Yuta POV

1.9K 86 1
                                    

Namaku Yuta Kaburame yah kalian pasti sudah mengenalku di part sebelumnya, heh sudahlah ini tidaklah penting ! Usiaku baru 17 tahun aku berdarah Jepang dan Amerika.
Ibuku Himawari Kaburame sedangkan ayahku Justin Koverjogh kalian pasti bingung kenapa nama ayahku tidak dipakai untuk nama belakangku bukan ? Baiklah akan aku ceritakan.
Ayahku meninggalkan ibuku saat aku masih dikandungan, yah aku anak dari hasil hubungan Haram saat usiaku 5th aku harus melihat ibuku dibunuh didepanku pembunuhnya adalah ayahku sendiri Justin, aku dibesarkan olehnya menjadi anggota Pembunuh Bayaran walau aku bagian dari organisasinya aku tetap anaknya aku tidak pernah diberi tugas seberat paman Garry sebelum aku lulus sekolah aku tidak boleh membunuh seorangpun disekolah.
tak kusangka sebejat-bejatnya ayahku dia menyayangiku aku sering mendapatkan 300 jt tiap aku membunuh seseorang ayahku sangat bangga padaku aku bagai malaikat Pistol baginya aku sangat lihai dalam hal menembak aku bukan psikopat haus darah aku membunuh hanya untuk tau seberapa hebat kemampuanku.

" Kau masih tidak mau mengaku juga " Tanya seorang polisi padaku

" Aku bilang Aku tidak melakukannya, Aku sudah dari kemarin kehilangan jamku itu " Ucapku

" Yuta Kaburame jangan mengelak berapa kali kau sudah melontarkan kata itu Mengaku Cepat " Ucap Polisi

" Ck, Apa yang harus aku akui pak ? Aku berbicara jujur apa adanya " Ucapku meyakinkan polisi aneh itu
Sudah 3 jam aku di introgasi aku mulai lelah aku selalu mengatakan hal yang sama polisi itu pun menanyaiku hal yang sama.

Pembunuh baru itu agak sedikit kejam aku tidak marah kepadanya walau karenanya aku harus berurusan dengan polisi.

" Halo apakah ini pak Justin koverjogh ? "

" Iya saya sendiri ada apa ? "

" ini dari Kantor Anak bapak Yuta kaburame Sedang berada disini ia dicurigai terkena kasus Pembunuhan apa bapak bisa datang kesini "

" Pak ini tidak mungkin anak saya tidak mung... "

" Jelaskan saja di Kantor Polisi pak selamat siang "

.

" Yuta kau ini menyusahkan saja " Ucap Justin

" Ada apa dengan Yuta ? " Tanya Garry

" Dia dikantor polisi apa yang dia lakukan aku sudah bilang jangan membunuh disekolah " Ucap Justin sambil memasang Jas

" Yuta anak yang patuh, selama ini dia tidak pernah melanggar hal itu tapi kenapa dia berurusan dengan polisi ? " Tanya Garry

" Sudahlah kau jaga disini mungkin saja ada panggilan baru " Ucap Justin mengambil kunci mobil dan pergi kekantor polisi

" Apa yuta berani melakukan hal ini ? Apa dia neniru gaya anak itu " Ucap Garry

" Atau Jangan-Jangan .... " Ucap Garry

Aku ingin sekali pulang aku tidak tau berapa lama lagi aku harus berada disini arrrgh ayahku kenapa tidak datang juga.

" Cepatlah nak mengaku saja tidak mungkin secara kebetulan ada jam tanganmu di tempat kejadian " Ucap Polisi gila itulagi kepadaku

" Pak Aku tidak membunuh mereka aku tidak ada keruang laboratorium kemarin kalau kalian tidak percaya tanya kepada semua teman sekelasku, aku hanya ada di kelas aku keluar saat ingin ke kamar kecil saja " Ucapku panjang lebar

" Mengaku tidak ? Kalau tidak proses ini akan diperpanjang kau akan lama berada disini " Ucap polisi itu memberiku ancaman yang sangat lucu

" Terserah anda percaya atau tidak, Bisa saja pembunuh itu tidak sengaja menemukan jam tanganku dan menaruhnya diruang itu untuk menutupi kejahatannya tidak ada pengaruh apapun jika menangkapku kalau pembunuh sebenarnya masih berkeliaran " Ucapku lagi semoga polisi itu percaya agar mengeluarkanku dari tempat yang mereka sebut sebagai kantor polisi ini.

" Oh my god kenapa Yuta berani menentangku sekarang " Ucap justin

Ayahku sudah tiba dikantor polisi sekarang

" Pak mungkin ini salah paham Yuta anak yang Pintar ia tidak mungkin melakukan kejahatan sekeji itu " Ucap Justin

" tenanglah anakmu masih diperiksa belum ditetapkan sebagai tersangka bapak tunggu Disini " Ucap Polisi

" Ayolah nak aku lelah mengatakan ini tolong mengaku apakah kau yang melakukan kejahatan ini ? Dan kenapa jam tanganmu berada disana ? " Ucap Polisi itu lagi bertanya padaku huh dia benar2 tidak bosan menanyakan hal yang sama berulang kali

" Aku juga lelah menjelaskannya pak aku tidak tau dan aku benar-benar tidak tau apa-apa aku hanya seorang pelajar yang jadi korban fitnah dari seorang pembunuh dan sudah kubilang walau kalian menangkapku tidak ada pengaruh apapun kalau pembunuhnya masih diluar sana tapi terserah percaya atau tidak " Ucapku yang juga sudah bosan mendengar ocehan pertanyaan polisi gila itu mungkin sudah ratusan kali ia bertanya hal itu padaku. Polisi itu keluar dari ruangan ini dan menyuruhku untuk tetap disini aku mematuhinya dan menunggunya

" Pak anak itu sepertinya tidak bersalah wajahnya terlihat meyakinkan sudah berkali-kali aku bertanya walau dengan ancaman dan pukulan pengakuannya tetap sama "

" Ya sudah lepaskan dia tapi setiap hari selasa dan kamis ia harus melapor dan tidak boleh pergi keluar kota sebelum pelaku pembunuhan itu tertangkap "

" Baik Komandan "

Aku berjalan menuju ayahku, Ayahku memelukku dengan sangat erat bukan pelukan kasih sayang tapi pelukan penuh kemarahan aku tau ia akan memukulku setelah sampai dirumah.

" Sudah ku bilang jangan membunuh disekolah kau ini sekarang sudah bisa melawan orang tua hum ? siapa yang mengajarimu kau juga ingin membuat ayahmu ini dipenjara atau dihukum mati "

Aku hanya bisa diam di pukuli oleh ayahku ia memukulku di pinggang dengan kayu

" Sudahlah tuan aku yakin Yuta tidak mungkin melakukan itu, bisa saja anak itu yang melakukannya dan tidak sengaja menuduh yuta " Ucap Garry

Buuk buuk bukk

Ayahku tidak peduli ia tetap memukulku sampai hatinya puas bahkan darah sudah keluar dari mulutku yah ayahku memang sedikit kejam padaku. Akhirnya ayahku puas saat itu pula aku terjatuh dan memuntahkan darah, kupikir aku sudah selesai dihukum ternyata ayahku tidak memberiku makan malam ini bahkan minum.

Siapa anak yang disebut paman garry tadi apakah dia pembunuh itu, lamunanku buyar karena langkah kaki ayahku yang mendekatiku

" Makan itu "

Aku hanya terdiam

" Sekarang katakan bagaimana kau bisa berurusan dengan polisi "

Aku menceritakan semuanya kepada ayahku, aku tidak mau dipukul lagi aku tidak mau terbunuh ditangannya walau ia ayahku impianku adalah membunuhnya rasa sayang yang kuceritakan hanyalah palsu aku hanya menunggu kapan waktu itu akan tiba.

Dimitri's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang