Part 13

19.3K 1.3K 6
                                    

Maaf typo. Selamat membaca.

Kyle pov

Aku sedikit tegang. Banyak pertanyaan berputar-putar dipikiranku. Kami semua sudah duduk di ruang keluarga. Suasana ikut menjadi tegang dengan keheningan mencekam.

"Ehem.." Rio berdehem.

"Sebenarnya malam ini Lily akan menjelaskan tentang dirinya pada anda, Alpha. Tapi karena kondisinya seperti ini, jadi saya yang akan menjelaskan. Alpha, saya ingin anda mendengar penjelasan saya sampai tuntas karena saya tidak ingin ada salah paham." Ucap Rio.

Aku mengangguk. Malam ini seharusnya memang Lily yang menjelaskan. Aku benar-benar penasaran tentang Lily.

"Saya pernah menceritakan tentang adik saya yang half, tapi tidak bisa berubah wujud dan memiliki bau manusia pada anda, Alpha. Lilylah adik saya, nama aslinya Water Lily White. Anda juga tahu kenapa Lily merahasiakan identitasnya." Ucap Rio memulai.

Ya, aku tahu alasannya. Rio sudah pernah memberitahu kondisi adiknya di packny yang lama. Oh, aku jadi ingat kata-kata Lily siang kemarin.

Kyle, kau tidak mengerti, dulu aku sering dihina, dikucilkan, bahkan dibully oleh semua.

"Saya baru tahu Lily mate anda saat senin lalu. Malamnya saya langsung menghubungi Lily. Lily bercerita semua pada saya termasuk alasannya meninggalkan anda dua bulan yang lalu. Lily ketakutan, Alpha. Anda werewolf itu membuat Lily langsung terbayang masa lalu yang selalu dihina, dan dikucilkan. Apalagi anda adalah Alpha, itu membuat Lily semakin down. Lily hanya half yang tidak bisa berubah wujud, dia merasa tidak pantas untuk anda." Lanjut Rio.

"Jadi itu yang Lily takutkan, aku mengerti. Aku mencintai Lily, apapun keadaannya aku akan menerimanya." Kataku.

"Saya sejak awal sudah yakin anda akan menerima Lily apapun keadaannya, Alpha. Dan saya minta maaf tadi tidak langsung memberitahu keberadaam Lily karena saya sangat mengkhawatirkannya. Lily masih memiliki darah werewolf jadi perak juga bisa melemahkannya. Saya langsung ke apartemen Lily saat beta B melink semua anggota kawanan tadi. saya sangat takut saat menemukan pisau perak berbau darah Lily di apartemennya. Jadi saya langsung melink ayah untuk ikut membantu. Lalu ayah menemukan Lily dan menginformasi saya. Karena khawatir saya jadi lupa untuk memberitahu anda." Ucap Rio.

"Tak apa, Rio. Saya sudah merasa lega saat kamu memberitahuku. Aku taku Lily dibawa rouge, karena dari bekas noda darah Lily, dia seperti diseret, noda itu mendekati balkon. Sekarang aku benar-benar Lily sudah selamat." Ujarku.

"Alpha, saya berterimakasih karena anda sudah mencintai anak saya dengan tulus meski dia tidak sempurna." Ucap mrs. White denga mata berkaca-kaca.

"Tidak perlu berterimakasih mrs. White. Bagi saya Lily sangat sempurna." Ucapku.

"Kyle, harusnya kau memanggil ibu pada mrs. White." Celetuk Bryan tiba-tiba membuat suasana lebih santai.

"Benar, mulai sekarang anda harus memanggil kami ayah dan ibu seperti Lily dan Rio." Ujar Mr. White.

Aku mengangguk tersenyum malu. Asyik! Sudah dapat restu dari camer juga Rio. Sekarang tinggal membuat Lily jatuh cinta padaku, terus langsung kubawa kepelaminan. Jadi tidak sabar.

"Bryan, Jared. Kalian berdua pulanglah." Perintahku pada mereka.

"Kau tidak pulang Kyle?" tanya Bryan.

"Tidak, aku mau menunggu Lily. Bolehkan mr. whit- e..maksudku ayah?" tanyaku.

Mr. White mengangguk. Bryan dan Jared keluar.

"Kami istirahat dulu, Alpha." Ucap Mr. White.

"Kalian harus memanggil saya Kyle, bukan Alpha lagi. Kau juga Rio." Ujarku tegas, mereka mengagguk. Mr. and Mrs. White menuju kamar mereka.

Stone CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang