Tomoe's POV
Tunggu,aku juga memerlukan kunci ruangan ini! Siapa tahu jika aku ingin menggunakan ruangan ini,namun aku tidak menemukan Takumi untuk meminjam kuncinya. Aku perlu menduplikat kunci ini.
"Taku-chan! Kupinjam dulu kuncinya. Aku akan menduplikatnya."
Takumi diam tidak menjawab apa-apa. Ia hanya menatap mataku kosong dengan senyuman miring yang tersungging di wajahnya. Sejak kapan ia memiliki tatapan dan ekspresi wajah yang menyeramkan seperti itu? Apa maksud dari tatapan itu?
"Taku-chan?"
Berkali-kali aku memanggil namanya,namun ia tetap memberiku tatapan kosongnya. Sungguh,ekspresi wajahnya sungguh menyeramkan,membuat bulu kudukku berdiri. Aku merasa seperti hewan lemah yang akan diterkam oleh predator buas.
"Taku-chan!"
"Huh? Ada apa?"
Akhirnya ia tersadar dari lamunannya. Wajahnya terlihat seperti orang bodoh saat ini,namun wajahnya itu terlihat lebih baik daripada yang tadi. Aku menunjuk ke arah kunci yang ia genggam dengan erat di tangan kanannya. Mengerti dengan maksudku,Takumi memberikan kunci itu padaku. Ia berjalan keluar dari ruangan ini dan meninggalkanku sendirian setelah bunyi bel masuk terdengar. Baiklah,kau meninggalkan aku disini,Takumi.
***
"Taku-chan! Mengapa kau meninggalkanku?"
"Huh? Maafkan aku."
"Menyebalkan sekali kau ini."
Aku terus menyemburkan kekesalanku kepada Takumi,membuat perhatian banyak orang di kelas tertuju pada kami. Tak peduli apa yang orang pikirkan ketika melihatku,aku hanya kesal dengan tingkah laku Takumi,mulai dari meninggalkanku ketika bertemu dengan senpai laki-laki cantik itu,hingga meninggalkanku di ruangan kosong. Oh,aku kembali teringat dengan senpai yang menangis tadi. Kira-kira apa yang terjadi padanya hingga menangis seperti itu? Apakah laki-laki tinggi besar itu membully dirinya habis-habisan? Sepertinya tidak. Aku ingat kata-kata yang terakhir dikatakan laki-laki tinggi besar itu. "Jika kau melakukan kesalahan lagi,aku benar-benar akan melakukannya!". Melakukan apa? Melakukan sesuatu yang tidak disukai oleh senpai laki-laki cantik itu? Atau sesuatu yang ditakuti oleh senpai laki-laki cantik itu?
"Tomo-chan..."
"Apa?"
"Mengapa pada saat di SMP kau tidak pernah tertarik dengan satu laki-laki pun?"
Hah? Mengapa tiba-tiba ia bertanya seperti itu?
"Yaa,karena belum waktunya aku tertarik dengan laki-laki."
"Oooh."
Memang aneh sekali tingkah laku Takumi hari ini. Perasaan dari dulu ia tidak pernah menanyakan soal laki-laki. Tumben.
"Euh... Taku-chan,kau ingin masuk ekskul apa?"
Aku mencoba membuka pembicaraan agar suasana di antara kami tidak terlalu hening,meski pertanyaan yang kulontarkan dapat disebut "tidak penting".
"Hmm... Seperti biasa,basket. Kau?"
"Kudengar di sekolah ini ada ekskul bulutangkis,jadi aku mengikutinya."
"Ya,kau harus masuk ekskul bulutangkis. Kau sangat mahir dalam permainan bulutangkis,namun sayangnya kau payah dalam basket."
Takumi menjulurkan lidah merahnya padaku. Lelaki ini benar-benar mirip dengan setan. Sikap kurang ajarnya ini tidak pernah hilang dari dulu. Memuji di awal dan mengejek di akhirnya. Sangat menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
There,There, My Bitch
Romansa"Apakah kau bisa membayangkan rasanya jika kita tertarik dengan seseorang,tetapi ada orang lain yang melarang kita untuk suka sama seseorang itu tanpa tujuan? Dan jika kita melanggarnya,hukuman menyakitkan akan menanti kita nantinya." (Beberapa part...