Maaf typo, selamat membaca.
Kyle pov
Mateku ternyata seorang agent SS dengan kemampuan yang mengejutkan, pantas saja dia dengan mudah pergi tanpa ketahuan Dia pasti memiliki koneksi yang tinggi. Untuk itulah dia bisa pergi tanpa jejak. Bahkan aku tidak bisa mendapat informasi tentang orangtuanya.
Paman dan bibinya yang sedang liburan keliling duniapun tidak tahu tempat tinggal orangtuamu. Mereka bilang orangtuamu sanagt misterius. Tapi selama apapun aku akan tetap mencarimu.
Keesokan harinya aku sudah tahu di mana mateku berada di Hawai, tepatnya di Honolulu. Aku langsung pergi kesana dengan pesawat pribadiku. Tapi aku tetap menyuruh orang mengawasi apartemennya. Aku punya firasat dia akan sulit kutemukan.
Firasatku benar jejaknya hilang lagi. Bahkan aku sudah menggunakan kekuasaanku tapi hasilnya nihil. Aku mengerahkan semua orang nutuk mencarinya di seluruh Hawai, tidak hanya di kota Honolulu saja.
Sudah dua minggu kami berada di sini. Aku tahu Bryan sangat merindukan matenya juga anaknya. Tapi saat aku menyuruhnya pulang dulu dia tidak mau. Dia tahu rasanya jauh dari mate karena itu dia bisa memahamiku. Dia kadang ikut tidak tidur saat aku memikirkan mateku. Kami sama-sama galau. Bedanya dia tau matenya di mana. Sedangkan aku tidak tahu sama sekali.
Handphoneku berbunyi, aku langsung mengangkatnya.
"Bagaimana? Sudah ditemukan?" tanyaku lansung.
"Apartemen kekasih anda Ms. White ada yang memasuki dan tenyata Ms. Harris. Dia- "
Belum selesai orang suruhanku bicara aku sudah memotongnya. "Bagaimana dia bisa masuk? bukankah dia tidak memiliki kuncinya!" Bentakku padanya.
"Dia mendapat kuncinya dari salah satu rekan Ms. White. Ms. Harris membawa barang-barang Ms. White untuk disumbangkan. Setelah saya selidiki dia mendapat telepon tiga hari yang lalu dari no. Sydney. No. sekali pakai yang tidak bisa kami lacak." Jelasnya.
"Jadi dia sekarang di Sydney?"
"Kemungkinan besar Ms. White di sana dengan menggunakan nama samaran, sir"
"Oke. Cari terus sampai dapat." Aku langsung menutup telpon.
"SAM! Siapkan pesawat kita ke Sydney" perintahku dengan keras.
Sudah sepuluh hari aku berada di Sydney. Aku memaksa Bryan pulang, awalnya dia tidak mau. Akhirnya aku memerintahkannya dengan suara Alpha toneku, dia menurut. Sudah hampir sebulan tapi aku tidak menemukanmu.
Aku sedang berbaring di ranjang. Menatap alngit-langit kamar. Di mana kamu berada sayang?
Apa yang sedang kau lakukan sekarang?
Apakah kamu baik-baik saja?
Apakah kamu makan dengan teratur?
"Kyle, kelihatannya kau terlalu keras terhadapnya kemarin, mate kita hanya manusia biasa." Kata Roxy tiba-tiba.
Aku tidak menanggapi, dan menutup link. Apa benar aku terlalu keras padanya?
Oh, kelihatannya Roxy benar. Mateku hanya manusia. Dia pasti menganggapku orang asing. Mana mungkin dia percaya pada orang asing yang tiba-tiba mengatakan dia belahanjiwanya. Bodoh sekali aku.
Harusnya aku menuruti kata Bryan. Mendekatinya secara perlahan. Memberinya waktu untuk menerimaku. Aku berjanji jika aku manemukannya, aku akan melakuakn pendekatan secara perlahan.
Tiga hari kemudian orangku menemukan jejaknya. Aku sangat senang. Dia menggunakan nama Emily Hayes. Dari fotonya dia sangat terlihat berbeda, apalagi ada tompel di pipi. Dia sudah ada di Paris sekitar tiga minggu dan menyewa apartemen selama dua bulan ke depan. Mungkin dia mengira tidak akan ketahuan jadi menetap di sana.
Perjalanan dari Sydney ke Paris membutuhkan waktu sehari penuh. Tapi aku sangat semangat sekali. Aku langsung menuju apartemen tersebut. Aku memencet bel. Kenapa tidak terbuka-buka. Aku memencet lagi belnya berkali-kali.
Seorang wanita gemuk datang menghampiriku. Ternyata dia induk semangnya dan mengatakan bahwa Emily sedang pergi ke Luar negeri dalam urusan bisnis dan dia tidak tahu kemana. Dan sudah sepuluh hari belum kembali.
Aku melangkah menuju mobil dengan gontai. Mobil menuju hotel yang telah di sewa Gib. Sesampainya di kamar Roxy langsung meraung penuh kesedihan. Bahkan aku tak sadar telah mengeluarkan air mata. Terduduk dilantai bersandar pada pintu menundukkan kepalaku pada lutut.
"Oh, sayang maafkan aku jika waktu itu aku terlalu memaksamu. Aku janji tadak akan memaksamu lagi. Kita akan mengenal satu sama lain dengan perlahan, sampai kamu bisa menerimaku. Please kembalilah padaku, sayang." Gumamku sendiri.
Seminggu ini aku seperti mayat hidup. Bryan menghubungiku apakah perlu dia menemaniku. Aku bilang tidak, tapi dia datang bahkan bersama mate dan anaknya. Kesedihanku sedikit terobati, Bryan menyeretku ikut jalan-jalan.
Bryan dan aku memang selalu dekat sejak dulu. Aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri. Selama di sini dia selalu menghiburku. Dia memberiku kumpulan film-film yang harus aku tonton untuk dipelajari agar nanti mateku ditemukan aku bisa menghadapinya dengan benar.
Baru empat hari Bryan disini dia harus kembali, karena mulai diserang para rouge. Kini sudah lima hari berturut-turut pack diserang para rouge. Sudah dua bulan aku berada diluar wilayah. Mungkinkah Aku harus kembali?
Kemungkinan besar karena tidak adanya aku di Pack membuat rogue bebas menyerang packku. Meskipun tanpa aku sebenarnya packku akan terus menang. Tapi aku harus kembali. Aku sudah terlalu lama berada di luar wilayahku.
Author pov
"Apa yang kaudapatkan?" Ucap pria berambut pirang.
"Sudah enam minggu dia tidak kembali ke Packnya, tuan. Mata-mata kita mengatakan dia mencari matenya menghilang tanpa jejak. Bahkan mata-mata kita tidak tahu siapa gadis manusia itu." Jawab pria berkepala plontos.
"Jadi dia sudah menemukan matenya. Dia pasti lemah sekarang karena matenya menghilang." Ucap si tuan.
"Apa yang harus kita lakukan, tuan?"
"Tentu saja kita akan menyerang packnya tiap malam."
"Tapi dia pasti akan kembali jika kita menyerang tiap hari, tuan"
"Dasar BODOH! Itulah yang aku inginkan. Dia sekarang pasti sedikit lemah karena kehilangan matenya. Jadi kita bisa membunuhnya dengan mudah."
Dua minggu kemudian.
"Tuan, ada berita buruk." Informasi bawahan.
"APA?" bentak si Tuan.
"Dia sudah menemukan matenya yang hilang. Ternyata matenya selama ini bekerja di perusahaannya. Tapi ada berita baik, matenya masih tinggal di apartemen bukan di tempat si Alpha." Jelas si bawahan.
"Bagus. Atur rencana, suruh dua anggota kita untuk menyusup dan membunuh matenya."
"Baik, tuan."
Terimakasih sudah membaca

KAMU SEDANG MEMBACA
Stone City
WerewolfSudah lama sekali aku mencari mateku, tapi belum juga kutemukan. Kini saat aku menemukannya dia menghilang tanpa jejak - Kyle Alexander Stone. Aku half werewolf yang cacat. Kau seorang alpha. Aku tidak pantas menjadi pasanganmu. Maaf aku menjauh dar...