Tomoe's POV
Inilah hari pertamaku dan Takumi bersekolah di SMA Nishinkyo. Tidak ada yang spesial di hari pertama ini-menurutku. Rasanya sama saja seperti di SMP,sama-sama bersekolah. Dan lagi-lagi aku satu sekolah dengan Takumi,dari TK hingga sekarang. Awas saja jika nanti kami satu universitas.
"Oh,maafkan aku."
Seorang anak laki-laki menyenggol mejaku dan meminta maaf padaku. Sepertinya ia sengaja melakukannya.
"Ya,tidak apa-apa."
Aku memaafkan anak laki-laki itu sembari tersenyum manis padanya. Kulihat wajahnya menjadi kaku ketika aku tersenyum.
"Eh,ya... Sekali lagi maafkan aku,siapa namamu?"
"Tomoe Shiori."
"Ya,Shiori-chan."
Ia berjalan meninggalkanku. Aku memerhatikan dirinya hingga ia duduk di bangkunya. Tiba-tiba,Takumi menyikut lengan atasku.
"Heh,kau naksir laki-laki itu?"
"Hiiih? Tidak. Aku tahu dia memang tampan,tapi terlihat dari wajahnya bahwa ia adalah seorang playboy."
"Ya,maka dari itu kau tidak boleh tertarik dengan laki-laki itu. Okay?"
"Ya,ya. Terserah kau."
Aku benar-benar heran dengan Takumi. Seenaknya saja melarangku untuk tertarik dengan lelaki lain. Memangnya dia siapa? Kekasihku? Bukan,kan? Padahal,sewaktu SMP ia tidak pernah bertingkah seperti ini.
Bel istirahat telah berbunyi. Aku menutup buku pelajaranku dan memasukkannya ke dalam tas dengan sembarang. Ketika hendak beranjak pergi ke kantin,sebuah tangan menggenggam pergelangan tangan kananku secara tiba-tiba. Oh,itu Takumi.
"Tunggu aku. Ayo kita ke kantin bersama."
Takumi berjalan di sampingku dan kami pergi ke kantin. Kelas 1-D ini tempatnya sangat jauh dari peradaban–bisa dibilang begitu. Maksudku,kelasku ini terletak di gedung sekolah bagian paling dalam,bagian yang jarang dilalui banyak orang. Tak heran jika di sepanjang koridor suasananya sangat hening,hanya ada suara derikan lantai kayu yang terpijak oleh kaki kami. Hanya ada 1 ruangan yang terpakai di sepanjang koridor ini,yaitu kelas kami–kelas kami terletak di ujung koridor. Sisanya hanyalah ruangan kosong yang dijadikan sebagai gudang penyimpanan barang untuk sementara. Mungkin saja ruangan-ruangan kosong ini akan dijadikan kelas untuk adik-adik kelas kami nantinya. Aku mencoba membuka pintu salah satu ruangan kosong di koridor ini. Hei,ruangan ini tidak dikunci?! Aku mengintip ke dalam ruangan. Gelap,tak ada cahaya. Aku bisa mencium aroma kayu-kayuan di dalam ruangan ini. Mungkin banyak meja dan kursi disimpan di dalam sini. Aku menutup kembali pintu itu dan kembali melanjutkan perjalanan jauh menuju kantinKau "Ada apa di dalam sana?"
"Tak tahu. Sepertinya ada meja dan kursi saja."
"Kita bisa mencari tahu isi ruangan itu nanti."
"Ide bagus."
Kami berdua berjalan menuruni tangga. Kelas kami berada di lantai paling atas,di lantai tiga. Hanya untuk pergi ke kantin untuk membeli sedikit camilan saja rasanya sangat melelahkan. Ditambah lagi kantinnya dipenuhi oleh para siswa dan guru.
"Kau mau membeli apa?"
"Ah,aku ingin lollipop saja."
"Oke."
Aku mengambil satu permen favoritku dan membayarnya kepada ibu kantin. Kami pun berjalan kembali menuju kelas.
"Mau keliling sebentar? Aku bosan berdiam diri di kelas."

KAMU SEDANG MEMBACA
There,There, My Bitch
Romance"Apakah kau bisa membayangkan rasanya jika kita tertarik dengan seseorang,tetapi ada orang lain yang melarang kita untuk suka sama seseorang itu tanpa tujuan? Dan jika kita melanggarnya,hukuman menyakitkan akan menanti kita nantinya." (Beberapa part...