Takumi's POV
"Apa-apaan kau?!"
"Ayolah, temani aku disini. Kita bermain-main dulu sebentar sebelum pulang ke rumah."
Aku menarik tangan Tomoe dengan paksa dan keras. Saking kerasnya, sampai-sampai tangannya memerah. Aku menghempaskan tubuhnya di atas sofa ruangan rahasia ini dan mengunci pintu dua kali. Kulihat matanya yang menatapku dengan ketakutan. Aku pun membalasnya dengan tatapan menakutkan dan seringai jahat. Tidak tahu apa atau siapa yang sedang merasuki diriku sekarang. Diriku yang sekarang ini bukanlah diriku yang biasanya. Mungkin ada seseorang yang jauh disana sedang mengontrol tubuhku ini.
"T-taku-chan..."
Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya dan menatap matanya.
"Huh?"
"... Ti...dak..."
Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain dan bisa kulihat pipinya yang memerah. Manis sekali.
"Ada apa? Kau mau pergi dariku?"
Aku bertanya sembari memilin rambut merahnya. Ia menggelengkan kepalanya dengan enggan.
"Bagus."
Aku melumat bibir Tomoe dengan lembut. Aku mulai menggerakkan bibirku dan menunggu hingga Tomoe membalas ciumanku. Merasa kesal karena Tomoe tetap terdiam,aku mendorong tubuhnya hingga ia bersandar di sandaran sofa dan mencoba membuka mulutnya dengan lidahku. Sesekali aku membuka mataku untuk melihat ekspresi yang dibuat olehnya. Aku terus menjilat bibirnya agar ia membuka mulutnya, namun cara ini tidak berhasil. Aku pun menurunkan kedua tanganku dan menyentuh dada Tomoe. Kuremas dadanya dengan kasar dan ia pun membuka mulutnya untuk mendesah. Aku memanfaatkan kesempatan ini untuk memasukkan lidahku ke dalam mulutnya. Lidah Tomoe sungguh hangat. Lidahku mengajaknya untuk bergulat, namun ia tetap terdiam tidak melakukan apa-apa. Aku pun melepaskan ciumanku dan menarik kembali kedua tanganku. Kulihat matanya yang berair. Tomoe menangis?
"Tolong kau jangan diam saja dan berhentilah menangis."
"Mengapa kau lakukan ini padaku...?"
Suara Tomoe bergetar. Matanya yang berkaca-kaca menatap sayu mataku. Aku menjambak rambutnya dan mendekatkan wajahku ke wajahnya.
"Karena kau melakukan kesalahan."
"Kesalahan apa?!"
"Kau mendekati pria lain."
"Memangnya kenapa kalau aku mendekati pria lain?!"
Aku menatap tajam matanya. Berkali-kali aku telah mengatakannya.
"Karena kau milikku."
Air mata Tomoe terjatuh dan aku pun merasa kesal melihatnya.
"Sudah berapa kali aku berkata bahwa kau milikku!"
"Taku-chan... Sebegini kejamnya kah kau?"
"Aku tidak kejam. Aku hanya ingin melindungimu dari laki-laki yang tidak baik—"
"Misaki-senpai laki-laki yang baik!! Kaulah laki-laki yang tidak baik!!!"
Jantungku serasa berhenti berdetak. Mataku seakan ingin keluar. Perutku seperti ingin memuntahkan isinya. Aku merasa sakit hati mendengarnya. Sungguh menyakitkan ketika kita berusaha untuk melindungi seseorang,namun seseorang itu malah menolakmu. Aku mengempaskan kepalanya, kemudian mengambil tasku.
"Baiklah,kau bilang bahwa aku laki-laki yang tidak baik. Aku akan mrnjadi laki-laki yang benar-benar tidak baik sekarang."
Aku menatap matanya dengan tajam dan pergi meninggalkan ruangan ini. Ia meremehkanku. Dan aku hanya perlu menghukumnya sebagai balasanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
There,There, My Bitch
Любовные романы"Apakah kau bisa membayangkan rasanya jika kita tertarik dengan seseorang,tetapi ada orang lain yang melarang kita untuk suka sama seseorang itu tanpa tujuan? Dan jika kita melanggarnya,hukuman menyakitkan akan menanti kita nantinya." (Beberapa part...