My New Days

30 5 1
                                    

Sekarang Aku sadar bahwa tidak semua hal berjalan sesuai dengan keinginan kita. Banyak sekali yang pada kenyataannya malah berbanding terbalik dengan keinginan dan harapan yang telah kita rancang sedemikian rupa.

Tapi satu hal yang dapat aku pelajari dari semua ini, bahwa aku tidak bisa menggantungkan seluruh kepercayaanku pada seseorang.
Karena pada akhirnya, akulah yang menentukan hidupku sendiri. Memilih untuk terus larut dalam kegalauan karena Radit yang sekarang jauh dari hidupku, atau tetap menjalankan hidupku ke depan tanpa bayang-bayang Radit lagi.

Tapi pada kenyataannya, aku tak memungkiri bahwa Jauh dari Radit benar-benar merombak habis kehidupanku, yang tadinya benar-benar berwarna, benar-benar ceria dengan kasih sayang dan cinta serta perhatian penuh yang ia berikan, tapi sekarang semuanya berubah drastis, hidupku terasa benar-benar hambar dan datar.

Aku belajar mandiri, yah seperti aku yang sedia kala, hanya dukungan orang tua menjadi salah satu penyemangatku untuk terus melanjutkan cita-citaku, hanya demi mereka aku bisa terus tersenyum dan melupakan sejenak belenggu-belenggu yang ada dihatiku.

entahlah, bagiku sekarang aku hanya ingin menjalani apa yang ada di hadapanku dengan sebaik-baiknya, tidak banyak ekspektasi, tidak banyak planning, hanya menjalaninya. Bukan pasrah, bagiku hidupku tidak ingin muluk-muluk sekarang, menjalani apa yang ada dan berbahagia hari ini saja sudah sangat cukup.

Mungkin karena itulah aku bisa menyelesaikan skripsi dengan sangat cepat yang pada awalnya membuatku sedikit pesimis. Ternyata dari banyak peristiwa yang aku alami, banyak pelajaran yang dapat aku petik secara tidak sengaja, aku bisa lebih fokus mengerjakan semuanya, rasa percaya diri itu bangkit sendiri walaupun tidak ada lagi support dari Radit. Semuanya ku kerjakan dengan sangat maksimal semampuku.

Satu hal yang aku tau Bahwa dengan mempercayai diriku sendiri, disertai dengan do'a dari orang tuaku, aku bisa melewati semua hal yang mungkin aku anggap mustahil selama ini.

Dan disinilah aku sekarang, berdiri  dengan sangat anggun, mengenakan kebaya dengan model yang simple bewarna peach yang membuat kulit putihku semakin bersinar di bawah terik matahari pagi yang cerah ditemani orang-orang yang aku sayangi bersiap menuju ballroom tempat acara graduation angkatanku berlangsung.

Aku tersenyum menampilkan gigi-gigi putihku saat melihat sahabat-sahabatku satu persatu datang bersama dengan keluarga dan kekasihnya.
Sedikit membuatku sebagian hatiku iri sih, karena saat yang terpenting di hidupku seperti sekarang aku tidak ditemani seseorang yang special selain keluargaku.
Jomblo sih!

Luna dan Dea menghampiri dan langsung memelukku dengan sangat erat sampai aku sulit bernafas dan sesekali mengecup pipiku meninggalkan bekas lipstick mereka.
Aku mendengus sebal menerima serangan mereka ini.
"Ihh, pada kenapa sih lo pada! Rusak deh make up gue!"
Ucapku dengan nada kesal sambil melepas paksa pelukan mereka.

Mereka berdua hanya cekikikan puas sambil sesekali menoel daguku lembut.

"Cieee, ngambekkk! Kita kan kangen taukk sama lo Key! Orang tiap di ajak ngumpul ga bisa mulu! Tapi sekarang kayaknya udah ga galau lagi yah, udah bisa ngomel lagi!! Hehe"
Cerocos Dea yang langsung ku hadiahi dengan cubitan pelan di perutnya.
"Awww, sakit Keysha, balik lagi deh galaknya!!" Gerutu Dea.

"Iyanih, kita kangeen angett sama lu tau Key! Tapi alhamdulillah ya ga berasa sekarang kita udah mau wisuda kayaknya baru kemaren kita masuk kuliah, berarti sekarang kita udah ke tahap yang lebih tinggi di hidup kita, gue bakal kangen banget tau belajar sambil ngobrol dan ngegosip bareng sama kalian, mau mewekk ih gue!" Ucap Luna panjang lebar dengan matanya yang sedikit berkaca-kaca yang sontak membuatku dan yang lain ikut terbawa suasana dan tanpa sadar juga ikut berkaca-kaca.

My effortsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang