~
15 Maret 2016
14.22PM~
Halo, Diary.
Guess what?
Darin mengajak aku, Resta, Lira, Laras, dan Alvin untuk sleepover di rumahnya akhir minggu ini!
Astaga, apa yang bisa lebih baik dibanding diajak menginap di rumah salah satu orang keren di sekolah? Pasti banyak cewek-cewek yang akan iri dengan hal ini, HAHAHA.
Maaf, aku memang seberlebihan itu.
Yah, meskipun aku hampir tidak punya ketertarikan yang berarti pada Darin, sih. Maksudku, ya aku tahu dia cukup tampan, baik hati, dan yang terpenting, sama sekali tidak brengsek.
Entahlah, aku sih sebenarnya memang tidak tahu banyak soal cowok itu. Haha, maafkan aku, Darin.
Dan semoga saja akhir minggu ini akan menyenangkan, semoga.
Aku punya firasat aneh sebenarnya untuk akhir minggu nanti. Tapi aku tidak bisa menyimpulkan itu firasat yang baik atau buruk.
Kurasa segitu saja, sampai jumpa!
Anindita S
~
Group Chat : Orang Keren Doang Yang Boleh Masuk--Ide Resta Ganteng--.
Laras Oliv : Haloha, jangan lupa nanti jam 2 kita kumpul di rumah Darin, yey
Alvin P : Gausah diingetin setiap sepuluh menit juga kali, Ras
Resta Adya : Laras cuma excited buat ngacak-ngacak rumah Darin sih, ya kan Ras?
Lira S : Duh kalian ini, udah packing belom? Awas aja kalo belom
Darin S : Emang belom Lir
Lira S : Gue gananya elo, Tuan Rumah, siapin aja snack sama movie yang banyak
Darin S : Sialan, emang gue apaan
Anindita S : Alamat rumah lo apaan Rin?
Laras Oliv : Astaga naga Anin yang cantik jelita, selama ini lo anggep kita apa?!!!!
Alvin P : Lebay lo
Anindita S : Gue cepet lupa sama sesuatu hehehe, maaf Ras
Darin S : Jalan Manunggal Selatan nomor 4A
Lira S : Apa gini aja, lo berangkat bareng Alvin, rumah kalian deket kan?
Alvin P : Lah kok gue yang disuruh jadi tukang ojek
Resta Adya : Cie tukang ojek
Lira S : Udah anterin aja Vin kan searah ini
Anindita S : Eh gausah kalo Alvin-nya gamau, entar gue diturunin di tengah jalan lagi
Darin S : Engga kok, udahlah anterin ga Vin atau lo gadapet jatah makan
Alvin P : Sialan, ini demi makanan oke
Anin melanjutkan packingnya yang sempat tertunda lalu meraih kembali ponselnya. Mengetikan alamat rumahnya pada Alvin.
~
"Nunggu lama?"
Anin menggeleng sekilas dan mulai menaiki motor skuter milik Alvin. Cowok itu, menurut Anin tampak seperti maling karena jaket bertudung yang menutupi kepalanya.
Di jalan, hampir tidak ada percakapan sama sekali karena memang pada nyatanya, Anin belum terlalu dekat dengan cowok yang satu ini. Alvin terlalu cuek, menurut Anin.
"Beli makanan dulu yak, buat jaga-jaga kali Darin rese." Anin mengangguk patuh saat skuter Alvin parkir di sebuah minimarket.
Alvin melenggang masuk ke dalam minimarket sebelum menarik tudungnya dan barulah Anin bisa melihat kepala cowok itu secara keseluruhan. Duh, bahasa Anin terdengar aneh.
Oh ya, satu hobi Anin yang lain adalah meneliti penampilan orang lain. Apalagi yang tidak terlalu dikenalnya.
Jadilah sekarang Anin mengekori Alvin seperti anak ayam pada induknya sambil berusaha mensejajarkan langkahnya pada langkah Alvin.
Sesekali, Anin melirik Alvin yang bergumam makanan ringan yang dicarinya. Anin sendiri membawakan troli kecil.
Rambut hitam pendek yang berantakan. Oh, Anin baru sadar kacamata Alvin tidak bertengger di pangkal hidungnya sehingga Anin bisa melihat mata kecoklatan milik cowok itu. Apalagi lesung pipit saat Alvin tersenyum ketika cowok itu menemukan makanan ringan yang dicarinya.
Yah, kesimpulan Anin secara keseluruhan, Alvin sama sekali tidak bisa dibilang jelek. Tetapi Anin heran, kenapa Alvin tidak masuk jajaran kasanova sekolah seperti halnya Darin?
Mungkin Alvin hanya kurang menonjol, dan tidak cukup peduli akan hal-hal itu.
"Heh, bengong aja, ayo gue mau nyari es krim."
Anin menepis asumsi-asumsi aneh di benaknya dan berlari kecil sambil mendorong trolinya.
Oh, Anin benar-benar terlihat seperti anak ayam yang mengekori induknya sekarang.
~
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary of an Unseen One [END]
Teen FictionAku menatap lamat-lamat teman-temanku dari Komunitas Pena yang asyik bercengkrama satu sama lain. Diam-diam, aku bersyukur karena dipertemukan dengan mereka. Mereka tidak menyadari kalau sebenarnya, mereka telah menghapuskan empat kata di dalam hidu...