Yuta melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumahnya, saat ia memasuki pagar rumahnya ia dapati rumahnya penuh dengan banyak orang, wajah yuta berubah dan kembali memutar balik mobilnya menuju kesebuah kafe.
.
"Wine!" ucap Yuta"Anda pelajar bukan?" ucap Pelayan cafe
"Kubilang WINE!" Gertak Yuta
Pelayan itu langsung pergi meninggalkan yuta yg marah, ia khawatir anak itu sedang depresi dan malah berbuat macam-macam kepadanya. Tiba-tiba manager cafe langsung yg datang kepada yuta.
"Mana wineku?" ucap Yuta
"Maaf nak, kebijakan cafe tidak menyediakan wine kepada pelajar, kalau kau ingin wine cari cafe lain, jangan disini!" ucap manager itu dengan tenang.
Yuta menatap manager tadi, dan ia mengendus pelan mengontrol emosinya."Kalau begitu berikan aku cola!" ucap Yuta kesal
Manager itu hanya mengangguk, dan menyuruh seorang pelayan untuk mengantarkan pesanan yang diminta oleh Yuta.
Tak lama pesanan Yuta pun tiba di mejanya."Ergh, orang tua sialan itu!" ucap Yuta kesal sambil memasukkan soda kecangkirnya
"Keparat! Yang aku harapkan darimu hanyalah melihatmu mati bodoh!" ucap Yuta lagi
"Kau tidak ingin meminum wine tuan?" ucap gary yg datang tiba-tiba.
"Kenapa kau disini? Bukankah orang tua sial itu sedang berpesta?" tanya Yuta
"Well, aku tadi melihat mobilmu didepan pagar, lalu kau memutar balik jadi aku ikuti kau dengan motor milik ayahmu!" ucap Gary
"Siapa?" tanya Yuta
"Apa?" sahut Gary bingung
"Perempuan malang itu?" ucap Yuta
"Oh ibu baru anda maksudmu? Namanya Olympia Dixion, usianya 23th" ucap Gary
"Cih dasar pedofil, bahkan usia wanita itu hanya beda beberapa tahun dariku!" ucap Yuta
"Perempuan itu terpaksa tuan, ayah dan ibunya bahkan semua keluarganya lenyap ditangan tuan justin, tuan justin melihatnya ketakutan dibawah selimut dan jatuh cinta padanya. Lalu jadilah seperti ini." ucap Gary.
"Kalau aku jadi perempuan itu aku akan menembakkan peluru kekepalaku dengan tanganku sendiri!" ucap Yuta
"Belajarlah untuk menerimanya tuan!" ucap Gary
"Dia akan mati Paman!" ucap Yuta sambil menaruh beberapa dolar dimeja dan pergi meninggalkan Gary
"Ayah dan anak sama saja!" ucap Gary tersenyum
Yuta pergi ke town square untuk menenangkan pikirannya yg kacau ia duduk di sebuah kursi dan melihat seorang pria memainkan sebuah biola dengan nada yg sedih, terlihat di depannya beberapa orang yg takjub dengan permainan biolanya dan saat pria itu berhenti memainkannya ia dibanjiri tepukan tangan.
Pria itu pun mengemas biolanya lalu ia pergi mengarah kepada yuta."Hei bung, kau keberatan aku duduk disini?" tanya pria itu.
"Tidak sama sekali, lagi pula ini tempat umum!" ucap Yuta tersenyum.
"Namaku Tommy, dilihat dari wajahmu sepertinya kau orang asia," Ucap Pria yg bernama Tommy tersebut.
"Namaku Yuta, well ya kau benar aku punya darah jepang!" ucap Yuta
"Kau dapat beasiswa disini?" tanya Tommy
"Tidak, tidak, ayahku orang kota ini jadi aku memang tinggal disini" ucap Yuta.
"Oh kau blasteran ya!" ucap Tommy
Yuta mengangguk sambil tersenyum hangat, dan Tommy membalas senyumannya.
"Hei ngomong-ngomong permainan biolamu keren" ucap Yuta
"Kau berlebihan, tapi terima kasih" ucap Tommy
"Kau sering bermain biola disini?" tanya Yuta
"Ah, Tidak juga! Aku bermain biola dimana aku ingin saja. Tempat ini mengingatkanku ketika aku kecil dulu, sudah lama aku meninggalkan kota ini sekitar 12 th yang lalu, aku dan ayahku pergi keluar negri, dan yah setelah ayahku meninggal aku kembali kekota ini karena disini memang tempatku." ucap Tommy
"Kau pasti disekolahkan di sekolah yang keren kan?" ucap Yuta
"Tidak juga, aku ini bukan orang yg percaya diri, aku tidak mau sekolah formal, namun aku tertarik pada musik jadi aku minta ayahku untuk memasukkanku kesekolah musik saja." ucap Tommy
"Yah kau berbakat bung, kau bisa jadi musisi, ayahmu pasti bangga punya anak sepertimu, disana dia pasti bahagia melihatmu" ucap Yuta sambil menepuk pundaknya Tommy.
"Kau ini kelihatannya baik sekali ya, senang bisa mengenalmu, aku ada urusan jadi aku pergi dulu! Sampai jumpa" ucap Tommy dan pergi.
Yuta hanya tersenyum, ia kembali duduk menatap langit yang sudah mulai menguning karena matahari sebentar lagi akan tenggelam, yuta merasa moodnya menjadi lebih baik setelah berbicara dengan pemain biola tadi.
"Beruntung anak itu, ia bisa hidup dengan normal, tidak sepertiku yg kotor ini sudah berapa nyawa lenyap ditanganku ini, huh lagi pula membandingkan hidupku dengan hidup orang lain malah membuatku semakin tidak berguna saja!" Ucap Yuta
"Aku heran kenapa anak itu menutup sebelah matanya dengan penutup mata ya?" ucap Yuta lagi.
.
.
.
.
.
"Aku pulang!""Tommy dari mana saja kau?" tanya seseorang
"Aku lelah!" Ucap Tommy malas menjawab pertanyaan orang tadi
"Kau selalu saja membuatku kesal! Kau ini serius membantuku atau tidak huh?" ucap orang itu lagi
"Dengar kak andrew aku ini adikmu anak ayah juga, aku juga punya kebencian yang sama, bahkan rasa benciku lebih besar darimu kau lihat adikmu ini dengan jelas, lihat mataku! Sudahlah jangan mengaturku! Aku menghargaimu tapi jangan mengaturku kak!" ucap Tommy dan pergi.
.
.
.
.
.
Yuta pulang kerumahnya, dilihatnya ayahnya sedang bersenang2 dengan istri barunya dengan keadan mabuk, sedang istrinya kelihatan sangat ketakutan dengan mata yang sembab dan make up yg kacau."Hei, Jagoanku Yuta Kaburame Koverjogh" ucap Justin sambil merangkul pundak Yuta
"Sejak kapan nama menjijikan itu ia sematkan dinamaku" yuta Membatin
"Hik.. Lihat Hik.. Aku berikan kau ibu baru, lebih cantik, lebih muda, dan tentunya masih original *(duh gimana ya, wkwkwk hehehe) Kau suka huh, usianya Hik.. Hanya beda beberapa tahun denganmu putrakuuuu!" ucap Justin
"Dan sayang, ini Yuta anakku dia adalah The angel of gun, Hik.. Tembakkannya tidak pernah meleset, sekali tebak dor shuuuuuuuttt korban akan mati ditempat!" ucap Justin lagi sambil mencium kening istri barunya.
"To-tolong, selamatkan aku darinya." ucap wanita bernama Olympia itu dengan lirih kepada yuta.
"Dia urusanmu, aku tidak bisa membantu!" ucap Yuta dan melepas rangkulan ayahnya yg sedang kehilangan kesadaran karena mabuk.
Ayah yuta membawa istri barunya kekamarnya dan yuta pun pergi kekamarnya yg tepat disebelah kamar ayahnya, yuta memasang headphone ditelinganya dengan volume yg tinggi karena ia tau perempuan malang itu akan dihancurkan hidupnya oleh ayahnya, dan setelah itu perempuan itu hanya bisa menerima kenyataan kalau ia akan hidup sebagai istri Seorang iblis Justin Koverjogh sama seperti ibunya dan Belinda ibu tirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dimitri's Revenge
NonfiksiApa yang kau pikirkan Jika teman Sekelasmu seorang Psikopat ? apa kau meminta pindah sekolah ? Atau kau akan Takut ke sekolah ? . . SMA Azopa adalah SMA Unggulan dan banyak mengukir prestasi cemerlang penerimaan siswa Baru Tahun Ini Membawa Petaka...