Make you feel my love, again.

29 4 0
                                    

Satu hal Yang membuatku bingung , Dari sekian banyak tempat kerja yang ada di penjuru Jakarta ini kenapa aku harus dipertemukan kembali dengannya dan bekerja satu kantor pula dengan laki-laki ini.

Bukan apa-apa, hal ini malah membuatku jadi ingat sesuatu. Dulu, waktu malam saat aku menemani Radit menghadiri acara di kantornya dari situ aku tahu bahwa Radit mengenal Devan karena ia teman sekantornya. Tapi tunggu dulu. Astaga, berarti bukan cuman Devan yang akan aku temui disini tapi Radit juga.

Sesempit inikah duniaku, kenapa aku harus bertemu lagi dengan mereka berdua. Niat awal untuk menghindari dan melupakan kedua pria yang sudah menjungkir balikkan dan mematahkan hatiku ini, tapi kenyataan malah mempertemukan aku  kembali dengan mereka.

Sungguh aku seperti ini bukan karena aku membenci mereka berdua, tapi menjauh tentu pilihan terbaik agar suksesnya usahaku untuk melupakan mereka. Orang-orang yang dulu pernah menempati tempat istimewa dihatiku.

Dan ya, Jangan menilaiku sebagai gadis pengecut karena ingin menghindari mereka, satu hal sebenarnya yang aku takutkan. Aku bingung bagaimana aku harus bersikap ketika nanti harus bertemu langsung dengan mereka walaupun secara tidak sengaja.

Apa aku harus memasang senyum termanis seolah hatiku baik-baik saja padahal karena mereka berdua aku merasa duniaku berubah. Atau aku harus benar-benar menjauhi seolah-olah tidak pernah mengenal mereka sama sekali di hidupku. Ahh. Memikirkannya saja aku sudah membuatku sangat pusing.

Sepertinya tidak ada pilihan selain menghadapinya, toh tak ada gunanya terus menjauhi mereka jika takdir memang telah menentukan aku bertemu dengan mereka lagi. Yasudahlah. Biarlah nanti waktu yang menjawab semuanya.

Aku rasa sesuatu yang secara spontan dan alami lebih baik terjadi saat aku bertemu lagi dengan mereka nanti. Biarlah semua berjalan sesuai porsinya dan alurnya. daripada aku stres sendiri dari sekarang memikirkan bagaimana reaksi dan ekspresiku jika aku bertemu lagi dengan mereka.

Setelah mengatur detak jantungku yang kembali tidak karuan karena kaget melihat wajah Devan dan meyakini bahwa itu benar-benar dia setelah hampir 5 menit aku mengucek kedua mataku untuk meyakinkan penglihatanku bahwa benar laki-laki tampan diseberang sana adalah Devan, si cowo sombong dan dingin yang dulu pernah membuatku jungkir balik dan merasakan pedihnya patah hati karena mencintai sosoknya. sampai mataku terasa perih dan aku yakin sekarang sudah memerah karena aku menguceknya terlalu keras.

Aku kembali memantapkan langkahku untuk kembali menuju ruang tempatku bekerja sambil sibuk merapikan kemeja yang aku kenakan.

Saat melewati koridor mataku tak sengaja lagi menatap kearah Devan. Ia yang sepertinya menyadari kehadiranku sontak langsung berdiri dan menghampiriku dengan langkah yang sedikit tergesa-gesa.

Aku kembali sibuk merapikan kemejaku lagi, berpura-pura tidak menyadari kehadirannya yang sepertinya sekarang sudah berada di sampingku. sumpah, sekarang aku merasa jantungku kembali berdegup malah lebih kencang dari sebelumnya. Aku khawatir kalau ia bisa mendengar sangking kencangnya. Halah!

Suara dehemannya sontak membuatku refleks menatap kearahnya sambil mengangkat sebelah alisku seolah-olah kaget dengan kehadirannya sambil terus menstabilkan detak jantungku.

Ia langsung tersenyum ramah kearahku.
"Hai Keysha" ucapnya lembut sambil menyodorkan tangannya.

"Oh, hai.. Devan".
Balasku sambil menerima uluran tangannya dengan senyum tipis yang kuperlihatkan.

"Lo kerja disini juga?" Tanya Devan yang langsung kubalas dengan menganggukkan kepalaku.

"Dari kapan?" Tanyanya lagi.

My effortsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang