Chapter 33

4.5K 186 14
                                    

Keesokan harinya karena hari itu hari libur, Rio ingat bahwa dia akan ke rumah Bulan di Bandung untuk menjelaskan semua.
Dia pergi mengendarai mobilnya sendiri.

Setelah 2 jam perjalanan menuju Bandung, dia langsung menuju alamat rumah Bulan.
Sesampainya dirumah Bulan, didepan pintu gerbang rumah Bulan ada satpam.

"Permisi pak, apa benar ini rumahnya Bulan?" Tanya Rio kepada satpam yang ada didepan gerbang.
"Iya dek, ada apa ya?" Ucap satpam tersebut.
"Ada Bulannya gak pak?" Tanya Rio lagi.
"Oh iya ada dek, adek siapanya Non Bulan ya?" Tanya satpam itu kepada Rio.
"Saya temannya yang di Jakarta pak." Ucap Rio sambil tersenyum.
"Sebentar ya dek, saya panggilin Non Bulan nya dulu." Ucap satpam itu lalu masuk kedalam rumah Bulan.

"Bi tolong bilangin Non Bulan ada temannya dari Jakarta." Ucap Satpam ke pembantu rumah tangga Bulan.

Pembantunya itu langsung ke kamar Bulan yang ada dilantai 2. "Tok.. tok.. tok.."
"Iya bi, ada apa?" Tanya Bulan dari dalam kamar, lalu membuka pintu kamarnya.
"Maaf Non, diluar ada teman Non dari Jakarta." Ucap pembantunya Bulan.

"Siapa ya bi? Cewe atau cowo?" Tanya Bulan bingung.
"Duh.. saya kurang tau Non, soalnya tadi Pak Juki yang ngasih tau saya." Ucap Pembantunya Bulan.
"Oh yaudah, makasih ya Bi. Nanti saya ke bawah." Ucap Bulan lalu menutup pintu kamarnya kembali.

Bulan bingung, siapa yang datang siang siang gini kerumahnya? Temen? Jakarta? Kayak nya kalau Thania, Dianty, atau pun Nanda gak mungkin deh, soalnya dia lagi pada chattan di grup.

Grup Line.

"Eh woi." Bulan.

"Apa?" Nanda.

"Lo pada kerumah gue ya?" Bulan.

"Hah? Rumah lo yang mana?" Thania.

"Yang di Bandung." Bulan.

"Kagak gils, emang kenapa?" Dianty.

"Kata pembantu gue ada temen gue dateng dari Jakarta." Bulan.

"Siapa?" Nanda.

"Gak tau, kalau gue tau juga gue gak bakal nanya lo pada." Bulan.

"Coba aja Lan, lo liat." Thania.

"Iyaiya." Bulan.

Bulan segera keluar dan menuju pintu depan rumahnya.
Saat Bulan mengintip dari jendela rumahnya, dia sedikit kaget saat dia tau yang datang adalah Rio.
Dia bingung kenapa Rio bisa sampe kerumahnya.

Bulan langsung berjalan keluar rumah dengan perasaan yang campur aduk antara sedih, gembira, ataupun kecewa.

Sedih karena Rio sudah punya Jasmine.
Bahagia karena Rio udah nepatin janjinya kesini.
Dan kecewa karena Rio kesini bukan untuk menembaknya, melainkan untuk memberitahu bahwa dia sudah punya Jasmine.

"Hai.. Lan." Sapa Rio, sambil membawa satu rangkaian bunga yang sudah disusun rapih yang dia keluarkan dari belakang tubuhnya.

Untuk apa Rio bawa bunga itu? Gak ada gunanya juga kan? Batin Bulan.

"Hai.. Rio." Sapa balik Bulan.
Gak tau Bulan harus apa sekarang ini, yang pasti Bulan dalam keadaan berdiam diri seperti patung dan penuh kebingungan.
"Apa kabar Lan?" Ucap Rio sambil tersenyum kearah Bulan.

Yaa walaupun cuma apa kabar, itu udah bikin gue gagal move on Yo. Batin Bulan.

"Emm.. baik kok, masuk yuk Yo." Kata Bulan.
Bulan sengaja tidak memperlihatkan kebingungannya agar Rio tidak tau apa yang Bulan rasakan saat ini.

PHPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang