[Part 2] SEPERTI BIASA

510 56 10
                                    

Haiii terima kasih respon positifnya. Love you all yang udah read and voment. Hehehe

"Jangan membahas itu lagi, Ding Chengxin...." Qilin melotot tajam karena selama seminggu Chengxin masih menertawakan peristiwa mogoknya mobil Qilin yang membuat ia berakhir dengan naik transportasi umum. Apalagi ketika Chengxin membahas soal kenyataan masih ada orang yang tidak mengenalinya. "Kau juga harus bekerja lebih keras. Kita ini PHANTOM. Dan masih banyak orang tidak mengenali kita-"

"Tidak mengenalimu." Koreksi Chengxin disela tawanya. Qilin merengut kesal.

"Sudahlah! Aku lelah bicara denganmu!" Qilin pergi menembus kerumunan orang, mengabaikan teriakan Chengxin.

"Huang Qilin! Hei, Huang Qilin!" Bibir seksi Chengxin benar-benar perlu dilatih lagi. Dia tidak sadar teriakannya itu membuat orang-orang disekitar mereka heboh.

"PHANTOM!!! Kyaaaaahhhh, Huang Qilin! Ding Chengxin!" Jeritan remaja-remaja itu menyadarkan Chengxin akan bahaya. Oh sial! Qilin tertawa-tawa puas meninggalkan kerumunan itu dan juga Chengxin yang terjebak didalamnya.

***

"Aku sudah mengatakan padamu berkali-kali, Tianxin! Lakukan! Lakukan! Tapi kenapa kau tidak bergerak juga?" Seorang pria paruh baya terlihat membentak seorang gadis yang tertunduk didepannya.

"Tapi, paman...." Gadis itu masih tak berani mengangkat wajah.

"Jangan sebut aku paman! Tidak ada darah pengecut mengalir dalam nadiku! Kau begitu pengecut! Kau bukan keturunan keluarga Li!" Pria itu melangkah pergi setelah melemparkan beberapa map ke meja didepan gadis tadi.

Gadis itu menggigit bibir bawahnya keras. Dia menolak meneteskan airmata hanya karena kata-kata kasar pamannya. Diraihnya map-map tadi dengan tangan gemetar. Dan matanya terbelalak begitu ia melihat isi dari map tersebut.

My Godness....

***

"Sialan kau, Huang Qilin!" Chengxin dengan napasnya yang terengah-engah akhirnya tiba di parkiran dan mendapati Qilin dengan santainya bersandar pada kap mobil.

"Lain kali kalau kau masih mengejekku, aku akan dengan senang hati membiarkan LIGHTS membawamu pulang ke rumah mereka." Qilin menambahkan tawa keji di akhir kalimatnya.

"Kau... Begitu.... Pendendam." Kata Chengxin terputus-putus akibat napasnya yang sesak. "Aku berusaha... Ungh.... Begitu keras untuk bisa... Keluar dari kerumunan itu. Aaahhh." Chengxin berjongkok disebelah kaki Qilin sementara pria itu hanya tertawa puas melihat penderitaan temannya.

"Kemana setelah ini? Kau tidak akan kabur dari latihan ekstra untuk koreo baru, kan?" Chengxin akhirnya berdiri. Napasnya sudah kembali normal.

"Kemana ya?" Qilin balik bertanya dengan nada ambigu.

***

"Huang Qilin, kau benar-benar... Argh!" Junkai melemparkan kertas-kertas didepannya ke sembarang arah. "Pikirkan! Pikirkan! Apa tidak ada jalan lain? Ini impianmu, Huang Qilin! Bagaimana bisa kau melepasnya?"

"Pertama, aku tahu ini impianku. Kedua, kau pikir aku punya pilihan?" Qilin berkata dengan tenang meski emosi membuat suaranya sedikit bergetar.

"Lalu kenapa?"

"Beri aku pilihan jika kau punya, ge."

Junkai diam. Yuan melirik mereka khawatir, tangannya sibuk mengetik pesan untuk Qianxi.

Kau dimana? Keadaan kantor cukup genting.

Beberapa puluh detik kemudian balasan yang ia terima membuatnya memutar bolamata.

2. I'LL CATCH YOU [HUANG QILIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang