Tiiittt....Tiiitttt....Tiiiitttt
"Ck, siapa itu di depan pagar, hari ini benar-benar menyebalkan," ucap Dimitri yang melihat seorang wanita di depan pagar rumahnya. Wanita itu menyingkir, Dimitri keluar dari mobilnya dan membuka pagar rumahnya tanpa memperdulikan wanita yang berusaha menutupi wajahnya, seolah-olah ia tidak mau Dimitri melihatnya. Dimitri kembali masuk kedalam mobilnya, dan memarkir mobilnya di halaman rumahnya kemudian masuk kedalam rumah.
"My Son, I miss you," Ucap wanita iti yang ternyata adalah Helena
"Stev...Tante Tiffany...kemana orang-orang itu pergi, tadi mobil stev masih ada," Ucap Dimitri sambil terus memanggil nama Stevan dan Tantenya
"Apa mereka sudah tau aku ini apa? Dan pesan tadi dari mereka berdua? Tapi kenapa mobil stev masih ada?" Pikir Dimitri
"Stevan!,Tante Tiffany!," panggil Dimitri lagi.
Dimitri tidak peduli dan kembali kekamarnya, ia membaringkan tubuhnya belum sampai matanya tertutup alarm mobilnya stevan membangunkannya.
Tiiit...Tiitttt...Tiiitt
Dimitri melihat keluar rumah, wanita tadi tidak ada, hanya ada sebuah bola berwarna merah di dekat mobil stevan, tunggu dulu bukan merah tapi bola yang di lumuri darah.
"Ciiihh, pembunuh bayaran cabang mana lagi yang ingin bertemu denganku," ejek Dimitri karena ia hafal betul bau dan tekstur darah manusia.
Dimitri memutus sambungan Alarm di mobil Stevan dan pergi keruang rahasia miliknya
Saat ingin menekan sandi pintunya ia terkejut, Dimitri sekarang sangat marah, seseorang menjebol pintu itu, tanpa pikir panjang Dimitri langsung membuka dan siap-siap dengan sebilah pisau lipat di saku celananya.
"Akan lebih baik kau keluar," Ucap Dimitri
"Dimitri itu kau,"
"Stev,"
"Syukurlah, maafkan aku merusak pintumu a-aku terpaksa," ucap Stevan yang keluar dari dalam lemari kosong di tempat itu.
"Kau kenapa?" Ucap Dimitri
"Ada seseorang masuk rumah, membawa pisau setelah kau pergi kesekolah, dia memcarimu, aku ketakutan dan pergi lewat jendela, aku tidak tau harus pergi kemana, aku baru ingat ada ruanganmu di belakang rumah jadi aku jebol saja," ucap Stevan menjelaskan
"Siapa dia? Apa wanita?" Tanya Dimitri, karena tadi ia melihat ada wanita di pagar rumahnya.
"Tidak seorang pria, kurasa dia pembunuh nenekmu, mungkin dia mengincarmu," ucap Stevan
"Ibumu bagaimana?" Ucap Dimitri
"Ah iya ibu, aku sudah 9 jam disini ibu pasti sudah pulang kerja, bagaimana ini?, kalau ibu kenapa-kenapa bagaimana?" Panik Stevan dan pergi meninggalkan Dimitri sendirian diruangan tersebut.
"Menyusahkan, aku harus memperbaiki ini, untung dia tidak masuk keruanganku," ucap Dimitri
Dimitri masuk kedalam rumah, ia menemukan stevan pusing keliling-keliling rumah dengan wajah khawatir, Dimitri sangat mengerti karena ada tas ibunya di meja tamu itu artinya ibunya sudah pulang dan dibunuh, ia yakin darah di bola tadi adalah darah bibinya.
Dimitri menuju dapur, dan ke kamar mandi, pintu kamar mandi ternyata dikunci, insting pembunuh Dimitri benar-benar tajam ia seperti dapat mendeteksi dimana bau darah.
"Stev, ibumu di dalam kamar mandi." Teriak Dimitri, tak lama Stevan pun datang.
Mereka berdua mendobrak pintu kamar mandi tersebut. Jackpot Tiffany ada di dalam kubangan darah di bak mandi, bahkan lantai penuh dengan darah. Stevan yang melihatpun langsung sempoyongan tak tahan dengan pemandangan tersebut, tatapannya kosong dan mengeluarkan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimitri's Revenge
Non-FictionApa yang kau pikirkan Jika teman Sekelasmu seorang Psikopat ? apa kau meminta pindah sekolah ? Atau kau akan Takut ke sekolah ? . . SMA Azopa adalah SMA Unggulan dan banyak mengukir prestasi cemerlang penerimaan siswa Baru Tahun Ini Membawa Petaka...