Takumi's POV
Aku benar-benar tidak percaya bahwa aku benar-benar melakukannya setelah berhari-hari mengimpikannya. Mencium Tomoe. Ya,ini adalah ciuman pertamaku dan Tomoe. Akhir-akhir ini,aku ingin tahu rasanya mencium perempuan dan aku memilih Tomoe sebagai sasaran. Semuanya berjalan lancar,tanpa perlawanan dari Tomoe sendiri. Kupikir ia akan meronta-ronta dan menghajarku habis-habisan. Nyatanya,ia hanya duduk termenung di sebelahku. Ia tidak berkata apa-apa lagi setelah kulumat bibir manisnya hingga sekarang. Ketika kedua mata kami saling bertemu,ia pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Apakah ia marah padaku secara tidak langsung? Sepertinya sih tidak. Mungkin ia hanya sedikit shocked karena kelakuanku yang aneh ini. Ya,aku mengakui bahwa aku aneh akhir-akhir ini. Ini semua karena film porno itu,ini semua karena Nakagawa-senpai.
"Tomoe?"
"Hm?"
Ia menyahutku dengan suara dan nada yang normal,namun matanya tidak menatapku.
"Maafkan kelakuanku tadi."
"Ti-tidak apa. Aku memaafkanmu,Taku-chan."
Syukurlah. Tomoe memang sahabat yang baik. Padahal,aku sudah merenggut keperawanan bibirnya,namun ia sama sekali tidak marah padaku. Menurutmu,apakah aneh jika seseorang mencium sahabatnya sendiri? Menurutku sih agak aneh,namun aku malah melakukannya. Bagaimana aku ini. Aku merasa sangat bersalah padanya.
"Terima kasih."
"Taku-chan,kau sudah mengerjakan PR Biologi?"
"Oh ya,sudah."
"Umm... Boleh aku melihatnya? Hehe... Sekalian ajari aku,aku benar-benar tidak mengerti."
Tomoe kembali menjadi normal setelah keantengannya tadi. Bahkan,ia menunjukkan wajah sok imut yang bodohnya padaku. Itu membuatku tenang dan tidak merasa bersalah lagi. Aku pun mengiyakan permintaan Tomoe dan mengajarinya. Akhirnya,kami tidak saling dingin lagi setelah kejadian aneh itu dan mulai bercakap-cakap seperti hari-hari biasa.
Kau memang milikku,Tomoe.
***
Tomoe's POV
"Haaah..."
Aku menatap refleksi diriku di cermin kamar mandi perempuan yang sepi ini. Kedua tanganku menampung air yang keluar deras dari kran wastafel. Kubasuh wajahku agar kembali segar.
"Taku-chan membuat jantungku berdebar kencang. Ini rasanya sangat aneh."
Aku mulai berbicara sendiri di dalam hati sembari menjilati bibirku berkali-kali. Hembusan nafas panjang keluar dari hidung dan mulutku. Sungguh,jantungku masih berdebar kencang hingga saat ini. Hebat sekali dirinya yang bisa membuatku merasa aneh seperti ini. Dari dulu Takumi belum pernah mencium satu perempuan pun,namun ia melakukannya tadi,denganku. Aku benar-benar tak menyangka bahwa aku adalah first kissnya. Perasaan,dari dulu Takumi tidak pernah tertarik untuk mencium perempuan,namun hari ini? Ah,aku memang tidak bisa mencegah Takumi untuk menjadi dewasa.
Aku beranjak pergi dari kamar mandi perempuan dengan kepala tertunduk. Ketika aku keluar dari kamar mandi dan mendongakkan kepalaku,sesosok manusia kecil menyambut pandanganku. Itu membuatku terkejut,namun aku bisa menyembunyikannya.
"Shiori-chan!"
Mataku sedikit terbelalak dan jantungku hampir copot.
"Misaki-senpai?"
"Istirahat bersama,yuk!"
Iya juga,ya. Ini waktunya istirahat,bukan? Kupikir ini masih jam pelajaran,namun aku baru ingat bahwa aku pergi ke kamar mandi setelah bel istirahat berbunyi,meninggalkan Takumi sendirian di kelas. Apa tidak apa-apa aku istirahat bersama Misaki-senpai sementara Takumi menungguku di kelas? Tidak apalah,lagipula aku sedang agak bermasalah dengan Takumi. Bukan masalah besar,namun aku sedikit merasa canggung ketika berada di sebelah Takumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
There,There, My Bitch
Romansa"Apakah kau bisa membayangkan rasanya jika kita tertarik dengan seseorang,tetapi ada orang lain yang melarang kita untuk suka sama seseorang itu tanpa tujuan? Dan jika kita melanggarnya,hukuman menyakitkan akan menanti kita nantinya." (Beberapa part...