[Part 13] LANGKAH PERTAMA?

481 48 18
                                    

Alohaaaa hahaha.... Part ini didedikasikan kepada kalian semua yang setia membaca, vote dan berkomentar. Hihihi.... I love you, guys.... Typo maklumi saja. Dan sorry... Part ini sepertinya agak hambar :'D Karena sebenarnya ini satu part tp karena kepanjangan aku bagi dua. Jadilah yg ini agak2 hambar gimanah gituh. Ampuni sayaaaaa :'D

Qilin dan Ziyi berdiri berhadapan. Tidak seperti Qilin yang tegang dan entah kenapa merasa bersalah melihat lebam di wajah Ziyi, pria itu malah tersenyum-senyum tidak jelas sejak tadi.

"Berpelukan!" Suara Junkai menginterupsi keheningan diantara mereka.

"Ini harus difoto...." Chengxin mengeluarkan handphone disusul oleh Junlin.

"Kau foto aku video," katanya nakal.

"Aku tidak mau!" Qilin bersungut. "Aku akan minta maaf tapi aku tidak mau memeluknya. Apa-apaan? No way!"

Ziyi terkekeh tak mempedulikan ocehan Qilin.

"Kalau kau tidak mau berpelukan dengan Ziyi bagaimana kami tahu kau benar-benar tulus?" Mulut Yuan memang minta disumpal kaos kaki.

"Hm, dui dui dui!" Qianxi manggut-manggut.

Qilin semakin kesal. Menurutnya Qianxi jadi semakin tidak punya kerjaan sejak menikah. Setiap ada keributan di kantor manajemen dia selalu menyempatkan diri untuk datang. Dan bukannya menyelesaikan masalah, dia selalu berperan aktif menjadi kompor yang memanas-manasi Junkai sehingga keputusan yang diambil Junkai selalu aneh.

Seperti kali ini. Qilin tidak mengira mulut ember Ziyi itu akan tumpah kemana-mana soal kesalahpahamannya pada pria itu. Ziyi bilang dia suami posesif yang bertindak berlebihan dan sebagainya dan sebagainya. Tak pelak, Junkai meminta Qilin datang ke kantor dan menasehatinya habis-habisan. Seperti: Makanya kalau tidak ingin istri ditemani laki-laki lain jangan macam-macam. Atau: Jangan membuat istrimu menangis, masih banyak laki-laki lain yang mampu dan bersedia menghapus airmatanya. Qilin sangat gatal ingin berucap: Tahu apa kau? Menikah saja belum. Tapi niat itu ia urungkan karena ia merasa iba. HAHAHA. Qilin tertawa dalam hati.

"Ayo cepat berpelukan." Junkai menyemangati Qilin seolah ini adegan menarik dan wajib.

"Tidak mau!" Qilin bersikeras menolak.

"Ah tinggal peluk saja apa susahnya siiihhh...." Ziyi maju dan memeluk Qilin erat.

"Aoh Ziyi! Bedebah! Lepaskan!"

Ziyi tak mengacuhkan protes Qilin. Dia menempelkan pipinya pada pipi Qilin. "Naaahh cipika-cipiki...."

"Aoh Ziyi! Ini menjijikkan! Lepas!!"

Tawa menggema diruangan latihan. Qilin kesal bukan main tapi akhirnya ia ikut tertawa. Sialan. Aku punya teman-teman gila.

***

Langkah Tianxin terhenti saat seseorang yang sangat dikenalnya berdiri dengan seringai jahat diujung blok perlengkapan bayi.

"Lama tidak bersua, keponakanku."

Bibi Jung terlihat bingung dan menatap Tianxin seolah minta penjelasan.

"Sudah memasuki bulan ketiga pernikahanmu. Kau benar-benar menikmati peranmu sebagai bagian dari keluarga Huang rupanya." Pria tua itu tertawa kecil dengan nada mengerikan.

"Bibi Jung, bisakah kau tinggalkan kami?"

"Tapi nyonya...."

"Tolong...."

Mau tak mau wanita paruh baya itu pergi dengan sedikit khawatir. Namun ia tak bisa membantah.

"Nyonya eh? Pantas saja kau lupa dengan apa tujuanmu mendekatinya." Pria tua itu semakin mendekat. "Mana? Mana yang kau janjikan?"

2. I'LL CATCH YOU [HUANG QILIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang