part 41

22.4K 1.5K 140
                                    

prilly prov

"tunangan"
kata-kata itu yg slalu saja dalam pikiranku.

saat ini kita sedang berada dimobil, hal yg biasa dilakukan aku dan ali di mobil tidaklah sama, aku duduk di samping tante rita, sedangkan ali, ia duduk dikursi belakang bersama sania.

oh betapa rapuhnya tubuhku, melihat kekasih yg slalu ku puja-puja berdekatan dengan wanita lain, lelaku yg biasa possesif padaku, lengannya yg selalu mendekapku kini ia terdiam tanpa kata saat lengannya dirangkul oleh gadis lain. apakah ini kejutan terindah yg diberikannya kepadaku.
oh tuhan rasanya aku ingin memutar waktu menjadi tadi pagi, dan ku urungkan niatku untuk pergi hari ini" batin prilly sambil melihat kaca mobil memperhatikan raut wajah sania yg senang sambil merangkul ali.

sesampainya disebuah rumah, akhirnya mobil pun sudah terparkir di pekarangan rumah, tante rita, ali dan sania segera keluar dari mobil, namun aku sepertinya enggan keluar dan melanjutkan hidupku saat ini juga.

"prill, ayoo masuk dulu, sebelum ke karimun kita istirahat sebentar dirumahku, sungguh aku sangat merindukan tunanganku ini" ucap sania membukakan pintu mobil agar aku keluar.

aku pun melangkah ragu menuju rumahnya.
bahkan ali sudah masuk terlebih dahulu bersama tante rita tanpa memperdulikanku.

aku dan sania sudah sampai diruang tengah rumah ini, sania mempersilahkanku duduk.

"duduklah prill, aku rasa ali pasti langsung ke kamarku. dia memang seperti itu jika kesini" ucap sania tersenyum.

oh apakah lelaki yg ia kenal sudah lama itu pernah berselingkuh dibelakangnya setelah 2tahun menjalin hubungan sampai saat ini.
disini lain prilly menatap detail wajah dan penampilan sania, ia tidak merasa sania anak yg tidak baik, sania cantik dan juga memiliki tubuh seperti model serta senyuman tulusnya yg mengurungkan niat prilly untuk mencakar ataupun menjambak rambut cantiknya yg membuat ia kesal telah mengaku-ngaku sebagai tunangan ali.
"mengaku-ngaku" ohh mana mungkin gadis secantik sania hanya berpura-pura, lelaki manapun tidak akan menolak akan pesonanya" batin prilly.

"heyyy prill" ucap sania mengibaskan tangannya di depan wajah prilly yg sedang melamun.

"eh iyaa maaf, bolehkan aku ke kamar tamu, ku rasa badanku sedikit pegal-pegal" ucap prilly.

"oh tentu saja, kamarnya ada diujung sana, jika kau haus ambilah minuman dikulkas dekat dapur yaa. aku harus ke kamar, mungkin saja ali sudah lama menunggu" ucap sania bangkit dan menunu kamarnya.

oh malapetaka apalagi ini, melihat kepergian sania membuat hati prilly merasa tergores, kejadian ini begitu mengejutkan, ia tak menyangka ada dalam situasi ini.
prilly pun menuju kamar tamu dan mengambil segelas kaleng minuman yg dibawa ke kamarnya.

saat sampai kamar, ia dikejutkan oleh tarikan tangannya dan prilly merasa tubuhnya dipeluk seseorang.

"ku mohon prilly, dengarkanlah penjelasanku dulu" ucap ali.

yaa ali yg memeluk prilly dan mendekapnya dengan erat.

prilly yg kaget pun, semula merasa nyaman namun akhirnya ia tersadar dan menatap wajah ali tajam.

"maksud kamu apa? apa li? ngomong sama aku kalau kamu udah ga cinta sama aku, ngomong kalau kamu selingkuh dari aku" ucap prilly memukul-mukul dada ali.

"heyyy dengerin aku dulu baby. aku ga bermaksud..." ucap ali terpotong.

"bermaksud selingkuh. iyaa li. jawab?? kamu tutupin semua itu dengan sikap protectif kamu" ucap prilly yg semakin deras mengalirkan air matanya.

"bukan sayang.. aku bisa jelasin. ini tuh ga kaya yg kamu pikirin" ucap ali.

"kamu tega li, tega. aku ga nyangka dihari yg aku impikan kamu kasih kejutan yg sangat MENGEJUTKAN" ucap prilly

ali hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan mencoba memeluk prilly kembali walau prilly selalu memberontak.

"AKU BENCI SAMA KAMU, BENCI.. ALI LEPASIN AKU" teriak prilly yg terus meronta dalam dekapan ali.

"aku mohon kamu tenangin diri dulu, kita bisa bicara baik-baik sayang" ucap ali.

prilly yg terus meronta akhirnya pun kehabisan tenaga dan terkulai lemas.
yaa prilly pingsan di dekapan ali, dengan air mata yg basah ke semua permukaan wajahnya dan juga baju ali.

ali yg khawatir pun segera menaruh prilly dikasur dan ditepuk perlahan pipi prilly.

"heyyy sayanggg, ku mohon bangunlah. maafkan aku babyyy. pleaseee" ucap ali sambil menggenggam tangan prilly dan mengecupnya.

ali pun tidak tega melihat kondisi prilly, ia pun akhirnya memilih keluar dari kamar tersebut dan menunggu prilly tersadar.

beberapa saat kemudian prilly merasakan pening dikepalanya, saat ia ingin membuka matanya terasa berat. ia berusaha bangkit dari posisinya menjadi duduk, saat ia edarkan pandangan sekeliling kamar ia merasa asing.

oh ini nyata, bukan mimpi yg prilly harapkan, ia pun memegang pipinya yg terasa lengket oleh air matanya.
begitu sakit yg dirasakan bertubi-tubi ia pun merasa sesak. yaa amat sesak mengingat kejadian yg baru saja ia lewati.
seketika pintu kamarpun terbuka, ia berharap ali lah yg datang tapi bukan, yg datang ke kamarnya adalah sania. sania menghampiri prilly dengan senyum tulusnya.

"hey prill, kenapa wajahnya sembab sekali? habis mimpi burukkah disore hari ini" ucap sania mendekatkan diri kepada prilly.

"ehh mungkin saja, mungkin terlalu lelah jadi mimpi buruk yg kurasa" ucap prilly menggedikan bahunya.

"oo seperti itu, ku harap kau bersiap prill, karena kita akan melihat senja di pantai sekitar sini. ooo sungguh hal ini yg ku inginkan sejak dulu bersama ali" ucap sania sambil membayangkan sesuatu.

prilly yg melihat tingkah sania pun hanya mencoba menetralkan air matanya.

"yasudah, cepatlah bersiap. aku dan ali menunggu di ruang tengah yaa" ucap sania mengelus rambut prilly dan bergegas keluar kamar prilly.

ya tuhan cobaan apalagi ini, mana kuat aku menahan rasa sakitku jika aku ikut dengan mereka. ohh sungguh rasanya aku ingin lenyap saja didunia ini. senja yg aku impikan sekarang sudah milik orang lain, yaa orang lain yg bahagia dengan kekasihku.
hahaha kekasih? bahkan kata itu sudah mulai lenyap perlahan dari diriku.
ku coba memejamkan mata dan berharap semua berubah seketika, aku rindu dengan ali ku, aku benci dengan keadaan ini.

akhirnya aku pun segera membersihkan diriku. menampilkan diriku sebaik mungkin, aku ingin lihat bagaimana reaksi ali jika melihat aku menampilkan lekuk tubuhku. oh bahkan aku masih peduli akan respon yg sebentar lagi akan menjadi mantan kekasihku itu. miris sekali.

prilly pun sudah bersiap dan menghampiri ali dan sania yg sedang duduk di sofa bersama.

"eh prill, kau terlihat lebih fresh. ayoo kita ke pantai" ajak sania mengandeng lengan prilly.

prilly menatap ali sekilas, ia melihat mata ali yg menyala tajam.
oh apakah tuan besar sedang marah akan penampilanku? biarkan sajalah.

ali, prilly dan sania pun menyusuri pasir pantai dan berhenti pada kursi pantai yg menampilkan senja yg begitu indah.

mereka pun duduk bertiga saling berhadapan, sania merebahkan tubuhnya pada sandaran dada ali.

oo itu tempat ternyaman bagi prilly, prilly yg melihat itu pun hanya bisa membendung air matanya dan menatap kearah lain.
sungguh sakit hatinya melihat pria yg diam saja saat wanita lain bersandar di dadanya.
wanita lain? bahkan dia tunangannya prill TUNANGAN.
akhirnya prilly pun bangkit dari posisinya dan berlari menuju pantai.
ia tak sanggup menahan semua ini..

ku tak sanggup bila aku jauhhh, dari dirimu.. ohhhh

wkwkwkwkw author sedih nih, busetttt dahhh baru kali ini nulis cerita sambil sesegukan ngerasain apa yg prilly rasain.
haduhhh kok pendek sii ceritanya, ya gapapalah yaa kan yg penting di next.
mumpung belum sibuk hehehe

salam baby

#jangan teror author pleasee
#noh si ali ajaa yg diteror ahahahhaa

my protectif babyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang