Extra Part II

19.8K 1.1K 37
                                    

Maaf typo, selamat membaca.

*****

Lily pov

Saat ini aku sedang berada di Mall bersama pansy dan Andrew anaknya yang berusia tiga tahun. Aku juga dekat dengan Emma bosku di kantor dulu, Emma juga sepupu Kyle sekaligus mate Kevin. Emma masih bekerja karena itu saat ini hanya aku dan pansy yang jalan-jalan. Sebenarnya Emma juga akan resing karena sedang hamil. Aku jadi iri, sudah tujuh bulan aku menikah tapi belum hamil juga.

Sebentar lagi jam makan siang, biasanya aku mengantar makan siang untuk Kyle, tapi hari ini Kyle dan Bryan akan menysul kami ke sini. Aku sudah mengabari Kyle kalau kami ada di restoran jepang seperti keinginan Kyle yang mau makan sushi. Tak lama kemudian Kyle datang tidak hanya dengan Bryan tapi juga Kevin, Emma, Jared dan kakakku Rio.

"Hai, sayang." Kyle menyapaku. Aku menyambutnya dengan senyuman. Kyle mengecup bibirku singkat, duduk di sebelahku dan menyandarkan kepalanya di pundakku.

"Hai, sweetheart." Kakakku menyapaku sambil mencium pipiku dan duduk di sebelahku yang lain.

"Rio! jangan memanggilnya Lily seperti itu, apalagi mencium pipinya." Kyle mengerang, dengan rahang mengeras dan menatap tajam kak Rio.

Aneh sekali. Kyle tidak pernah cemburu kalau dengan keluarga. Kenapa hari ini Kyle bersikap seperti itu? Bahkan rahangnya mengeras. Kulihat yang lain juga pada heran.

"Sayang, kamu kenapa? Biasanya tidak secemburu itu." ucapku lembut pada Kyle. Ya, aku memanggil Kyle dengan kata itu setelah menikah.

"Aku tidak suka ada orang lain memanggilmu seperti itu."

"Tapi kak Rio kan kakakku, sayang."

"Pokoknya aku tidak suka. Kalian semua jangan memanggil Lily dengan kata-kata sayang, mengerti!" kata Kyle dengan nada memerintah.

Mereka saling berpandangan, sedangkan aku hanya mengangkat bahu. Akhirnya mereka hanya mengangguk termasuk kakakku juga mengangguk. Tatapan Kyle begitu mengintimidasi.

"Bagus! Sayang kamu sudah memesankan pesananku?" tanya Kyle padaku dengan senyum. Kyle menggeser kursinya mendekat padaku, tangannya bergelayut pada tanganku.

"Sudah, sayang." Jawabku.

Astaga! Ini benar-benar aneh. Biasanya aku yang suka bergelayut padanya. Kenapa sekarang Kyle yang begitu? Oh, aku jadi ingat, tadi pagi Kyle juga aneh tidak mau ke kantor padahal ada meeting penting, setelah aku bujuk baru dia mau.

"Rio, geser kursimu agak jauh dari Lily!"

Lihat, aneh sekali kan? Apa yang terjadi padanya?

Pelayan datang membawa pesanan kami. Pantas saja tadi Pansy pesan banyak makanan ternyata untuk yang lain juga. Kamipun langsung melahap makanan kami.

*****

Setelah dua minggu berlalu, sikap Kyle kembali normal lagi. Kepalaku pusing, selama dua minggu ini Kyle menempel padaku terus-menerus, tidak mau ke kantor, bahkan aku bujukpun tidak mau. Akhirnya Kyle mau ke kantor asal aku ikut bersamanya. Tapi kenapa sikap yang suka menggodaku dan mesumnya tidak hilang?

Sesampainya di kantor, kalau tidak ada berkas yang penting Kyle selalu membawaku ke kamar yang ada di ruangannya dan kami bercinta dengan panas disana. Setelah itu Kyle akan melanjutkan pekerjaan dengan semangat, dan aku akan tidur sampai jam makan siang. Setelah makan siang sesi bercinta keduapun terjadi. Entah kenapa aku juga tidak bisa menolak.

Seminggu yang lalu, Kyle bahkan memusuhi papanya gara-gara memelukku. Mama mertuaku bingung dengan sikap Kyle. Dulu papa Kyle juga pernah bersikap seperti itu, tapi itu karena mama hamil. Sekarang saja aku tidak hamil karena mereka tidak mencium aroma tubuhku yang seperti orang hamil.

Stone CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang