Part 3

19.6K 1.5K 17
                                    

Maaf kalau typo ya...

Lily pov

Aku terbangun, penciumanku langsung mencium aroma werewolf. Aku terdiam tidak berani membuka mata. Ada suara, seperti orang duduk. Dari penciumanku ada dua werewolf di ruangan ini. Apa yang terjadi?

Kenapa aku bisa bersama mereka?

Oh aku ingat! Aku dihadang lima rouge. Ada yang menarikku dan gelap. Mungkin salah satu dari mereka yang waktu itu menarikku.

"Ada apa?" Terdengar suara pria.

Benarkan! Ini suara yang tadi kudengar sebelum aku tertidur.

"Hanya ingin melihat matemu. Kyle dia manusia, jadi lebih bersabarlah." Kata pria kedua.

"Bryan apa yang harus kulakukan? Aku tidak pernah menghadapi manusia selain urusan bisnis."

Pria pertama bernama Kyle, yang kedua Bryan.

"Dekati dia dengan cara manusia." Nasehat Bryan.

"Apa maksudmu dengan cara manusia?"

"Astaga...Kau sorang Alpha, Kyle. Masa begitu saja tidak tahu. Apa kau tidak pernah nonton film buatan manusia?"

Jadi si Kyle seorang Alpha?

Lebih baik aku bangun saja. Kelihatannya mereka tidak jahat.

"Memangnya apa hubungannya?"

Aku sedikit bergerak, membuka mata. Salah satu pria itu mendekat duduk di pinggir ranjang. Ada suara geraman. Aku lihat teman yang satunya pergi. Aku bangun, duduk sambil mengucek-ngucek mataku. Dia menatapku.

"Hai." Sapanya sambil tersenyum.

Oh...Dia tampan sekali.

Deg..deg..deg.. deg.

Ya Tuhan! Jatungku berdebar kencang. Tenanglah jantung. Aku menghirup nafas dalam-dalam mencoba menetralkan jantungku, tapi yang terjadi aku malah mencium aroma kayu-kayuan dan mint segar yang begitu menggoda.

Tidak! Aku harus fokus.

"Anda siapa?" tanyaku sopan.

Suara geraman terdengar dari pria. Sedikit kaget, kenapa dia mengeram padaku?

Matanya berubah keemasan. Memang sebentar tapi aku tahu matanya tadi berubah. Aku menyipitkan mataku. Kelihatannya dia tidak sadar mengeluarkan geraman. Aku mencoba melambaikan tanganku di depan wajahnya. Dia tersadar. Kemudian berdehem.

"Aku Kyle, Kyle Alexander Stone, panggil saja Kyle." Jawabnya.

Stone?

Sepertinya aku pernah mendengar nama itu, tapi dimana?

Apa mungkin dari salah satu rekanku?

Kalau begitu, berarti dia orang yang berpengaruh. Aku melihat Kyle, tiba-tiba dia mencondongkan tubuhnya padaku. Aku sedikit mundur. Tangannya terulur membelai rambutku dan menyisipkan ketelingaku.

"Siapa namamu, sayang?" Tanyanya lembut.

Aku jadi sedikit grogi.

Apa aku salah dengar?

Tadi dia memanggilku sayang kan?

"Apa tadi anda memanggil saya sayang?" Tanyaku akhirnya.

"Memang kenapa? Kaukan mateku. Dan panggil aku Kyle, sayang" Jawabnya santai.

Mate?

Aku matenya?

"Apa maksud anda? Mate?" Tanyaku masih binggung.

Stone CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang