Chapter 36

1.2K 44 0
                                    

Keesokan harinya Dianty sekolah bersama Rifki karna Rifki meminta untuk Dianty pulang atau pergi sekolah harus bersamanya.

Sesampainya disekolah Nanda dan Thania yang sudah menunggu Dianty 15 menit, kaget melihat Dianty turun dari motor yang dibawa Rifki. Entah Nanda dan Thania berfikir kalau mereka sedang mengalami masa pdkt.

"Than, itu Dianty kan? Kok dia sama Rifki?" Ucap Nanda bingung.
"Oiya ya.. kok dia bisa bareng Rifki gitu? Gue rasa mereka lagi deket." Kata Thania yang melihat Dianty diusap kepalanya oleh Rifki.
"Bentar - bentar. Kayaknya mereka pacaran deh liat aja tuh mesra banget pagi - pagi." Lanjut Thania.

"Parah, kok bisa mereka jadian? Setau gue Dianty suka banget sama Rizki tapi kok malah dia jadian sama Rifki, kayaknya ada yang aneh." Ucap Nanda lagi.
"Eh tunggu, itu Rizki kok baru sampe biasanya dia lebih pagi dari kita kan? Ini kita yang kepagian atau emang Rizki telat? Gak biasanya dia jam segini baru sampe sekolah, dan gk biasanya dia naik motor bawa helmnya dua, kan biasanya bawa helm nya satu." Kata Thania yang melihat Rizki datang lebih telat dari sebelumnya.
"Gak ada hubungannya sama Dianty yang dianter pergi kesekolah sama Rizki bawa helm dua Than." Ucap Nanda.

"Iya sih.. tapi lo ngerasa ada yang aneh gak sih? Berarti kan kalo Rizki bawa helm dua trus dateng nya lebih telat dari sebelumnya kan tandanya dia abis nganter seseorang Nan." Kata Thania yang masih saja memperhatikan Rizki.

"Pagi.. semuaa." Ucap Dianty sambil menghampiri Thania dan Nanda.
"Dianty, kok lo bisa bareng sama Rifki?" Tanya Thania.
"Nanti di kelas gue ceritain sekarang masuk dulu yuk udah bel tuh." Kata Dianty.
Saat mereka sedang berjalan di koridor sekolah, mereka bertemu dengan Rizki.
"Dianty, sekali lagi thanks ya buat yang kemarin." Ucap Rizki menyapa Dianty.
"Oh iya Ki tenang aja." Kata Dianty.
Nanda dan Thania terlihat bingung dengan kelakuan Rizki dan Dianty.

Setelah sampai di kelas Nanda langsung menanyakan soal Dianty yang diantar oleh Rifki.
"Dianty jelasin ke kita kenapa lo bisa bareng sama Rifki? Sejak kapan lo deket sama dia?" Tanya Nanda.
"Kepo yaa.. nanti istirahat gue ceritain semuanya. Tuh guru udah dateng." Ucap Dianty sambil tersenyum.

Setelah 2 jam pelajaran di dalam kelas, bel istirahat pun berbunyi.
Thania, Nanda, dan Dianty langsung menuju Kantin.

Sesampainya dikantin mereka bertemu Rizki lagi dan tidak seperti biasanya Dianty kalau bertemu dengan Rizki ini seperti Dianty tidak punya perasaan apa - apa lagi ke Rizki.
"Disitu aja ya." Kata Dianty sambil menunjuk ke arah meja dan bangku yang masih kosong.
Thania dan Nanda hanya mengagguk.
"Dianty, gue ngerasa hari ini aneh banget, dari mulai lo dianter sama Rifki, trus Rizki dateng agak telat, ada apasi?" Tanya Thania penasaran.

"Gue jadian sama Rifki." Ucap Dianty sambil tersenyum kepada kedua sahabatnya.
"Hah? Serius lo? Kok bisa?" Kata Thania dan Nanda kaget.
"Yaa gitu deh, gue juga gak nyangka. Awalnya gue cuma curhat - curhat biasa ke dia trus malamnya dia sama teman - temannya ke balkon kamar gue lewat tangga buat nembak gue. Yaudah gue terima." Ucap Dianty jelas.

"Lah trus Rizki gimana?" Tanya Thania lagi.
"Rizki udah jadian sama Angel." Kata Dianty.
"Waktu Rizki mau nembak Angel, dia minta bantuan sama gue yaudah gue mau gak mau bantuin dia. Nah, abis itu gue cabut kan kemarin, gue cabut ke cafe dan Rifki ngeliat gue nangis di kafe trus gue curhat sama dia." Lanjut Dianty.

"Gila gila.. gue gak bakal nyangka lo bakal jadian sama Rifki, soalnya lu kan juga deketnya gak lama sama Rifki udah gitu gak deket banget kan?" Kata Nanda.
Dianty hanya mengangguk pelan.
"Oiya karna tadi malam dan hari ini gue lagi senang, kalian berdua gue traktir makan bakso." Ucap Dianty sambil tersenyum kepada kedua temannya.

"Yes.. gue boleh nambah dong." Kata Thania.
"Boleh tapi jangan banyak - banyak ya." Balas Dianty.

"Eh Bulan ngevideo call nih." Ucap Nanda saat melihat handphonenya berdering. Nanda langsung mengangkatnya dan mengarahkan kameranya ke dia dan teman - temannya.

"Haii... gue kangen kalian." Kata Bulan dalam telefon.
"Sama Lan, kita juga kangen sama lo." Kata Nanda.
"Lan, lagi ditraktir bakso nih sama Dianty." Ucap Thania.
"Wih.. gak biasanya Dianty ngetraktir ada apa nih? Perasaan gue ulang tahun dia masih lama." Kata Bulan.
"Dia jadian sama Rifki." Kata Thania.
"Rifki? Bentar deh. Rifki atau Rizki?" Tanya Bulan tak percaya.
"Rifki Lan." Jawab Dianty.
"Rifki yang temannya bagas itu?" Tanya Bulan lagi.
Dianty hanya mengangguk sambil tersenyum ke arah Bulan.

"Hebat banget lo, bukannya dia udh punya cewe?" Tanya Bulan lagi dan lagi.
"Iya nih gue cewenya. Waktu yang sama si itu tuh dia putus gara - gara ketauan godain Rizki." Ucap Dianty jelas.
"Ohh.. kirim - kirim lah ke Bandung baksonya." Kata Bulan.

"Hmm... pantes aja dari tadi aku cariin, aku tungguin di kantin ternyata kamu disini. Lagi ngapain sih sampe aku di lupain." Tanya seorang laki - laki yang secara tiba - tiba duduk disamping Bulan dan melihat ke arah layar handphone Bulan.
"Ini teman aku yang di Jakarta. Maaf ya aku lagi males ke kantin." Ucap Bulan.
"Yaudah aku keluar dulu ya.." Kata cowo itu sambil mengusap rambutnya Bulan dan pergi keluar.

"Lan, itu siapa?" Tanya Nanda.
"Itu tadi Revan." Ucap Bulan.
"Ohh itu cowo lo?" Kata Thania. Bulan mengangguk pelan.
"Eh udah dulu ya. Gue udah mau masuk. Dahh.." Ucap Bulan.
"Iya Lan." Kata Nanda.

Setelah Bulan memutuskan telponnya Nanda, Thania, dan Dianty kembali ke kelas karna bel selesai istirahat sudah berbunyi.

Saat sedang belajar di kelas tiba - tiba ada pesan masuk yang membuat Thania sedikit kaget.

"Siapa sih? Gak tau orang lagi sekolah apa?" Ucap Thania.
Terlihat dilayar handphonenya chat line dari seseorang yang tidak ia kenal yang bernama Kevin.

"Kevin siapa?" Tanya Thania kepada dirinya sendiri.
"Kenapa lo Than?" Tanya Dianty yang melihat Thania kebingungan saat melihat handphonenya.
"Ini ada yang ngechat gue minta addback gitu namanya Kevin tapi gue gak kenal." Ucap Thania kepada Dianty.
"Dari timeline atau dari id?" Tanya Dianty lagi.
"Kayaknya dari id deh." Kata Thania.
"Emang lo nyebar id line lo kemana?" Tanya Dianty lagi dan lagi.
"Gue gak nyebar kemana - mana. Kayaknya ada yang ngasih kontak line gue ke dia deh." Ucap Thania. "Ah tau ah biarin aja ganggu aja lagian nanti aja gue liatnya nanti di omelin bu kris lagi." Lanjutnya.

"Thania, Dianty, apa yang sedang kalian bicarakan?" Tegur bu Kris guru Matematika di sekolah mereka.
Semua siswa langsung melihat kearah Dianty dan Thania termasuk juga Nanda yang sedari tadi tidak ikut mengobrol karna fokus.
Bu Kris memang termasuk guru yang lumayan kiler
"Tuhkan kena, ngeselin." Ucap Thania.
"Kalian berdua mengerti apa yang ibu jelaskan di depan tadi?" Tanya Bu Kris.
"Emm.. iya bu ngerti." Jawab Dianty.
"Lo bener ngerti?" Tanya Thania kepada Dianty berbisik sambil menyenggol tangan Dianty.
"Tenang aja.. gue udah belajar ini kok." Ucap Dianty.
"Coba kalian selesaikan soal didepan." Kata Bu Kris sambil mempersilahkan Dianty dan Thania maju kedepan.
"Nty, gue gak ngerti." Bisik Thania.
"Udah gue yang maju." Kata Dianty sambil berdiri dan merapihkan bajunya sebentar lalu berjalan ke depan kelas dengan perasaan yakin.
"Emang sahabat gue yang satu ini the best deh." Ucap Thania

Setelah tidak lama kemudian Dianty menyelesaikan soal yang ada di papan tulis Bu Kris terlihat tidak suka kepada Dianty yang terlihat menyepelekannya.

"Udah bu, bisa kan saya?" Ucap Dianty. "Yaudah saya duduk ya bu." Lanjutnya lalu Dianty kembali ke tempat duduknya.
"Berani banget lo sama dia?" Kata Nanda saat Dianty melewati tempat duduknya.
"Yaelah sama sama makan nasi cuma beda umur." Kata Dianty.

"Oke kita lanjutkan materi kita." Ucap Bu Kris.

----------------------------------

Hai.. maaf yaa baru ngepublish soalnya gak tau kenapa tiba - tiba inspirasi ilang udah gitu sempet lupa passwordnya hehe

PHPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang