Chapter 16

4.6K 815 142
                                    

[ Sebelumnya, guys, gue pengen minta maaaaaaf banget karena gak apdet2 lebih dari 8 bulan. Udah kaya kuda hamil aja. Lama. Selain karena di smt 4 ini gue sibuk magang di PT senin-jumat dan kuliah malem, gue juga bener-bener lupa kalau gue publish ff ini. Makanya pas minggu2 kemarin gue cuma apdet yang the prankster krn gue kira ff gue cuma itu sama yang 50 shades of media social.

Terus, gue jg mohon maaf kalau alur cerita gue di ff manpun suka ada yang gak singkron, plot hole, logicless and etc. tbrh, I'm the exact word of 'forgetful'. Gue ini pelupaaaaa banget.

Nama lengkap bapak sama emak aja gue suka lupa. Tanggal lahir sendiri juga suka ketuker sama tanggal lahir adek gue. Jadi, kl misalkan di chapter sebelumnya, misal, si Taehyung itu tinggal di apart A, terus di next chap gue sebutnya apart B, tolong kasi tau gue ya heuheu. Bikoz gue males jg si, kalau re-read dari awal cerita.

Anyway, enjoy and please, if you're lazy as crap to vomment, then at least vote my fanfic. ]

--

16; Days without Lyn





Day 2.




Ironis.

Jimin menggelengkan kepalanya prihatin, kala maniknya menangkap sosok Taehyung yang sedang duduk dan larut dalam lamunannya di ruang TV. Pasalnya, Taehyung duduk tegak dengan dada dibidangkan, lutut dirapatkan, serta menatap lurus TV yang menampilkan layar warna-warni dan mengeluarkan bunyi 'tuuuuuut' panjang seperti suara kentut.

Pertanda bahwa sudah tidak ada lagi tayangan dalam channel tersebut.

Wajar saja.

Toh, sekarang sudah pukul dua pagi. Demi apapun, Jimin juga terkejut ketika ia terbangun dari tidurnya dan hendak memenuhi panggilan alam, dia malah mendapati Taehyung di ruang televisi dengan keadaan seperti itu. Tadinya, hampir saja Jimin melempar Taehyung dengan sandal tidurnya karena ia sempat mengira itu Valak jenis baru, yang lebih keidiotan.

"Kau seram, Taehyung." Jimin berjalan mendekatinya, kemudian mematikan Televisi guna menghemat listrik. "Tidurlah, sekarang sudah pukul dua pagi."

Tak ada respon apapun. Alih-alih menjawab, Taehyung malah menggali emas di hidungnya pakai cotton bud. Di sini, Jimin mulai merasa aneh.

Dengan gerakan lambat, Taehyung memalingkan kepalanya dan menatap Jimin dengan tatapan kosong. Membuat Jimin merasa merinding seketika, terutama di bagian bawah. Tambah saja membuat ia semakin ingin ke toilet!

"Apa-apaan sih kau ini?" sewot Jimin sambil menggeplak kepala Taehyung, agar ia sadar. Masalahnya, kalau ia semerinding ini, bisa-bisa bukan hanya ia takut ke toilet, tapi celananya bisa basah duluan!

Duh.

Mau ditaruh di mana wajah bulatnya itu kalau sampai mengompol di depan Taehyung, yang bahkan sampai detik ini dia hidup, masih kecepirit di celananya? Tidak! Ini tidak bisa dibiarkan, demi saus tar-tar yang bergejolak dalam lautan bikini bottom.

Menggeplak kepala Taehyung rupanya adalah pilihan yang tepat. Kini, ia terlihat seperti orang yang baru sadar setelah dihipnotis oleh pesulap terkenal dunia, Uya Kunyuk.

Ia melihat keadaan sekitar dengan ling-lung. "Aku di mana?" tanyanya, penuh penjiwaan, seolah ia benar-benar tidak sadar sedari tadi.

"Di bulan," jawabnya sarkastik.

Taehyung melebarkan matanya. Seketika ia berdiri dengan panik."APA? OH MAY GAD, JIMIN. SHIT DOWN! KITA HARUS BAGAIMANA?"


Jimin pusing tujuh keliling dan menyesal sampai tujuh turunan karena tadi mengerjai Taehyung. Lihat, kini lelaki itu sedang berlari panik mengelilingi ruang televisi. Jika ada yang bertanya siapa manusia paling dramatis di dunia ini, maka jawabannya adalah Kim Tae-Drama-Hyung.

Alien Boy VS Phobia Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang