18; Taehyung Dies at the End
ada pengumuman penting dibawah. baca yes
dan tolong jangan lupa VOMMENT nya. hargai usaha orang yg udah capek2 bikin cerita.
.
.
.
.
.Lyn menatap Ibunya yang sedang sibuk mematut diri di depan cermin kamarnya—secara teknis, sebenarnya kamar Jimin karena ini unit apartemennya, tapi, ia harus berpura-pura ini miliknya karena Ibunya takkan mungkin mengijinkan ia berbagi atap dengan lelaki. Apalagi sejenis Taehyung.
“Bu, yakin tidak apa-apa? Aku bisa memesan taxi dan ikut mengantar—“
“Sayang,” potong Ibu Lyn, kini ia berbalik dan menghampiri anak perempuannya, “Ibu sudah bilang, kan? Kamu tidak perlu berbuat apa-apa. Ibu bisa pergi ke bandara sendiri. Lagi pula, kamu ada jam kuliah sore, kan?”
“Bukan itu yang kumaksud,” ujar Lyn membela dirinya. “Aku kan hanya ingin mengantar Ibu. Lagi pula, kenapa tiba-tiba sekali harus pulang ke Beijing?”
Ibu Lyn mengendikkan bahunya sambil menggeret kopernya, ia berjalan perlahan ke luar. Lyn membuntuti dalam diam hingga mereka ada di depan lift. Beliau masih juga tidak memberi jawaban. Hal itu membuat Lyn berasumsi kalau Ibunya tidak mau membahas alasan kepulangannya.
“Jaga dirimu baik-baik dan kalau bisa, belikan obat untuk temanmu yang bernama Taehyung itu,” ujar Ibunya sambil memasuki lift yang baru saja terbuka.
Lyn hanya mengangguk sebagai jawaban. Dikira pacar anakmu punya penyakit jiwa, Bu, batin Lyn dalam hatinya miris. Kesan Ibunya pada Taehyung selama sepuluh hari sejak ia di Korea sama sekali tidak bagus. Setelah lift tertutup, ia pun memutuskan untuk kembali ke apartemen Jimin.
13.10 KST.
Masih banyak waktu sebelum kuliah sore, pikir Lyn. Kini ia bingung harus apa.
Setelah mundar-mandir dan merenung selama beberapa menit, akhirnya ia memutuskan untuk kembali saja lagi ke apartemennya dan Taehyung. Sudah tidak ada lagi alasan untuk ia berpura-pura tinggal di apartemen Jimin.202020
Bunyi berdentang pun terdengar setelah Lyn memasukkan password-nya. Lyn membuka pintu apartemen, kemudian masuk perlahan. Ia dapat merasakan perasaan lega menyusupi dadanya ketika kembali melihat layout dan interior yang ia kenali ini.
Kapan terakhir kali ia ke sini? Mungkin sepuluh hari yang lalu. Lagi pula, sejak Ibunya datang, ia harus langsung berpura-pura tinggal sendiri di apartemen Jimin yang ada di lantai 12 B itu. Ia juga tidak bisa ke apartemennya dan Taehyung yang ada di lantai 12, karena Ibunya selalu membuntuti ke mana-mana seperti upil hijau yang basah. Lengket. Selalu melekat.
“Daripada diam, lebih baik mulai membawa kembali barang-barangku di Apartemen Jimin saja.”
Lyn pun mengambil barang-barang Jimin yang juga ada di unit apartemennya dan Taehyung, kemudian ia pergi menuju apartemen Jimin untuk menaruh barang lelaki itu, dan kembali membawa barangnya kembali.
Duh. Kuharap Taehyung dan Jimin cepat pulang agar dapat membantuku.
**
“Bantu aku Jimiiin, Taeiiil!”
Taehyung berlari sambil tertatih-tatih, diikuti beberapa umpatan dan makian dari penghuni perpustakaan lain karena ia begitu berisik, dan tolong jangan lupakan kalau pakaian gembelnya itu benar-benar membuat mata sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alien Boy VS Phobia Girl [COMPLETED]
Humor[sebagian cerita di privat karena sider yang membandel. silakan follow dulu baru add story ke library] Kim Taehyung. Anak laki-laki berumur 19 tahun yang sering disangka pengidap autis dan kadang kala pula disangka pasien rumah sakit jiwa yang kabur...