Forget Me, Dit.

30 5 0
                                    

Tak ada yang taukan kedepannya seperti apa. Siapa sangka Devan yang dulu sangat dingin, angkuh, dan sombong itu berubah 180 derajat menjadi Devan yang hangat, perhatian, dan tentu sangat-sangat manis.

Aku menikmati perubahannya itu seolah-olah hanya bisa merasakannya sekarang, memanfaatkan kesempatan yang sangat berharga ini, untuk kusimpan di memoriku. Takut-takut semua yang aku rasakan sekarang hanya semu dan mimpi indah belaka, karena mungkin suatu saat saat mimpiku ini akan berakhir. dan saat semuanya berakhir, Devan yang dulu mungkin akan kembali. ia kembali berubah seperti Devan yang dulu lagi, walaupun sebenarnya aku tidak ingin hal itu terjadi, tapi seperti awal kita tidak tau apa yang terjadi kedepannya. jadi, sebelum semuanya terjadi dan lenyap begitu saja, aku hanya ingin menikmati semuanya dengan sebaik-baiknya. Catet, sebaik-baiknya!

Oh ya. Semenjak hari itu, hubunganku dan Devan semakin dekat. Close than before.
Kami melalui semuanya bersama.. Hal terkecilnya, Tiap hari ia akan mengantar dan juga menjemputku.
Bukan hanya itu, saat jam istirahatpun ia selalu ada didekatku. How sweet he is?

Tak ayal, karena kedekatan itu kami mulai jadi bahan perbincangan para biang gosip di divisiku dan juga para karyawan seantero kantorku. Devan, si most wanted, dambaan para gadis-gadis genit serta tante-tante kurang belaian dan juga notabene seorang Manajer Produksi yang terkenal sangat dingin, tegas dan arogan bisa berubah sangat lembut saat bersamaku dan tidak pernah sungkan-sungkan menghampiriku saat jam istirahat untuk mengajak makan bersama. Bagaimana hal itu tidak membuat mereka semua bertanya-tanya dan geram?

Bahkan ada yang menampakkan ketidaksukaannya secara langsung kepadaku dengan menatapku seolah ingin membunuhku dan ada juga yang secara terang-terangan mengatakan kalau aku mengguna-gunai Devan sehingga ia bisa bersikap seperti itu kepadaku.

Tapi aku mendiamkan dan melupakan saja semua tuduhan mereka itu. Aku fikir mereka hanya iri. Lagipula aku hanya karyawan baru disini, tidak mungkinkan langsung mencari masalah. Jadi kututup dan kukebalkan saja telingaku dari omongan ga jelas dan dirty mind mereka itu. Yang penting aku bahagia. Jadi, persetan untuk semua itu. Haha
Walaupun kadang menjengkelkan juga kalo aku mengingatnya -,-

Dan oh yaa, Mungkin karena telah banyak gosip dan informasi yang menyebar tentang hubunganku dengan Devan,  akhirnya berita itu sampai juga ke telinga Radit.

Ah laki-laki itu, sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya.
Bahkan sekarang kami tidak pernah berhubungan lagi. Semua sosmed dan hal yang berhubungan dengannya aku block.
Bukan apa-apa, menjaga jarak adalah pilihan terbaik untuk kami. Bukan karena sakit hati sih, aku hanya mencoba menjaga perasaan Intan. Yah, sahabatku itu terkadang terlalu overprotective terhadap pacarnya.

Dia bahkan rela melupakan persahabatan kami yang sudah berjalan 4 tahun itu, dan memilih untuk tidak lagi menjalinnya.
Dia juga melihatku seperti musuh yang ingin ia jambak dan tatapannya yang tajam sering kali ia perlihatkan kepadaku saat kami terkadang bertemu saat janjian bersama dengan sahabat-sahabatku yang lain.

Bahkan pernah sesekali Luna menegurnya karena tatapan bencinya itu saat melihatku. Ia juga ikut memarahi Luna karena ia  fikir Luna lebih membelaku dibanding dia.
Sedangkan teman-temanku yang lain hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan mencoba menenangkan Intan yang emosinya semakin meningkat jika tatapannya bersirobok denganku.
Sedangkan aku hanya memandangnya dengan dahi berkerut dan alis terangkat. Perasaan aku tidak pernah bermasalah atau membuatnya kesal? Kenapa dia seperti kesetanan melihatku?

Oh ingatkan aku, bukannya harusnya aku yang benci dan kesal kepadanya?
Ia yang telah merebut Radit dariku kan? Kenapa jadi dia yang benci?
Apa dia pernah berfikir bagaimana perasaan dan posisi ku saat orang yang engkau sayang mengatakan ia lebih mencintai sahabatmu sendiri disaat engkau mulai menyakini perasaanmu kepadanya. Saat aku sudah mulai terbiasa dan melupakan semuanya Kenapa jadi dia yang seolah-olah ada di pihak yang yang tersakiti itu.

My effortsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang