[Tolong biasain vomment ya :( Biar dedek emesh ga syedih :* /g.g.g. boong deng haha]
10; The 'Accident'
**
"Astaga, Lyn, kau masih marah padaku?"
"Tidak."
"Kau membalas singkat. Berarti kau marah."
"Bagaimana kalau aku membalas singkat karena aku muak?"
"Hmm, itu tidak apa-apa?" Taehyung memiringkan kepalanya, pertanda ia bingung.
Lyn mendengus. Lelaki itu tidak tahu kalau kalimat tadi memiliki arti bahwa ia muak alias marah, kesal, jengkel pada Taehyung.
Oh, tentu saja lelaki itu takkan tahu. Dia kan tidak punya otak, ketus Lyn dalam hatinya. Dongkol.
"Kau marah gara-gara semalam?" tanya Taehyung, membuat Lyn tercekat. Lelaki itu menebak tepat sasaran.
Mendapati Lyn yang diam tanpa mau menjawab, Taehyung merengek. "Bukankah aku sudah minta maaf? Itu kecelakaan, kan? Aku tidak tahu kalau itu yang pertama untukmu."
Mendengar itu, mau tak mau membuat Lyn kembali mengingat kepada kejadian semalam. Rasa perih dan nyeri masih ia rasakan. Bukan hanya fisik, namun juga batinnya.
Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.
"Aku juga tidak tahu kalau kau akan berdarah. Maafkan aku." Taehyung memeluk Lyn yang saat ini menangis sesengukan di sofa ruang televisi yang merangkap sebagai ruang tamu itu. Mendekapnya erat, seolah takut Lyn akan pergi menjauh lagi seperti pertengkaran pertama mereka minggu lalu.
Lyn melepaskan pelukan itu dengan paksa. Ia bangkit dan pergi melangkah menuju kamarnya sebelum berkata, "Jangan ganggu aku sebelum hari sudah malam!"
Dengan begitu, ia pun menutup pintu dengan kencang hingga menimbulkan bunyi berdebam yang cukup keras.
Membuat Taehyung sendiri dengan berbagai perasaan yang berkecamuk.
Lyn marah, dan itu artinya ia tidak akan bisa meminta snack cokelat miliknya di kulas.
**
Taehyung berbaring di atas meja ruang televisi itu dengan tidak berselera. Ia ingin tidur di sofa sambil menonton siaran langsung Kamen Rider. Namun, Lyn tidak mengijinkannya.
Maka dari itu Taehyung menjalankan aksi mogoknya dengan tidur telentang di atas meja. Berharap dengan begitu, Lyn akan tersulut emosinya dan pergi ke kamarnya hingga akhirnya Taehyung dapat kembali tidur di sofa.
"Kau tidak marah?" Taehyung memiringkan posisinya agar ia bisa berhadapan dengan Lyn yang sedang tiduran di sofa. Jarak dari sofa ke meja sangat dekat, ngomong-ngomong.
"Karena?"
"Aku tidur di meja."
"Kau sudah sering melakukan itu, kan?"
"Oh.. benarkah?"
Lyn memutar bola matanya jengah. "Kemarin juga kau mencoba untuk tidur di kulkas, kalau saja aku tidak menghentikanmu."
"Wow." Hanya itu yang mampu Taehyung ucapkan. Terlampau terkejut dan ia bingung harus menjawab apa lagi.
Aneh. Kukira kemarin aku tidur di kolam, pikir Taehyung dalam hatinya. Namun, ia sudah tidak terlalu memusingkan hal itu karena tak lama, terdengar suara mesin berdenting dan suara pintu yang dibuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alien Boy VS Phobia Girl [COMPLETED]
Humor[sebagian cerita di privat karena sider yang membandel. silakan follow dulu baru add story ke library] Kim Taehyung. Anak laki-laki berumur 19 tahun yang sering disangka pengidap autis dan kadang kala pula disangka pasien rumah sakit jiwa yang kabur...