini, tentu sebagai sesama perempuan ia paham bagaimana kondisi hati Keisha saat ini, ia bisa melihat mata Keisha yang bengkak tapi ia tidak ingin menanyakan apa penyebabnya, tanpa Keisha memberi tahunya pun ia sudah tau Itu semua penyebab nya sudah pasti omongan pedas Devan. Dea mencoba menenangkan Keisha sambil sesekali mengusap pundak dan tangan Keisha mencoba memberi kekuatan kepada sahabatnya itu.

"Udah ya Key, gue ngerti perasaan lo kok. Gue ga tau kalo bakal kayak gini ujungnya, gue kira kalian bisa langsung deket, makanya gue excited banget tadi nanyanya. Tapi ga tau kalo kejadiannya kaya sekarang. Udah lupain aja Key. Lo ga pantes di bikin kaya gini sama dia. Banyak cowo yang lebih baik dari Dia Key, So please don't waste your time for a boy like him!" Ucap Dea mencoba menenangkan perasaan Keysha.

My effortsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang