Chapter 3

990 47 3
                                    

" Aww aduh " prilly memegang kepalanya yang berdenyut.

" Illy sayang kamu udah bangun. Gimana sayang? Gimana? Ada yang sakit? " tanya bunda ully

" Bunda ngapain kesini? Aku gak papa bunda, illy sehat kok. Cuma sedikit pusing aja tadi soalnya kan illy belum makan " jelas prilly, ia mencoba duduk dengan bersandar dikepala ranjang.

" Illy, kamu disini dulu ya. Nanti kamu pulang sama bunda biar mobil kamu dibawa mang sabar, bunda mau bicara sama dosen kamu dulu. Nak ali titip illy bentar ya, untung aja ada kamu nak, makasih ya udah bantu illy " ali hanya mengangguk mengiyakan perkataan bunda ully

***

Bunda ully menyusuri koridor kampus miliknya, melangkah menuju ruang dosen.
" Bu ully, maaf ada kepentingan apa ya bu, sampai sampai ibu repot repot datang kesini " tanya bu syifa, salah satu dosen dikampus ini.

" Iya bu, saya sedang mencari pak hendri. Apa pak hendrinya ada? Atau pak hendri sudah pulang? " tanya balik bunda ully

" Oh pak hendri, sepertinya belum " bu syifa mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan ini.
" Itu pak hendrinya bu " bu syifa menunjuk pak hendri yang sedang mengerjakan sesuatu.

Bunda ully hanya mengangguk lalu berjalan kearah pak hendri.
" Maaf pak, apakah saya bisa bicara dengan anda sekarang? " bunda ully berbicara dengan sopan

Pak hendri tidak melihat kedatangan bunda ully, ia masih sibuk dengan kertas yang ada ditangannya
" Sebentar, saya sedang sibuk. Bisa kita bicarakan nanti? Atau jika memang sangat penting, bisa anda sampaikan saat ini juga " pak hendri tetap tidak memperdulikan bunda ully

" Mungkin alangkah baiknya jika kita bicara ditempat lain. Saya hanya ingin bicara empat mata dengan anda PAK HENDRI " bunda ully menekankan kata pak hendri karena emosinya sudah memuncak.

" Apakah anda tidak tau kalau saya sedang si " pak hendri menghentikan bicaranya ketika dia melihat bunda ully didepannya. Berarti itu artinya dari tadi yang sedang bicara dengannya adalah pemilik kampus ini.

" Maaf bu, saya tidak memperhatikan kedatangan ibu. Maafkan saya atas kesalahan kata kata saya " pak hendri meminta maaf pada bunda ully.

Bunda ully mengacuhkan permintaan maaf pak hendri lalu segera pergi.
" Lebih baik kita bicarakan ditempat lain, jangan disini. Anda bisa ikuti saya pak! Jika anda masih sibuk. Baiklah saya bicarakan nanti " bunda ully sengaja menyindir pak hendri.

" Baik bu, silahkan. Saya akan mengikuti dari belakang " jawab pak hendri yang hanya ditanggapi bunda ully dengan anggukan kepala.

***

Prilly baru tersadar bahwa diruangan ini dari tadi tidak hanya ada dirinya dan bunda. Prilly melihat ali yang bersandar di dinding dengan memainkan ponselnya.
" Ehem " prilly berdehem
" Apa lagi? Udah deh lo diem aja disitu " ali berkata tanpa melihat prilly lalu memasukkan ponsel yang digenggamnya kedalam saku.

" Issh, lo apa apaan sih! Gue cuman mau beli minum, gue haus " prilly berdiri dari duduknya.
Ia mulai berjalan menuju keluar dari UKS, namun baru beberapa melangkah kepala prilly kembali berdenyut dan ia hampir terjatuh. Untung saja ali menangkap tubuh prilly.

" Kan udah gue bilangin, lo diem aja disini. Nyusahin banget jadi orang! Lo gak punya telinga ya? Atau jangan jangan lo budek. Seharusnya kalau lo punya telinga itu lo pakek!! " ali membentak prilly hingga membuat prilly kaget.

" Lo " prilly menunjuk wajah ali
" Lo, biasa aja dong ngomongnya.. Gak bisa apa kalau gak bentak bentak orang " prilly menahan air matanya yang ingin tumpah. Walaupun prilly dengan sekuat tenaga menahannya agar tidak tumpah itu semua hanya sia sia.

Playboy Vs PlaygirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang