I will try to love you, Radit!

89 7 0
                                    



Setelah sampai di kosan, aku langsung merebahkan tubuhku asal ke atas kasur tanpa melepaskan sepatu dan membanting asal tas dan buku-buku yang tadi aku bawa ke kampus sembarangan arah.
Entahlah ada apa denganku selama hampir 3 bulan ini, aku seperti seseorang yang sudah tidak memiliki semangat hidup lagi. Tadi saat di kampus pun aku benar sudah kehilangan moodku, sedari datang aku hanya melamun entahlah banyak hal yang seakan terus menggangguku akhir-akhir ini.

Untuk itulah tadi aku memilih untuk pulang, dari pada moodku semakin kacau dan makin tidak baik lagi karena bukan hanya terganggu oleh fikiran-fikiranku saja, aku juga merasa risih oleh kelakuan gila sahabat-sahabatku, yang menggoda Dea dan tidak berhenti tertawa seakan tidak ada beban sama sekali di dalam hidupnya, berbeda sekali denganku saat ini, biasanya aku juga selalu ikut andil jika masalah mengganggu atau menggoda salah satu sahabat atau teman kelasku, ikut tertawa sampai suara cemprengku menggema seantero kelas dan akhirnya di omeli oleh cewe-cewe dikelasku karena dianggap berisik dan mengganggu, tapi entahlah hari ini perasaanku benar-bemar sensitif sekali.

Untuk itulah aku memilih pulang saja mencoba menenangkan fikiranku yang sudah semakin kacau akhir-akhir ini walaupun sebenarnya jam kuliah belum selesai.

Sekali lagi aku sadar, aku tidak biasanya seperti ini. Biasanya aku selalu pintar menguasai emosi dan fikiranku, walaupun ada yang menggangguku aku selalu berusaha untuk melupakannya walaupun hanya sesaat untuk fokus mendengarkan dosen yang sedang menjelaskan materi dan menyelesaikan jam kuliahku sampai selesai. Tapi yang terjadi sekarang? entahlah, aku bahkan sudah tidak bisa mengontrol diriku sendiri. Aku benar-benar frustasi sekarang, aku menjambak rambutku sendiri serta berteriak di bawah bantal mencoba untuk melepaskan penat yang ada di hati dan fikiranku.

"Ahhh!!! Gue benci diri gue yang sekarang!! Kenapa semuanya jadi kayak gini, kenapa gue jadi selemah ini!! Gue ngga mau nyusahin kedua orangtua gue yang sudah susah payah nguliahin gue jauh-jauh kesini sedangkan gue nyia-nyian kuliah gue sendiri!! Ya Allah apa yang harus aku lakukan sekarang!! Kenapa semuanya jadi semakin rumit dan sulit!!" Aku melepas semua unek-unek yang ada di hatiku dengan berbicara sendiri sambil memukul-mukul guling yang ada di hadapanku dengan airmata yang tiada berhenti mengalir membasahi kedua pipiku.

Aku butuh sesuatu yang bisa menenangkan fikiranku yang sudah kacau sekarang, untuk itu aku bangkit dengan pipi yang sudah sembab lalu masuk ke kamar mandi untuk berwudhu. aku tau cara yang bisa sedikit menenangkan fikiranku yang tegang dan kalut sekarang, ya dengan sholat dan memberi tahu semuanya kepada sang maha Pencipta, mengadukan kepadanya apa yang sedang menggangguku saat ini karena aku yakin ia akan mendengar semua keluhanku dan meminta kepadanya untuk mengurangi sedikit masalahku sekarang. Karena aku yakin ia selalu mendengar permintaan hambanya, akan selalu ada solusi yang terbaik dari-Nya untuk setiap masalah hambanya.

Setelah menyelesaikan kewajibanku dan mengadukan seluruh hal yang menggangguku kepada-Nya, aku merasa sedikit lebih tenang sekarang. Setelah melipat alat sholatku aku langsung menghidupkan TV dan duduk di lantai sambil menyaksikan acara TV, tapi tidak ada satupun yang menarik minatku untuk terus mengarahkan pandanganku kearah TV tersebut. Aku semakin bosan sekarang, aku tidak tau apa yang harus aku lakukan, sedari tadi aku mencoba memejamkan mataku untuk tidur siang tapi mataku seakan menolak untuk terpejam. Ck, benar-benar sekarang, tubuhku sendiri bahkan menentang perintahku sendiri. Mulai dari hati dan fikiranku yang seakan menentang keinginanku untuk melupakan sosok Devan yang masih terus saja membayangiku dan sekarang mataku sendiri menolak untuk terpejam. Lengkaplah sudah semuanya.

Aku menghembuskan nafas berat, kembali menyibukkan diriku dengan membaca novel yang baru minggu lalu aku beli bersama Dea dan Cindy di sebuah toko buku. Setidaknya dengan mbaca novel ini fikiranku bisa fokus dan terbagi karena mengamati dan memahami cerita tersebut agar sedikit bisa melupakan fikiran-fikiran tentang Devan. Lagi dan lagi.

My effortsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang