"Baiklah tapi jangan banyak bergerak nak" ucap Polisi itu
Dimitri hanya mengangguk
"Jelaskan pada kami bagaimana kau bisa terluka seperti ini?" ucap polisi itu.
"Pagi ini aku belajar mata pelajaran biologi, tiba-tiba aku mendapatkan pesan dari nomor yang tidak aku ketahui, isi pesan itu membuatku marah jadi aku membalik meja di hadapanku dan aku pergi mencarinya karena aku muak dengannya, dan aku yakin dia pasti tak jauh dari sekolah. Orang itu seakan ia memata mataiku pak" ucap Dimitri
Dimitri memberikan isi pesan tadi pagi yang ia dapat kepada Polisi itu.
"Lalu bagaimana kau bisa ke GYM" tanya Polisi itu
"Karena ada seseorang yang memberikan aku brosur GYM itu, mereka menceritakan padaku tentang promo disana lalu aku diajaknya masuk, dan di saat aku masuk tiba-tiba pintu ada yang menutup, jendela dan gordennya. Aku melihat darah dimana-mana, orang yang bersamaku itupun terkejut, aku mencoba untuk lari namun seseorang menangkap tanganku dan menusukkan pisau padaku, orang yang tadi bersamaku memukul kepala pembunuh itu dengan barbel dan saat pembunuh itu menyerang orang yang menyelamatkanku saat itulah aku berlari. Orang itupun berusaha mengejarku namun aku berhasil lari." Cerita Dimitri
"Apa kau melihat wajahnya?" tanya polisi yang lain
Dimitri menggeleng pelan "Ia mengenakan masker dan topi yang terlihat hanyalah matanya"
"Baiklah Dimitri, aku dan timku pasti akan menemukannya. Lain kali kau jangan ceroboh, yang kau hadapi bukanlah anak seusiamu yang kau hadapi adalah Pembunuh Dimitri! Kau mungkin sasarannya Dim, karena kau adalah anak Dalson" ucap Polisi itu
"Kenapa mereka ingin sekali membunuh Dimitri?" tanya Stevan
"Kami menemukan Robert Jhonson 2 tahun silam, ia berusaha melakukan pembunuhan berencana kepada Roy Dalson, ayah Dimitri. Roy mengaku melihat seseorang 40 menit berdiri memandang kearah jendela di kamarnya tanpa alasan yang jelas, lalu Roy menelpon kantor polisi, dan kami berhasil menangkap salah satu kumpulan pembunuh bayaran yang di pimpin oleh Robert. Dari sejak itu aku kenal ayahmu dengan Baik Dimitri" ucap polisi itu.
Dimitri hanya terkekeh pelan, ia merasa diuntungkan dengan polisi yang menaruh simpati kepadanya.
"Baiklah, kami akan pergi dahulu dan nomor itu akan kami lacak. Selamat beristirahat anak muda, jaga dirimu baik-baik," ucap Polisi itu.
Dimitri hanya mengangguk
Tak lama setelah polisi itu keluar masuklah Yuta yang memang sudah lama menunggu di depan pintu kamar Dimitri."Ada yang mau aku bicarakan dengan Dimitri! Kau tidak keberatan keluar Steve?" ucap Yuta
"Oh baiklah, lagipula aku mau ke administrasi" ucap Stevan dan pergi.
Yuta menatap Dimitri dengan senyuman meledek, karena Dimitri yang ia kenal beringas malah terluka dan terbaring lemah di rumah sakit.
"Kau terluka jagoan?" ucap Yuta
"Aku sengaja melukai diriku!" ucap Dimitri
Yuta menatap Dimitri dengan terkejut, sekarang ia baru mengerti. Kalau Dimitrilah yang membunuh satu Gym itu, dan melukai dirinya sendiri agar ia malah menjadi korban, manipulasi yang benar-benar nekat.
"Jadi Gym itu! Kau?" ucap Yuta
"Yep, i'm killing all the people in that gym! why?" ucap Dimitri
"Dim, kau bisa melakukan hal gila ini! Tapi kapan kau melenyapkan ayahku?" ucap Yuta dengan nada kesalnya
"Ayahmu telah membunuh Ibuku Yuta, tentu aku akan melenyapkannya. Tapi sebelum itu aku harus melenyapkan serangga pengganggu dulu" ucap Dimitri
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimitri's Revenge
Non-FictionApa yang kau pikirkan Jika teman Sekelasmu seorang Psikopat ? apa kau meminta pindah sekolah ? Atau kau akan Takut ke sekolah ? . . SMA Azopa adalah SMA Unggulan dan banyak mengukir prestasi cemerlang penerimaan siswa Baru Tahun Ini Membawa Petaka...